BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
belakang
Daun merupakan alat yang penting bagi kehidupan
tumbuhan, sebab disitu terjadi proses fotosintesis yang akan menghasilkan
makanan bagi tumbuhan. Hasil fotosintesis akan didistribusikan keseluruh organ
untukpertumbuhan dan perkembangan. Daun tidak seperti organ lain pada tumbuhan
karena bersifat sementara. Perlu untuk diamati bagaimana susunan tumbuhan
jaringan yang menyusunnya, disesuaikan dengan adaptasi pada lingkungannya.
Biasanya daun yang lengkapterdiri dari atas helai daun
(lamina), tangkai daun (petiolus), pelepah daun (vagina), daun yang ketiga
bagian trsebut lengkap disebut daun lengkap, sedangkan daun yang salah satu
dari bagian tersebut tidak ada, disebut daun tidak lengkap.
1.2
Rumusan
Masalah
Rumusan masalah dari praktikum ini dalah sebagai berikut:
- Bagaiman jaringan penyunsun daun monokotil dan dikotil?
- Bagaimana anatomi jaringan penyusun daun yang dihubungkan dengan adaptasi lingkungan?
- Bagaimana ciri-ciri khusus yang terdapat pada daun monokotil dan dikotil?
1.3
Tujuan
Tujuan dilaksanakannya praktikum ini adalah:
- untuk mengetahui jaringan penyusun daun monokotil dan dikotil.
- untuk mengetahui jaringan penyusun daun yang dihubungkan dengan adaptasi lingkungan.
- untuk mengetahui ciri-ciri khusus yang terdapat pada daun monokotil dan dikotil.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Morfologi Daun
Daun merupakan alat atau organ tumbuhan yang melekat
pada batang. Daun yang lengkap terdiri dari tiga bagian yakni pelepah atau upih
(vagina), tangkai (ptiolus) dan helai daun(lamina). Namun tidak semua daun
mempunyai bagian itu, jika salah satu atau dua bagian tidak ditemukan pada daun
disebut daun tak lengkap(Hidajat, 2000;8).
Daun terbagi menjadi daun tunggal dan majemuk. Pada daun
majemuk terdapat sejumlah nak daun yang melekat pada tangkai daun atau
panjangnya. Sumbu bersama seperti itu disebut rakis, jika anak daun muncul di
sisi lateral dari rakis, daun tersebut dinamakan daun majemuk bersirip. Dan
kalau semua anak daun muncul diujung rakis yang amat pendek sehingga dapat
dikatakan menlekat diujung tangkai daun bersama, maka daun tersebut dinamakan
daun majemuk menjari (Hidayat, 1995 : 196).
2.2 Histologi Daun
Seperti halnya akar dan batang, daun terdiri dari
jaringan dermal, yakni epidermis, jaringan pembuluh, dan jaringan dasar yang
disebut jaringan mesofil. Karena daun biasanya idak mengalami penebalan
sekunder, epidermis bertahan sebagai sistem dermal. Namun, pada sisik tunas
yang bertahan lama, ada kemungkinan dibentuk periderm (Hidayat, 1995).
Epidermis
Sifat terpenting daun adalah susunan selnya yang kompak
dan adanya kutikula dan stomata. Stomata ini bisa ditemukan dikedua sisinya (daun
amfistomatik), atau hanya disatu sisi, yakni sebelah atas atau adaksial (daun
epistomatik). Pada daun lebar yang pada kelompok dikotil, letak stomata tersebar.
Pada monokotil dan gymnospermae, stomata sering tersusun dalam deretan
memanjang yang sejajar dengan sumbu daun. Sel penutup pada stomata dapat berada
ditempat yang sama tingginya, lebih tinggi, atau lebih rendah dari epidermis
(Hidayat, 1995).
Mesofil
Bagian utama helai daun adalah mesofil yang banyak
mengandung kloroplas dan ruang antar sel. Mesofil dapat bersifat homogen atau
terbagi menjadi jaringan tiang (palisade) dan jarinagn spons (bunga karang).
