salam

Pages

Rabu, 17 April 2013

STRUKTUR PERKEMBANGAN TUMBUHAN II “ BUNGA ”

 
BAB I
PENDAHULUAN

I. I  Latar belakang
 Bunga merupakan alat reproduksi seksual. Suatu bunga yang lengkap mempunyai daun kelopak, daun mahkota, benang sari, putik, dan daun buah. Bunga terdiri atas bagian yang fertil, yaitu benang sari dan daun buah, serta bagian yang steril yaitu daun kelopak dan daun mahkota.  Tumbuhan dapat memperbanyak diri atau berkembang biak. Yang dapat menjadi tumbuhan baru adalah suatu bagian tubuh tumbuhan. Yang kemudian dapat memisahkan diri atas oleh manusia dengan sengaja dipisahkan dari tumbuhan yang lama (Sumardi, 1993).
Bagian tubuh tumbuhan yang dapat merupakan alat perkembangbiakan disebut dengan  bunga, oleh karena itu alat perkembangbiakan dapat dibedakan menjadi alat perkembangbiakan vegetatif dan alat perkembangan generatif yang pada tumbuhan adalah bijinya. Biji terdapat dalam buah, dan buah berasal dari bunga. Bunga mempunyai susunan  yang bermacam- macam yaitu bunga tunggal dan bunga majemuk. Yang mempunyai bagian- bagian seperti tangkai bunga (pedicellus),  Dasar bunga (reseptaculum), dan lain- lain (Tjitrosoepomo, 1995).

I. 2 Rumusan masalah
            Adapun rumusan masalah dari praktikum anatomi bunga ini antara lain:
1.    Bagaimana struktur anatomi bagian-bagian bunga seperti : sepalum, petalum, benang sari, dan putik ?

I.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, maka di dapatkan tujuannya sebagai berikut:
1.    Untuk mengetahui struktur anatomi bagian-bagian bunga seperti : sepalum, petalum, benang sari, dan putik

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2. 1 Pengertian bunga
            Bunga merupakan alat reproduksi seksual. Suatu bunga yang lengkap mempunai daun kelopak, daun mahkota, benang sari, putik, dan daun buah. Bunga terdiri atas bagian yang fertil, yaitu benang sari dan daun buah, serta bagian yang steril yaitu daun kelopak dan daun mahkota. Bunga adalah bagian tumbuhan yang berfungsi sebagai alat untuk mengadakan penyerbukan dan pembuahan sehingga terbentuk buah dengan biji yang digunakan untuk perkembangbiakan generatif pada tumbuhan biji. Bagian tubuh tumbuhan yang kemudian dapat tumbuh menjadi individu baru dinamakan : alat perkembangan (organum reproductivum). Dan bagian tubuh tumbuhan yang dapat merupakan alat perkembangbiakan sangat bermacam- macam, oleh karena itu alat perkembangbiakan dapat dibedakan menjadi alat perkembangbiakan vegetatif dan alat perkembangan generatif yang pada tumbuhan adalah bijinya. Biji terdapat dalam buah, dan buah berasal dari bunga (Sumardi, 1993).
            Bagian tubuh tumbuhan yang dapat merupakan alat perkembangbiakan disebut dengan  bunga, oleh karena itu alat perkembangbiakan dapat dibedakan menjadi alat perkembangbiakan vegetatif dan alat perkembangan generatif yang pada tumbuhan adalah bijinya. Biji terdapat dalam buah, dan buah berasal dari bunga. Bunga mempunyai susunan  yang bermacam- macam yaitu bunga tunggal dan bunga majemuk. Yang mempunyai bagian- bagian seperti tangkai bunga (pedicellus),  Dasar bunga (reseptaculum), dam lain- lain (Tjitrosoepomo, 1995).

2.2 Bagian- bagian bunga
            Bagian- bagian bunga antara lain :
a.       Tangkai bunga (pedicellus), yang bagian bunga yang masih jelas bersifat batang.
b.      Dasar bunga (reseptaculum), yaitu ujung tangkai yang seringkali melebar, dengan ruas- ruas yang amat pendek, sehingga daun– daun yang telah mengalami metamorfosis menjadi bagian- bagian bunga.
c.       Hiasan bunga (perianthium),
-          Kelopak (kalyx), yaitu bagian hiasan bunga yang nmerupakan lingkaran luar, biasanya berwarna hijau,
-          Tajuk bunga (corolla), yaitu bagian hiasan bunga yang terdapat pada lingkar dalam, biasanya tidak berwarna hijau lagi.
d.      Alat- alat kelamin jantan (androecium): bagian ini sesungguhnya juga merupakan metamorfosis daun yang menghasilkan serbuk sari (stamen),
e.       Alat- alat kelamin betina (gynaecium), yang pada bunga merupakan bagian yang biasanya disebut putik (pistillum).

