BAB I
PENDAHULUAN
I.
I Latar belakang
Bunga merupakan alat reproduksi seksual.
Suatu bunga yang lengkap mempunyai daun kelopak, daun mahkota, benang
sari, putik, dan daun buah. Bunga terdiri atas bagian yang fertil, yaitu benang
sari dan daun buah, serta bagian yang steril yaitu daun kelopak dan daun
mahkota. Tumbuhan dapat memperbanyak diri atau
berkembang biak. Yang dapat menjadi tumbuhan baru adalah suatu bagian tubuh
tumbuhan. Yang kemudian dapat memisahkan diri atas oleh manusia dengan sengaja
dipisahkan dari tumbuhan yang lama (Sumardi, 1993).
Bagian tubuh
tumbuhan yang dapat merupakan alat perkembangbiakan disebut dengan bunga, oleh karena itu alat perkembangbiakan
dapat dibedakan menjadi alat perkembangbiakan vegetatif dan alat perkembangan
generatif yang pada tumbuhan adalah bijinya. Biji terdapat dalam buah, dan buah
berasal dari bunga. Bunga mempunyai susunan
yang bermacam- macam yaitu bunga tunggal dan bunga majemuk. Yang
mempunyai bagian- bagian seperti tangkai bunga (pedicellus), Dasar bunga (reseptaculum), dan lain- lain
(Tjitrosoepomo, 1995).
I. 2 Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah
dari praktikum anatomi bunga ini antara lain:
1.
Bagaimana
struktur anatomi bagian-bagian bunga seperti : sepalum, petalum, benang sari,
dan putik ?
I.3 Tujuan
Berdasarkan
rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka di dapatkan tujuannya sebagai
berikut:
1.
Untuk mengetahui
struktur anatomi bagian-bagian bunga seperti : sepalum, petalum, benang sari,
dan putik
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.
1 Pengertian bunga
Bunga
merupakan alat reproduksi seksual. Suatu bunga yang lengkap mempunai daun
kelopak, daun mahkota, benang sari, putik, dan daun buah. Bunga terdiri atas
bagian yang fertil, yaitu benang sari dan daun buah, serta bagian yang steril
yaitu daun kelopak dan daun mahkota. Bunga adalah bagian tumbuhan yang
berfungsi sebagai alat untuk mengadakan penyerbukan dan pembuahan sehingga
terbentuk buah dengan biji yang digunakan untuk perkembangbiakan generatif pada
tumbuhan biji. Bagian tubuh tumbuhan yang
kemudian dapat tumbuh menjadi individu baru dinamakan : alat perkembangan (organum reproductivum). Dan bagian tubuh
tumbuhan yang dapat merupakan alat perkembangbiakan sangat bermacam- macam,
oleh karena itu alat perkembangbiakan dapat dibedakan menjadi alat
perkembangbiakan vegetatif dan alat perkembangan generatif yang pada tumbuhan
adalah bijinya. Biji terdapat dalam buah, dan buah berasal dari bunga (Sumardi,
1993).
Bagian
tubuh tumbuhan yang dapat merupakan alat perkembangbiakan disebut dengan bunga, oleh karena itu alat perkembangbiakan
dapat dibedakan menjadi alat perkembangbiakan vegetatif dan alat perkembangan
generatif yang pada tumbuhan adalah bijinya. Biji terdapat dalam buah, dan buah
berasal dari bunga. Bunga mempunyai susunan
yang bermacam- macam yaitu bunga tunggal dan bunga majemuk. Yang
mempunyai bagian- bagian seperti tangkai bunga (pedicellus), Dasar bunga (reseptaculum), dam lain- lain
(Tjitrosoepomo, 1995).
2.2
Bagian- bagian bunga
Bagian- bagian bunga antara lain
:
a.
Tangkai bunga (pedicellus), yang bagian bunga yang
masih jelas bersifat batang.
b.
Dasar bunga (reseptaculum), yaitu ujung tangkai yang seringkali melebar, dengan
ruas- ruas yang amat pendek, sehingga daun– daun yang telah mengalami
metamorfosis menjadi bagian- bagian bunga.
c.
Hiasan bunga (perianthium),
-
Kelopak (kalyx), yaitu bagian hiasan bunga yang nmerupakan lingkaran luar,
biasanya berwarna hijau,
-
Tajuk bunga (corolla), yaitu bagian hiasan bunga yang terdapat pada lingkar
dalam, biasanya tidak berwarna hijau lagi.
d.
Alat- alat kelamin jantan (androecium): bagian ini sesungguhnya
juga merupakan metamorfosis daun yang menghasilkan serbuk sari (stamen),
e.