Jaringan tiang lebih kompak dari pada jaringan spons yang memiliki ruang
antarsel yang luas.
Pada daun dapat ditemukan 1-2 lapisan jaringan tiang.
Jarinagn spons terdiri dari sel-sel bercabangyang tratur bentuknya. Hubungan
antara sel dan sel lain terbatas pada ujung cabang itu. Jaringan spons mempunyai
hubungan yang horizontal dan sejajar dengan permuakan daun (Hidayat, 1995).
Berdasarkan mesofilnya ada beberapa tipe daun, yaitu
dorsoventral, palisade parenkim dibagian sisi atas saja,
isolateral/isobilateral/univasial palisade parenkim terdapat pada dua sisi,
sisi atas dan bawah, misalnya pada daun jambu, sentris yakni pada penampang
melintang daun membentuk membulat, parenkim terdapat pada tepi daun (savitri,
2008).
Sistem Jaringan Pembuluh
Sistem jaringan pembuluh tersebar keseluruh helaian daun
dan dengan demikian menunjukkan adanya hubungan ruang yang erat dengan mesofil.
Jarinagn pembuluh membentuk sistem yang saling berkaitan dan terletak dalam
bidang median, sejajar denagn permukaan daun. Berkas pembuluh pada daun
biasanya disebut tulang daun. Tampak adanya dua macam pola yakni sistem tulang
daun jala, dan sistem tulang daun sejajar, sistem tulang daun jala merupakan
sistem tulang daun bercabang. Pada sistem ini tulang daun lebih halus secara
bertahap dibentuk sebagai cabang dari tulang daun yang tebal (Hidayat, 1995).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum tentang daun studi Struktur Perkembangan
Tumbuhan II dilaksanakan pada tanggal 06 Mei 2009, pada pukul 13.30 WIB, di
Laboratorium Pendidikan Biologi fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam
Negri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat-alat
Peralatan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
- Mikroskop elektron 1 buah
- Objek glass dan Deck glass 4 pasang
- Silet 2 buah
- Pipet tetes 1 buah
- Kobokan 1 buah
- Tissu secukupnya
3.2.2 Bahan-bahan
Bahan yang diperlukan dalam praktikum ini dalah sebagai berikut:
- Daun jagung (Zea masy) secukupnya
- Daun kacang tanah (Arachis hipogae) secukupnya
- Empulur Ipomea batatas secukupnya
- Daun paku-pakuan (pteridophyta ) secukupnya
- Daun talas (Colocasia ) secukupnya
3.3 Langkah Kerja
- Dipotong bagian Daun yang masih segar dari jagung (Zea masy) secara melintang, dibuat setipis mungkin, ditambahkan air, diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 10 atau 10 x 40, diamati bagian-bagian penyunsun daun, tipe berkas pengangkutnya.
- Dipotong bagian akar yang masih segar dari Daun kacang tanah (Arachis hipogae) secara melintang, dibuat setipis mungkin, ditambahkan air, diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 10 atau 10 x 40, diamati bagian-bagian penyunsun daun, tipe berkas pengangkutnya.
- Dipotong bagian empulur Ipomea batatas secara melintang, dibuat setipis mungkin, ditambahkan air, diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 10 atau 10 x 40, diamati bagian-bagian penyunsunnya.
- Dipotong bagian Talas secara melintang, dibuat setipis mungkin, ditambahkan air, diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 10 atau 10 x 40, diamati bagian-bagian penyunsun daun, tipe berkas pengangkutnya.
- Dipotong bagian daun yang masih segar dari paku-pakuan secara melintang, dibuat setipis mungkin, ditambahkan air, diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 10 atau 10 x 40, diamati bagian-bagian penyunsun daun, tipe berkas pengangkutnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Gambar pengamatan
|
Gambar literatur
|
Keterangan
|
Daun Zea masy
|
|
|
Daun Arachis hipogae
|
|
|
Empulur Ipomea batatas
|
|
|
Daun talas Colocasia
|
|
|
Daun paku-pakuan
|
|
|
4.2 Pembahasan
Pada praktikum ini adalah membahas tentang anatomi daun,
dimana daun itu merupakan organ yang sangat penting bagi tumbuhan karena
didalam daun terjadi proses fotosintesis, proses fotosintesis ini terjadi dalam
jaringan yang disebut jaringan palisade, disini akan dibahas mengenai struktur
anatomi daun, baik daun tumbuhan monokotil atau dikotil.