(Resmisari, 2008)

f.       Melihat bagian- bagian bunga (tangkai dan dasar bunganya tidak terhitungkan),  maka bunga dapat dibedakan dalam :
-          Bunga lengkap atau sempurna (flos completusl), yang terdiri atas : 1 lingkaran daun- daun  kelopak, 1 lingkaran daun- daun mahkota, 1 atau 2 lingkaran benang sari dan satu lingkaran daun- daun buah. Bunga yang bagian- bagiannya tersusun dalam 4 lingkaran.


(Iriawati, 1998)

Bunga terdiri atas sebuah sumbu yang padanya organ-organ bunga yang lain tumbuh. Bagian dari sumbu yang merupakan ruas yang berakhir dengan tangkai bunga (pedisel). Ujung distal pedisel ini mengembang dengan panjang yang beragam dan bagian ini disebut reseptakael bunga (talamus). Organ-organ bunga melekat pada reseptakel. Sebuah bunga yang khas mempunyai empat macam organ. Organ-organ yang paling luar adalah sepal yang secara bersama-sama membentuk kaliks yang biasanya berwaran hijau dan ditemukan paling rendah kedudukannya pada reseptakel. Disebelah dalam sepal adalah corolla yang terdiri atas petal, pada umumnya berwarna yang membentuk perhiasan bunga. Bila semua perhiasan bunga itu sama, mereka disebut tepal. Di dalam perhiasan bunga dijumpai dua macam organ reproduksi, yang sebelah luar disebut stamen yang bersma-sama membentuk androsium, dan sebelah dalam di sebut karpel yang membentuk ginesium (Fahn, 1991).
Jumlah lapisan dinding kepala sari bervariasi. Lapisan dinding ini merupakan diferensiasi dari lapisan parietal primer, yang terletak disebelah dalam epidermis. Epidermis merupakan lapisan dinding terluar, kadang-kadang berbentuk papila. Endotesium, terletak di bawah epidermis. Pada waktu kepala sari masak, endotesium membentuk dinding sekunder, pada bagian antiklinal dan dinding tangensial bagian dalam. Penebalan antiklinal menyebabkan terbentuknya struktur yang berserabut oleh karena itu endotesium sering disebut lamina fibrosa. Lapisan tengah terletak sebelah dalam endotesium, yang terdiri atas 2-3 lapisan sel. Pada waktu kepala sari masak, sel-selnya terdesak oleh endotesium, sehingga lapisan ini disebut pula lapisan tertekan. Tapetum, merupakan lapisan terdalam dari dinding kepala sari. Sel-selnya mengandung protoplas yang padat dengan inti yang jelas. Tapetum mempunyai fungsi nutritif bagi sel induk serbuk sari maupun serbuk sari yang masih muda. Serbuk sari yang telah masak keluar melalui lubang yang terjadi pada dinding antera yang disebut stomium. Serbuk sari berasal dari sel induk serbuk (Sumardi, 1993).


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Struktur Perkembangan Tumbuhan tentang Anatomi ” Bunga ” ini dilakukan pada hari Kamis tanggal 14 Mei 2009 di Laboratorium Biologi Pendidikan Dasar I Universitas Islam Negeri Malang pada pukul 07.00- 09.00 WIB.

3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
Alat- alat yang digunakan pada praktikum ini antara lain:
1.       Mikroskop                                       1 buah
2.       Kaca benda                                      5 buah
3.       Tutup benda                                     5 buah
4.       Pisau silet                                        1 buah
5.       Pipet tetes                                        1 buah
6.       Pinset                                              1 buah

3.2.2 Bahan
Bahan- bahan yang digunakan pada praktikum ini antara lain :
1. Tangkai bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis).
2. Putik bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis).
3. Benang sari bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis).
4. Bakal buah buah sepatu (Hibiscus rosasinensis).

3.3 Cara kerja
3.3.1 Preparat tangkai bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis).
1.       Dibuat irisan melintang dari tangkai bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis).
2.       Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10x40.
3.       Digambar dan dicari bagian-bagiannya.