Alat- alat kelamin betina (gynaecium), yang pada bunga merupakan
bagian yang biasanya disebut putik (pistillum).
(Resmisari, 2008)
f.
Melihat bagian- bagian bunga
(tangkai dan dasar bunganya tidak terhitungkan), maka bunga dapat dibedakan dalam :
-
Bunga lengkap atau sempurna (flos completusl), yang terdiri atas : 1
lingkaran daun- daun kelopak, 1
lingkaran daun- daun mahkota, 1 atau 2 lingkaran benang sari dan satu lingkaran
daun- daun buah. Bunga yang bagian- bagiannya tersusun dalam 4 lingkaran.
(Iriawati, 1998)
Bunga terdiri atas sebuah sumbu yang
padanya organ-organ bunga yang lain tumbuh. Bagian dari sumbu yang merupakan
ruas yang berakhir dengan tangkai bunga (pedisel). Ujung distal pedisel ini
mengembang dengan panjang yang beragam dan bagian ini disebut reseptakael bunga
(talamus). Organ-organ bunga melekat pada reseptakel. Sebuah bunga yang khas
mempunyai empat macam organ. Organ-organ yang paling luar adalah sepal yang
secara bersama-sama membentuk kaliks yang biasanya berwaran hijau dan ditemukan
paling rendah kedudukannya pada reseptakel. Disebelah dalam sepal adalah
corolla yang terdiri atas petal, pada umumnya berwarna yang membentuk perhiasan
bunga. Bila semua perhiasan bunga itu sama, mereka disebut tepal. Di dalam
perhiasan bunga dijumpai dua macam organ reproduksi, yang sebelah luar disebut
stamen yang bersma-sama membentuk androsium, dan sebelah dalam di sebut karpel
yang membentuk ginesium (Fahn, 1991).
Jumlah lapisan
dinding kepala sari bervariasi. Lapisan dinding ini merupakan diferensiasi dari
lapisan parietal primer, yang terletak disebelah dalam epidermis. Epidermis
merupakan lapisan dinding terluar, kadang-kadang berbentuk papila. Endotesium,
terletak di bawah epidermis. Pada waktu kepala sari masak, endotesium membentuk
dinding sekunder, pada bagian antiklinal dan dinding tangensial bagian dalam.
Penebalan antiklinal menyebabkan terbentuknya struktur yang berserabut oleh karena
itu endotesium sering disebut lamina fibrosa. Lapisan tengah terletak sebelah
dalam endotesium, yang terdiri atas 2-3 lapisan sel. Pada waktu kepala sari
masak, sel-selnya terdesak oleh endotesium, sehingga lapisan ini disebut pula
lapisan tertekan. Tapetum, merupakan lapisan terdalam dari dinding kepala sari.
Sel-selnya mengandung protoplas yang padat dengan inti yang jelas. Tapetum
mempunyai fungsi nutritif bagi sel induk serbuk sari maupun serbuk sari yang
masih muda. Serbuk sari yang telah masak keluar melalui lubang yang terjadi
pada dinding antera yang disebut stomium. Serbuk sari berasal dari sel induk
serbuk (Sumardi, 1993).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Struktur Perkembangan Tumbuhan tentang
Anatomi ” Bunga ” ini dilakukan pada hari Kamis tanggal 14 Mei 2009 di Laboratorium Biologi Pendidikan Dasar I
Universitas Islam Negeri Malang pada pukul 07.00- 09.00 WIB.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat- alat yang digunakan pada praktikum ini
antara lain:
1.
Mikroskop 1
buah
2.
Kaca benda 5 buah
3.
Tutup benda 5 buah
4.
Pisau silet 1
buah
5.
Pipet tetes 1
buah
6.
Pinset 1
buah
3.2.2 Bahan
Bahan- bahan yang digunakan pada praktikum ini
antara lain :
1. Tangkai bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis).
2. Putik bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis).
3. Benang sari bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis).
4. Bakal buah buah sepatu (Hibiscus rosasinensis).
3.3 Cara kerja
3.3.1 Preparat tangkai bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis).
1.
Dibuat irisan melintang dari tangkai bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis).
2.
Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10x40.
3.
Digambar dan dicari bagian-bagiannya.
3.3.2 Preparat putik bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis).
1.
Dibuat irisan melintang dari putik bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis).
2.
Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10x40.
3.
Digambar dan dicari bagian-bagiannya.
3.3.3 Preparat benang sari bunga
sepatu (Hibiscus rosasinensis).