Secara umum daun tersusun atas jaringan-jaringan yakni
jaringan epidermis yang berada pada lapisan atas (ventral) dan lapisan bawah
(dorsal), dibawah epidermis terdapat jaringan mesofil yang terdiri dari
jaringan palisade, dan sponsn. Terdapat jaringan pengangkut yang terseber
diseluruh permukaan daun. Daun yang diamati disini adalah daun Zea masy,
daun Pterodophyta, daun talas, daun Arachis hipogae, dan empulur
dari Ipomea batatas.
Digunakannya empulur pada praktikum mengenai daun ini
karena bertujuan untuk membandingkan jarinagn penyusunnya, dimana empulur pada Ipomea
batatas ini merupakan jaringan yang mati. Sehingga tidak sekompleks
jaringan-jaringan pada daun yang lain yang diamati, dan akan dibahas tersendiri
mengenai jaringan pada empulur Ipomea batatas.
4.2.1 Daun Zea masy
Secara morfologi luar daun ini panjang dan tulang
daunnya sejajar, karena termasuk tumbuhan monokotil, bagian daun terdiri dari
lamina/helaian daun, dan pelepah/vagina, tidak mempunyai tangkai daun atau
petiolus. Menurut Hidayat, 1995 bahwa sifat terpenting daun adalah susunan
selnya yang kompak dan adanya kutikula dan stomata. Stomata ini bisa ditemukan
dikedua sisinya (daun amfistomatik), atau hanya disatu sisi, yakni sebelah atas
atau adaksial (daun epistomatik). Pada daun lebar yang pada kelompok dikotil,
letak stomata tersebar. Pada monokotil dan gymnospermae, stomata sering
tersusun dalam deretan memanjang yang sejajar dengan sumbu daun. Sel penutup pada
stomata dapat berada ditempat yang sama tingginya, lebih tinggi, atau lebih
rendah dari epidermis.
Secara histologi, daun jagung ini tersusun atas
epidermis yang berada di lapisan atas (ventral) dan lapisan bawah (Dorsal),
dijelaskan bahwa fungsi epidermis disini bertahan sebagai sistem dermal.
Epidermis terdiri dari selapis saja, sel epidermis mengalami penebalan yang
tidak merata, umumnya dinding sel yang menghadap keluar lebih tebal, terdiri
dari lignin, tetapi umumnya terdri dari kutin (Savitri, 2008).
Tedapat derifat epidermis yang berupa sel kipas
dimana fungsi dari sel kipas ini menurut Sutriyan, 1992 adalah untuk menggulung
daun sehingga mengurangi penguapan. Sel kipas pada Zea masy berbentuk
rapat dan tidak merata, berjejal-jejal. Terdapat jaringan mesofil daun yang
terdiri dari jaringan palisade/pagar, dan jaringan spons. Jaringan palisade ini
terdiri dari selapis didalam jaringan palisade terdapat banyak klorofil, sel-sel
nya rapat dan berbentuk silindris, sedangkan parenkim spons tersusun oleh sel-sel
yang bentuknya bervariasi, tidak teratur, banyak rongga udara di jaringan
spons.
Menurut Savitri, 2008 bahwa jaringan mesofil pada daun
terdiri dari jaringan spons dan palisade, merupakan jaringan parenkim mesofil
yang merupakan daera fotosintesis, terutama karena mengandung kloroplas.
Apabila parenkim palisade berada dikedua sisinya atau tidak dijumpai parenkim
palisade maka kedua sisisnya disebut daun isobilateral atau isolateral atau
unifasial.
