salam

Pages

Sabtu, 17 Desember 2011

MUTASI GEN


Mutasi adalah peristiwa perubahan sifat gen (susunan kimia gen) atau kromosom sehingga menyebabkan perubahan sifat yang baka (diturunkan) tetapi bukan sebagai akibat persilangan atau perkawinan. Mutasi dapat terlihat dalam jumlah kecil maupun besar. Mutasi kecil hanya menimbulkan perubahan yang sedikit dan kadang kala tidak membawa perubahan fenotif yang jelas, jadi hanya semacam variasi. Mutasi besar menimbulkan perubahan besar pada fenotif, yang biasanya dianggap abnormal atau cacat. Mutasi terjadi karena perubahan lingkungan yang luar biasa. Hal ini dapat diakibatkan oleh adanya sifat yang tidak tetap dan selalu dipengaruhi oleh berbagai macam faktor baik  alamiah maupun buatan. Agar suatu species tidak mengalami kepunahan diperlukan usaha untuk menyesuaikan diri terhadap timbulnya suatu perubahan. Kejadian mutasi sangat jarang terlihat, hal ini disebabkan   :
-          mutasi yang terjadi pada suatu gen tidak dapat menunjukan penampakannya, karena jumlah gen yang terdapat dalam satu individu banyak sekali
-          gen yang bermutasi bersifat letal, sehingga gejala mutasi tidak dapat diamati sebab individu segera mati sebelum dewasa
-          gen yang bermutasi umumnya bersifat resesif, sehingga selama dalam keadaan hetreozigot tidak akan terlihat 