3.3.2 Preparat putik bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis).
1.         Dibuat irisan melintang dari putik bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis).
2.         Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10x40.
3.         Digambar dan dicari bagian-bagiannya.

3.3.3 Preparat benang sari bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis).
1.         Dibuat irisan melintang dari benang sari bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis).
2.         Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10x40.
3.         Digambar dan dicari bagian-bagiannya.

3.3.4 Bakal buah bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis).
1.         Dibuat irisan melintang dari bakal buah  bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis).
2.         Diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10x40.
3.         Digambar dan dicari bagian-bagiannya


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


4.1 Hasil pengamatan
Gambar asli
Gambar literatur
Irisan melintang benang sari


















(Iriawati, 1998)



Irisan melintang bakal buah




(Iriawati, 1998)


Irisan melintang tangkai putik


(Iriawati, 1998)




Irisan melintang putik


(Iriawati, 1998)








4.2 Pembahasan
4.2.1  Pada benang sari bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
      Pada hasil pengamatan yang telah kami lakukan pada benang sari bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis) dilakukan dengan menggunakan mikroskop perbesaran 10x40, adanya dinding mikrospora yang berwarna cokelat kekuning-kuningan, sedangkan warna dari serbuk sari berwarna kuning, dan terdapat konektium, tapetum, mikrospora tetra, jaringan epidermis, dan endotesium.



Gambar. Stamen pada bunga
 (Anonymous,2008)

Stamen terdiri dari tangkai sari atau filamen dan dibagian distal terdapat kepala sari atau antera. Pada antera biasanya terdapat dua bagian, masing-masing bercuping dua. Kedua bagian antera bersambungan di tengah dengan penghubung kepala sari, atau konektivum. Setiap bagian mengandung dua buah kantung sari atau kumpulan karpel yang bersatu menjadi ginesium. Biasanya terdiri dari 3 bagian, yakni bakal buah dengan bakal biji atau ovulum, tangkai putik atau stylus, serta kepala putik atau stigma yang strukturnya memudahkan polinasi (Hidayat, 1995).
 Benang sari terdiri atas kepala sari dan tangkai sari. Tangkai sari tersusun oleh jaringan dasar, yaitu sel-sel parenkimatis yang menyerupai vakuola, tanpa ruang antar sel. Sel-sel ini sering mengandung pigmen, epidermis dengan kutikula, trikhoma, mungkin stomata dan mungkin juga stomata tetap terbuka seperti pada hidatoda. Kepala sari mempunyai struktur yang sangat kompleks, terdiri atas dinding yang berlapis-lapis, dan dibagian terdapat loculus ruang sari (mikrosporangium) yang berisi butir-butir serbuk sari (Sumardi, 1993).