Terdiri dari jaringan pengangkut yaitu xilem dan floem,
jaringan pengankutnya terletak dibawah atau selah-selah jaringan spons,
kebanyakan ditemukan dekat tulang-tulang daun. Pada penampang melinyang daun,
berkas pengangkut ini terleletak dalam 1 ikatan pembuluh, yang xilemnya
terletak menghadap kepermukaan atas daun dan floemnya kepermukaan bawah daun
(Savitri, 2008).
4.2.2 Empulur Ipomea batatas
Pada empulur ketela hanya terdapat satu jenis sel yaitu
sel gabus, yang besusun seperti segi enam, yang disebut jaringan gabus, sel-sel
gabus merupakan derivat dari epidermis. Sel gabus pada ipomea ini
tedapat di bagian dalam, menurut Sutriyan, 1992 bahwa jaringan gabus yang
berada di dalam mempunyai fungsi sebagai ganti dariepidermis yakni jaringan
pelindung dan sebagai pembatas antara jaringan-jaringan didalam tumbuhan.
Sel-sel gabus ada yang berdinding tipis ada yang
berdinding tebal, yang berdinding tipis lumenya kosong, merupakan
deretan yang lurus dan sel-selnya lurus dengan bentuk rangkaian kearah radial.
Sedangkan yang berdinding tebal lumen berisi bahan-bahan resin, tanin berwarna
gelap (Sutriyan, 1998).
4.2.3 Daun kacang-kacangan (Arachis hipogae)
Daun kacang tanah merupakan daun dikotil dimana secara
morfologi daun ini mempunyai bentuk tulang yang menyirip, dan merupakan daun
yang tidak lengkjap karena hanya trdiri dari tangkai daun dan helaian saja, daun
ini jika dilihat di mikroskop dengan perbesaran 10 x 10 terlihat jaringan
epidermis selapis, jaringan palisade, jaringan spons, jaringan pengangkut.
Kebanyakan tumbuhan dikotil herba, mesofilnya relatif
tidak terdeferensiasi, daun kacang merupakan daun yang tipis, yang mesofil
terdiri dari sel bulat yang pendek. Sedangkan pada daun yang tebal sel
mesofilnya memanjang, sel-sel mesofilnya yang menempati ruang yang terdri dari
sel-el yang bercabang yang berhubungan dengan ikatan pembuluh, kebanyakan
ikatan pembuluhnya berada di bagian tulang daun.
Sistem jaringan pembuluh tersebar keseluruh helaian daun
dan dengan demikian menunjukkan adanya hubungan ruang yang erat dengan mesofil.
Jaringan pembuluh membentuk sistem yang saling berkaitan dan terletak dalam
bidang median, sejajar denagn permukaan daun. Berkas pembuluh pada daun
biasanya disebut tulang daun. Tampak adanya dua macam pola yakni sistem tulang
daun jala, dan sistem tulang daun sejajar, sistem tulang daun jala merupakan
sistem tulang daun bercabang. Pada sistem ini tulang daun lebih halus secara
bertahap dibentuk sebagai cabang dari tulang daun yang tebal (Hidayat, 1995).
4.2.4 Daun paku-pakuan (Pteridophyta)
Merupakan daun tumbuhan tingkat rendah, daun paku-pakuan
mempunyai morfoli daun yang tipis dan kecil, jika dipotong melintang dan
diamati dibawah mikroskop dengan perbesaran 10 x 10 dapat ditemukan sususnan
jaringan yang berupa jaringan epidermis, jaringan mesofil, jaringan pengangkut.
Jaringan epidermis menyelubungi daun sebagai lapisan
pelindung yang hanya terbuka pada stomata, pada pengamatan ini tidak ditemukan
stomata, karena pengirisannya tidak tepat, epidermis daun sangat penting, oleh
karena jaringan mesofil sangat lunak dan mudah rusak, fungsi epidermis sebagai
pelindung kekeringan. Penunjang jarinagn palisade dan menyalurkan produk
diantara mesofil dan tulang daun.
Susunan mesofil daun pada tumbuhan paku-pakuannya hanya
terdiri dari selapis saja pada permukaan atas, tipe seperti ini disebut tipe sentris
yakni pada penampang melintang daun membentuk membulat, parenkim terdapat pada
tepi daun.