A.      Jenis Mutasi
Pada umunya, gen-gen sebagai kesatuan kimia bersifat mantap walaupun mengalami peristiwa pewarisan sel selama ratusan kali dari generasi sel ke sel berikutnya. Namun demikian pengaruh alama dalam jangka waktu yang amat panjang dan spontan dapat saja menyebabkan berubahnya sifat individu pembawanya dan diturunkan kepada generasi berikutnya, yang lazim dikatan dengan mutasi. Individu yang bermutasi disebut mutan, dan zat yang menyebabkan terjadinya mutasi disebut mutagen. Berdasarkan bagian yang bermutasi, mutasi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu  :
1.        Mutasi somatik
Mutasi somatik mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
-      terjadi pada sel tubuh atau sel soma
-      sifatnya tidak diturunkan pada keturunannya
-      hanya berpengaruh pada individu yang mengalaminya
2.       Mutasi germinal
Mutasi germinal mempunyai ciri-ciri sebagai berikut  :
-      terjadi pada sel induk kelamin atau sel kelamin
-      apabila terjadi pada sel induk kelamin akan bersifat diturunkan dari generasi ke generasi
-      apabila terjadi pada sel kelamin akan bersifat diturunkan dari generasi ke generasi jika terjadi fertilisasi, dan jika tidak terjadi akan hilang pengaruhnya.
3.       Mutasi gen (poin mutation atau mutasi kecil)
Mutasi gen mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
-      berskala kecil dan terjadi pada satu gen atau bagian dari gen
-      ada yang pengaruhnya tidak begitu nyata, biasanya berupa perubahan kimia (misalnya perubahan kecil pada pigmen), disebut mutasi tampak
-      ada yang pengaruhnya mengakibatkan kematian dini pada individu, disebut mutasi letal
-      dapat berlangsung secara spontan pada semua sel penyusun tubuh individu.
Mutasi gen adalah perbahan yang terjadi pada susunan molekul DNA atau gen. Mutasi gen terjadi pada susunan kimianya (DNA). Bila struktur kimia gen berubah maka fungsinya pun akan berubah pula. Gen yang mengalami mutasi terdapat pada sel-sel tubuh (sel somatis) maka perubahan diturunkan ke sel anakan melalui pembelahan mitosis. Bila gen yang mengalami mutasi terdapat pada sel kelamin (gamet) maka perubahan akan diwariskan pada keturunannya.
Peristiwa mutasi merupakan proses acak (random), dan sukar diamati karena  ;
-      jarang terjadi pada proses biasa dari replikasi DNA
-      tidak ada cara untuk mengetahui manakah gen yang akan mengalami mutasi dalam suatu sel atau suatu generasi
-      munculnya bebas apakah ia mampu atau tidak beradaptasi terhadap lingkungan hidup organisme bersangkutan.
Organisme yang mampu beradaptasi sangat penting untuk proses terjadinya evolusi  
4.       Mutasi kromosom (gross mutation atau mutasi besar)
Mutasi kromosom adalah perubahan yang terjadi pada struktur dan susunan kromosom, yang disebut juga dengan mutasi aberasi. Mutasi ini dapat ditemui pada peristiwa gagal berpisah pada saat peristiwa pindah silang (crossing over), apabila kromosom hilang atau bertambah sehingga terjadi perubahan jumlah kromosom. 
Mutasi kromosom dapat dibedakan menjadi  :
a.     Perubahan set (aneuploidi)
Perubahan set kromosom adalah perubahan pada jumlah N-nya. Keadaan heteroploidi banyak ditemui pada hewan invertebrata dan tanaman perdu, pohon, jeruk, apel, bit gula.
Menurut kejadiannya aneuploidi dapat dibedakan menjadi :
-      Autopoliploidi adalah genom (n) mengganda sendiri. Hal ini dapat terjadi karena gangguan meiosis.
-      Allopoliploidi adalah terjadi pada hibrid antara species yang set kromosomnya berbeda.
Macam-macam aneuploidi, yaitu :
-      monoploid (n)                               -   tetrraploid (4n)
-      triploid (3n)                                   -   poliploid (4n ke atas)
Aneuploid pada manusia : dapat terjadi pada peristiwa :
-      Digini adalah dua inti sel telur yang tetap terlindung satu plasma dan selanjutnya dibuahi satu sperma, yang sering terjadi kaerana kegagalan sel kutub (polosit) memeisah. 
-      Diandri adalah satu sel telur yang dibuahi satu sperma, yang sering pada terlambatnya pembuahan.
Seseorang yang mengalami aneuploidi umumnya berumur pendek, di samping itu pada sel-sel soma yang mengalami kanker juga dapat terjadi peristiwa aneuploidi.
Perbahan set kromosom dapat diusahakan dengan cara menghambat pemisahan, antara lain melalui  :
-      induksi kolkisin, karena kolkisin dapat menghalangi pembentukan gelendong pembelahan dan merintangi terjadinya anafase, sehingga kromatid yang terbentuk tidak berpisah ke kutub yang berseberangan
-      pada ujung jagung, dapat dilakukan dengan menggunakan suhu tinggi
-      pada tomat, dapat dilakukan dengan dekapitasi, yaitu dengan memotong tunas. Dati bekas potongan tunas akan tumbuh tunas yang mengandung polulasi sel 4n, dan selnjutnya dsapat dibiakan secara generatif.  
b.     Peruabahan penggandaan (aneusomi)
Umumnya sel soma memiliki 2n kromosom, namun tidak sedikit organisme yang mempunyai susunan kromosom yang mempunyai susunan kromoaom yang pengadaannya tidak benar sehingga jumlah kromosomnya menjdi lebih untuk kurang dari normal.
Contoh  :                             -  nulisomik           2n –  2
                                             -  monosomik        2n –  1
                                             -  trisomik              2n +  1
                                             -  tetrasomik          2n +  2                                   
Aneusomik dapat terjadi karene beberapa hal, yaitu  :
-  anafase lag          :             tidak melekatnya kromatid pada gelendong waktu anafase meiosis
-  nondisjunction  :             gagal berpisahnya kromosom homolog paa waktu anafase dari meiosis I
Makhluk aneusomik dapat hidup sehat sampai dewasa, asal kromosom yang kurang atau lebih tidak begitu besar dan tidak dapat mengandung gen yang berperan vital, atau fungsi gen tersebut dapat digantikan oleh gen yang lain pada kromosom lain.
Manusia aneusomik dapat ditemukan pada  :
-      Sindrom turner adalah manusia yang menalami pengurangan kromosom Y-nya sehingga mempunyai kariotipe 22AA + XO (2n – 1). Orang ini berkelamin wanita tetapi ovariumnya tidak tumbuh. Hal ini disebut “ovariculardysgensis”.
-      Sindrom klinefelter adalah trisomik pada genosom, dan mempunyai kariotipe 22AA + XXY (2n + 1).
Orang yang mengalami kelainan ini mempunyai ciri-ciri testis tidak tumbuh, aspermania, mandul, dan payudara tumbuh walaupun jenis kelamin pria. kelaminini dikenal dengan istilah testicular dysgensis.
-      Sindrom patau adalah trisomik autosom pada kromosom nomor 13, 14 dan 15, dan mempunyai kariotipe 45A + XX atau 45A + XY (2n + 1). Orang yang mengalami kelainan ini mempunyai ciri-ciri kepala kecil, mata kecil, telinga posisinya rendah dan biasanya tuli, jantung mengalmi kelainan dan mempunyia kemampuan rendah. Kelainan yang berupa jumlah set kromosom yang melebihi normal pada umumnya menyebabkan gigantisme (pertumbuhan yang cepat). 
-      Sindrom down adalah trisomik autosom pada kromosom nomor 21, dan mempunyai kariotipe 45A + XX atau 45A + XY (2n + 1), yang disebut juga mongolisme. Orang yang mengalami kelainan ini mempunyai ciri-ciri mata sipit, kaki pendek, gerak lamban.
-      Sindrom edwards adalah trisomik autosom pada kromosom nomor 16, 17 dan 18. individu yang mengalami kelainan ini mempunyai ciri-ciri tengkorak lonjong, dada pendek danlebar, dan telinga rendah.          
c.     Kerusakan kromosom (aberasi)
Kerusakan kromosom terjadi karena perubahan jumlah atau susunan gen-gen di dalam kromosm yang disebabkan karena sebagian benangnya lepas, berpilin, melekat kembali dengan letak terbalik dan lain sebagainya.
Kerusakan kromosom ini dapat dibedakan atas 4 macam, yaitu  :
-      Inversi adalah perubahan urutan letak gen dalam suatu kromosom. Inversi ini pun dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan letak sentromer pada saat terjadinya inversi, yaitu inversi perisentrik dan inversi parasentrik.
-      Delesi adalah kromosom homolog yang hilang sebagian gennya.
-      Duplikasi adalah kromosom homolog yang mendapatkan penambahan sebagian gen dari kromosom pasangannya.
-      Traslokasi adalah pertukaran gen dari suatu kromosom ke kromosom lain yang bukan homolognya.
-      Katenasi adalah kromosom homolog yang ujungnya saling berdekatan, sehingga membentuk lingkaran.
                               