4.2.2 Bakal buah bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis).

Pada pengamatan yang kami lakukan dilakukan dengan menggunakan mikroskop perbesaran 10x40,  pada bakal buah bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis) terdapat adanya bakal buah, bakal biji, serta ruang bakal buah, dan ditemukan plasmalema serta jaringan pengangkut.
Bakal buah dibedakan menjadi dinding bakal buah dan ruang bakal buah. Pada bakal buah beruang banyak terdapat sekat pemisah. Bakal biji atau ovulum terdapat pada daerah dinding bakal buah dalam (adaksial) yang disebut plasenta (Savitri, 1995).
Pembentukan megasfora melalui peristiwa sel induk megasfora disebut megasforogenesis. Megasfora bisa dikatakan juga sebagai kantung embrio, dan akan berkecambah dengan terjadinya mitosis pada intinya yang akhirnya memberikan kantung embrio dewasa yang berinti delapan. Di banyak Angiospermae, kantong embrio matang berisi 8 inti, masing-masing sering mempunyai dinding sel. Ketiga sel dekat dengan mikropil yaitu sel telur dan dua sel sinergid. Di dekat kalaza terdapat 3 sel antipoda. Dua buah inti di tengah di sebut inti polar. Jika keduanya bersatu, jumlah sel dalam kantung embrio menjadi 7. Sel antipoda sering berdegenerasi di awal pertumbuhan. Pada sinergid biasanya terdapat penebalan dinding yang disebut aparat filiform (seperti benang) yang meluas dibagian sel dekat mikropil (Hidayat, 1995).
Setiap bakal biji atau ovulum melekat pada dinding ovarium dengan adanya tangkai bakal biji (funikulus) yang mengandung satu berkas pembuluh. Bakal biji terdiri dari jaringan tengah atau nuselus, dilingkari dengan integumen dalam dan integumen luar. Kedua integumen mengelilingi satu saluran yang bermuara di pori, disebut mikropil. Daerah nukleus, integumen, dan funikulus berhubungan disebut kalaza, sering terletak berhadapan dengan mikropil. Tabung sari tumbuh melalui mikropil di saat fertilisasi. Sebagaimana pada tapetum antera, nukleus biasanya sudah tak ada ketika bakal biji mencapai taraf dewasa karena telah berdegenerasi (Hidayat, 1995).
4.2.3 Tangkai putik bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
 Pada pengamatan yang telah dilakukan pada bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis) dilakukan dengan menggunakan mikroskop perbesaran 10x40. ditemukan yaitu adanya jaringan angkut, jaringan epidermis, jaringan parenkim, dan terdapat beberapa trikoma pada bagian epidermis.
Stylus merupakan bagian karpel yang memanjang ke atas (distal). Pada kebanyakan angiospermae, stylusnya padat dan jaringan di tengah terspesialisasi menjadi jaringan transmisi yang merupakan jalan bagi buluh serbuk sari untuk mencapai bakal biji. Stylus ada yang berongga dan ada yang padat. Pada stylus yang berongga, butir sari berkecambah dan menghasilkan tabung sari yang kemudian tumbuh melalui tepi rongga tangkai sari yang dilapisi sel sekresi. Pada stylus padat melalui jaringan transmisi. Jaringan transmisi  menyediakan nutrisi yang berfungsi untuk membantu pertumbuhan buluh serbuk sari melalui stylus. Jaringan dasar stylus bersifat parenkim dan ditembus oleh berkas pembuluh angkut (Savitri, 2005).
4.2.4  Putik bunga sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)
Pada pengamatan yang telah dilakukan pada bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis dilakukan dengan menggunakan mikroskop perbesaran 10x40. ditemukan adanya stigma kering yang berwarna merah, stigma basah yang berwarna orange, serta adanya butir sari berwarna kuning.
Putik tediri dari dari kepala putik, tangkai kepala putik, dan bakal buah. Tangkai kepala putik juga terdiri dari jaringan parenkimatis. Pada kepala putik kadang dijumpai papilla pada epidermisnya. Bakal buah meliputi dinding bakal buah yang ruang ovariumnya lebih dari satu dapat ditemukan septum. Dinding bakal buah parenkimatis dan didalamnya terdapat berkas pengangkut. Berkas pengangkut juga dapat dijumpai dalam septum. Di dalam ruang bakal buah ditemukan juga bakal biji yang tersusun dari jaringan parenkimatis (Savitri,2008).


BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pengamatan dan dari beberapa sumber literatur maka dapat diambil kesimpulan :
1.      Pada hasil pengamatan yang telah kami lakukan pada benang sari bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis) dilakukan dengan menggunakan mikroskop perbesaran 10x40, adanya dinding mikrospora yang berwarna cokelat kekuning-kuningan, sedangkan warna dari serbuk sari berwarna kuning, dan terdapat konektium, tapetum, mikrospora tetra, jaringan epidermis, dan endotesium.
2.      Pada pengamatan yang kami lakukan dilakukan dengan menggunakan mikroskop perbesaran 10x40,  pada bakal buah bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis) terdapat adanya bakal buah, bakal biji, serta ruang bakal buah, dan ditemukan plasmalema serta jaringan pengangkut.
3.      Pada pengamatan yang telah dilakukan pada bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis) dilakukan dengan menggunakan mikroskop perbesaran 10x40. ditemukan yaitu adanya jaringan angkut, jaringan epidermis, jaringan parenkim, dan terdapat beberapa trikoma pada bagian epidermis.
4.      Pada pengamatan yang telah dilakukan pada bunga sepatu (Hibiscus rosasinensis dilakukan dengan menggunakan mikroskop perbesaran 10x40. ditemukan adanya stigma kering yang berwarna merah, stigma basah yang berwarna orange, serta adanya butir sari berwarna kuning.



DAFTAR PUSTAKA

Fahn, A. 1991. Anatomi Tumbuhan Edisi 3. Yogyakarta : Universitas Gajah Mada Press.

Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB.

Sumardi, Issrep. 1993. Struktur dan Perkembangan Tumbuhan. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Press.

Resmisari, Ruri. 2008. Power Poin Jaringan. Malang: Universitas Islam Negeri Malang.

Tjitrosoepomo, Gembong. 1995. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Universitas
Gadjah Mada Press


0 komentar:

Posting Komentar