4.2.5 Daun talas (Colocasia)
Daun talas merupakan daun dikotil dengan permukaan yang
dilapisi oleh kutikula, daun talas keras dan kaku. Daun talas diiris melintang
setipis mungkin, diletakkan dibawah mikroskop dengan pebesaran 10 x 10,
terlihat jaringan-jarinagn penyusun daun yang terdiri atas epidermis, jaringan
palisade, spons, jaringan pengangkut yang terletak dibawah jaringan mesofil.
Jaringan epidermis menyelubungi daun sebagai lapisan
pelindung yang hanya terbuka pada stomata, pada pengamatan ini tidak ditemukan
stomata, karena pengirisannya tidak tepat, epidermis daun sangat penting, oleh
karena jaringan mesofil sangat lunak dan mudah rusak, fungsi epidermis sebagai
pelindung kekeringan. Penunjang jarinagn palisade dan menyalurkan produk
diantara mesofil dan tulang daun.
Kebanyakan tumbuhan dikotil herba, mesofilnya relatif
tidak terdeferensiasi, daun kacang merupakan daun yang tipis, yang mesofil terdiri
dari sel bulat yang pendek. Sedangkan pada daun yang tebal sel mesofilnya
memanjang, sel-sel mesofilnya yang menempati ruang yang terdri dari sel-el yang
bercabang yang berhubungan dengan ikatan pembuluh, kebanyakan ikatan
pembuluhnya berada di bagian tulang daun.
Sistem jaringan pembuluh tersebar keseluruh helaian daun
dan dengan demikian menunjukkan adanya hubungan ruang yang erat dengan mesofil.
Jarinagn pembuluh membentuk sistem yang saling berkaitan dan terletak dalam
bidang median, sejajar denagn permukaan daun. Berkas pembuluh pada daun
biasanya disebut tulang daun. Tampak adanya dua macam pola yakni sistem tulang
daun jala, dan sistem tulang daun sejajar, sistem tulang daun jala merupakan
sistem tulang daun bercabang. Pada sistem ini tulang daun lebih halus secara
bertahap dibentuk sebagai cabang dari tulang daun yang tebal (Hidayat, 1995).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan dan didukung adanya litertur dapat
disimpulkan bahwa :
- Daun jagung (Zea masy), merupakan daun monokotil, jaringan penyusun nya terdiri dari jarinagn epidermis yang berada di dorsal dan ventral, derivat epidermis berupa sel kipas, jaringan mesofil spons dan palisade, jaringan pengangkut.
- Daun talas (Colocasia ), merupakan daun dikotil daun dilapisi oleh kutikula, jaringan penyusun nya terdiri dari jaringan epidermis yang berada di dorsal dan ventral, jaringan mesofil spons dan palisade, jaringan pengangkut.
- Empulur Ipomea batatas, merupakan batang dikotil, jaringan penyusun nya hanya terdiri dari jaringan gabus yang didalamnya berisi lumen kosong.
- Daun paku-pakuan (pteridophyta ), jaringan penyusun nya terdiri dari jaringan epidermis yang berada di dorsal dan ventral jaringan mesofil spons dan palisade tipe jarinagn mesofil adalah sentral, jaringan pengangkut.
- Daun kacang tanah (Arachis hipogae), merupakan daun dikotil, jaringan penyusun nya terdiri dari jaringan epidermis yang berada di dorsal dan ventral, jaringan mesofil spons dan palisade, jaringan pengangkut banyak pada tulang daun.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2008. Http:// Images.google.co.id/. 29-April-2009
Hidayat, B, Estiti. 1995. Anatomi tumbuhan Berbiji. Bandung: ITB Press
Savitri, sandi, Evika, MP. 2008. Petunjuk
Praktikum Struktur Perkembangan Tumbuhan (Anatomi Tumbuhan). Malang : UIN Press
Sutrian, Yayan, Drs. 1992. Pengantar
Anatomi Tumbuh-tumbuhan Tentang sel & jaringan. Jakarta : PT Rineka Cipta
0 komentar:
Posting Komentar