1.
Dibuat irisan melintang dari benang sari bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis).
2.
Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10x40.
3.
Digambar dan dicari bagian-bagiannya.
3.3.4 Bakal buah bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis).
1.
Dibuat irisan melintang dari bakal buah bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis).
2.
Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10x40.
3.
Digambar dan dicari bagian-bagiannya
BAB IV
HASIL DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil pengamatan
Gambar asli
|
Gambar literatur
|
Irisan melintang benang sari
|
(Iriawati, 1998)
|
Irisan melintang bakal buah
|
(Iriawati, 1998)
|
Irisan melintang tangkai putik
|
(Iriawati, 1998)
|
Irisan melintang putik
|
(Iriawati, 1998)
|
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pada benang sari bunga sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis)
Pada hasil pengamatan yang telah kami lakukan pada benang sari bunga sepatu (Hibiscus
rosasinensis) dilakukan dengan menggunakan mikroskop perbesaran 10x40, adanya dinding mikrospora yang
berwarna cokelat kekuning-kuningan, sedangkan warna dari serbuk sari berwarna kuning, dan terdapat konektium, tapetum, mikrospora tetra, jaringan epidermis,
dan endotesium.
Gambar. Stamen pada bunga
(Anonymous,2008)
Stamen terdiri
dari tangkai sari atau filamen dan dibagian distal terdapat kepala sari atau
antera. Pada antera biasanya terdapat dua bagian, masing-masing
bercuping dua. Kedua bagian antera bersambungan di tengah dengan penghubung
kepala sari, atau konektivum. Setiap bagian mengandung dua buah kantung sari
atau kumpulan karpel yang bersatu menjadi ginesium. Biasanya terdiri dari 3
bagian, yakni bakal buah dengan bakal biji atau ovulum, tangkai putik atau
stylus, serta kepala putik atau stigma yang strukturnya memudahkan polinasi
(Hidayat, 1995).
Benang sari terdiri atas kepala sari dan
tangkai sari. Tangkai sari tersusun oleh jaringan dasar, yaitu sel-sel parenkimatis
yang menyerupai vakuola, tanpa ruang antar sel. Sel-sel ini sering mengandung
pigmen, epidermis dengan kutikula, trikhoma, mungkin stomata dan mungkin juga
stomata tetap terbuka seperti pada hidatoda. Kepala sari mempunyai
struktur yang sangat kompleks, terdiri atas dinding yang berlapis-lapis, dan
dibagian terdapat loculus ruang sari (mikrosporangium) yang berisi butir-butir
serbuk sari (Sumardi, 1993).
4.2.2 Bakal buah bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis).
Pada pengamatan yang kami lakukan dilakukan
dengan menggunakan mikroskop perbesaran 10x40, pada bakal buah bunga sepatu (Hibiscus
rosasinensis) terdapat adanya bakal buah, bakal biji,
serta ruang bakal buah, dan ditemukan plasmalema serta
jaringan pengangkut.
Bakal buah
dibedakan menjadi dinding bakal buah dan ruang bakal buah. Pada bakal buah
beruang banyak terdapat sekat pemisah. Bakal biji atau ovulum terdapat pada
daerah dinding bakal buah dalam (adaksial) yang disebut plasenta (Savitri,
1995).
Pembentukan
megasfora melalui peristiwa sel induk megasfora disebut megasforogenesis.
Megasfora bisa dikatakan juga sebagai kantung embrio, dan akan berkecambah
dengan terjadinya mitosis pada intinya yang akhirnya memberikan kantung embrio
dewasa yang berinti delapan. Di banyak Angiospermae, kantong embrio
matang berisi 8 inti, masing-masing sering mempunyai dinding sel. Ketiga
sel dekat dengan mikropil yaitu sel telur dan dua sel sinergid. Di dekat
kalaza terdapat 3 sel antipoda. Dua buah inti di tengah di sebut inti polar.
Jika keduanya bersatu, jumlah sel dalam kantung embrio menjadi 7. Sel antipoda
sering berdegenerasi di awal pertumbuhan. Pada sinergid biasanya terdapat
penebalan dinding yang disebut aparat filiform (seperti benang) yang meluas
dibagian sel dekat mikropil (Hidayat, 1995).
Setiap bakal biji atau
ovulum melekat pada dinding ovarium dengan adanya tangkai bakal biji
(funikulus) yang mengandung satu berkas pembuluh. Bakal biji
terdiri dari jaringan tengah atau nuselus, dilingkari dengan integumen
dalam dan integumen luar. Kedua integumen mengelilingi satu saluran yang
bermuara di pori, disebut mikropil. Daerah nukleus, integumen, dan funikulus
berhubungan disebut kalaza, sering terletak berhadapan dengan mikropil. Tabung
sari tumbuh melalui mikropil di saat fertilisasi. Sebagaimana pada tapetum
antera, nukleus biasanya sudah tak ada ketika bakal biji mencapai taraf dewasa
karena telah berdegenerasi (Hidayat, 1995).
4.2.3 Tangkai
putik bunga sepatu (Hibiscus
rosa-sinensis)
Pada pengamatan yang telah dilakukan pada
bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis) dilakukan
dengan menggunakan mikroskop perbesaran 10x40. ditemukan yaitu adanya jaringan angkut, jaringan
epidermis, jaringan parenkim, dan terdapat beberapa trikoma pada bagian
epidermis.
Stylus merupakan bagian karpel yang
memanjang ke atas (distal). Pada kebanyakan angiospermae, stylusnya padat dan
jaringan di tengah terspesialisasi menjadi jaringan transmisi yang merupakan
jalan bagi buluh serbuk sari untuk mencapai bakal biji. Stylus ada yang
berongga dan ada yang padat. Pada stylus yang berongga, butir sari berkecambah
dan menghasilkan tabung sari yang kemudian tumbuh melalui tepi rongga tangkai
sari yang dilapisi sel sekresi. Pada stylus padat melalui jaringan transmisi.
Jaringan transmisi menyediakan nutrisi
yang berfungsi untuk membantu pertumbuhan buluh serbuk sari melalui stylus.
Jaringan dasar stylus bersifat parenkim dan ditembus oleh berkas pembuluh
angkut (Savitri, 2005).
4.2.4 Putik bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
Pada pengamatan yang telah dilakukan pada bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis dilakukan dengan
menggunakan mikroskop perbesaran 10x40. ditemukan adanya stigma kering yang
berwarna merah, stigma basah yang berwarna orange, serta adanya butir sari
berwarna kuning.
Putik tediri dari dari
kepala putik, tangkai kepala putik, dan bakal buah. Tangkai kepala putik juga
terdiri dari jaringan parenkimatis. Pada kepala putik kadang dijumpai papilla
pada epidermisnya. Bakal buah meliputi dinding bakal buah yang ruang ovariumnya
lebih dari satu dapat ditemukan septum. Dinding bakal buah parenkimatis dan
didalamnya terdapat berkas pengangkut. Berkas pengangkut juga dapat dijumpai
dalam septum. Di dalam ruang bakal buah ditemukan juga bakal biji yang tersusun
dari jaringan parenkimatis (Savitri,2008).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan dari beberapa
sumber literatur maka dapat diambil kesimpulan :
1. Pada hasil pengamatan yang
telah kami lakukan pada benang sari bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis) dilakukan
dengan menggunakan mikroskop perbesaran 10x40, adanya dinding mikrospora yang berwarna cokelat kekuning-kuningan, sedangkan
warna dari serbuk sari berwarna kuning, dan terdapat
konektium, tapetum, mikrospora tetra, jaringan epidermis, dan endotesium.
2. Pada pengamatan
yang kami lakukan dilakukan dengan menggunakan mikroskop perbesaran 10x40, pada bakal buah bunga sepatu (Hibiscus
rosasinensis) terdapat adanya bakal buah, bakal biji,
serta ruang bakal buah, dan ditemukan plasmalema serta
jaringan pengangkut.
3. Pada pengamatan yang telah
dilakukan pada bunga sepatu (Hibiscus
rosasinensis) dilakukan dengan menggunakan mikroskop perbesaran 10x40. ditemukan yaitu adanya jaringan angkut, jaringan
epidermis, jaringan parenkim, dan terdapat beberapa trikoma pada bagian
epidermis.
4. Pada pengamatan yang telah
dilakukan pada bunga sepatu (Hibiscus
rosasinensis dilakukan dengan menggunakan mikroskop perbesaran 10x40.
ditemukan adanya stigma kering yang berwarna merah, stigma basah yang berwarna
orange, serta adanya butir sari berwarna kuning.
DAFTAR PUSTAKA
Fahn, A. 1991. Anatomi
Tumbuhan Edisi 3. Yogyakarta : Universitas
Gajah Mada Press.
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi
Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB.
Sumardi,
Issrep. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada Press.
Resmisari,
Ruri. 2008. Power Poin Jaringan.
Malang: Universitas Islam Negeri Malang.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1995. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Universitas
Gadjah Mada Press
0 komentar:
Posting Komentar