Gambar. Inversi                                                                       Gambar. delesi dan duplikasi  
Kerusakan kromosom yang lain dapat terjadi karena beberapa peristiwa seperti :
-   fusion dan fision
-   pindah silang   
                     
Gambar. Translokasi                                                                                Gambar. Katenasi

B.       Penyebab Mutasi (mutagen)
Zat atau sesuatu yang menyebabkan mutasi disebut dengan mutagen.  Macam-macam penyebab mutasi dapat di bedakan sebagai berikut  : 
1.        Mutasi alami (mutasi spontan)
Mutasi spontan adalah perubahan yang terjadi secara alamiah atau dengan sendirinya. Diduga faktor penyebabnya adalah panas, radiasi sinar kosmis, batuan radioaktif, sinar ultraviolet matahari, radiasi dan ionisasi internal mikroorganisme serta kesalahan DNA dalam metabolisme.
2.       Mutasi buatan
Mutasi buatan adalah adalah mutasi yang disebabkan oleh usaha manusia, antara lain dengan :
-      pemakaian bahan radioaktif untuk diagnosis, terapi, deteksi suatu penyakit, sterilisasi dan pengawetan makanan.
-      Penggunaan senjata nuklir
-      Penggunaan roket, televisi
-      Pemakaian bahan kimia, fisika, dan biologi
Mutasi pada manusia sebenarnya tidak bis dicegah, sebab kita tahu bahwa alam juga menyebabkan mutasi, misalnya disebabkan oleh sinar kosmis, sinar radioaktif dan perbuatan manusia sendiri. Pada umumnya mutasi pada manusia adalah merugikan, maka sebaliknya dicegah. Mencegah supaya tidak banyak terjadi mutasi, di antaranya harus waspada terhadap bahaya radiasi seprti di atas. Perintis mutasi buatan dengan sinar X adalah Herman J. Muller, dengan adanya prinsip yang mula-mula diketahui yaitu mutasi berarti perubahan gen dalam kromosom. Jadi kalau bisa mengadakan perubahan gen tanpa mematikan individunya , maka akan bisa membuat penyebab mutasi dan ia berfikir kalau dapat mengubah gen dengan sinar X, maka akan di dapat mutan baru. Dengan melakukan percobaan memakai lalat buah,  ternyata memperoleh petunjuk bahwa gagasan itu benar. Sehingga ia yakin bahwa mutasi dapat di adakan secara sengaja.
Contoh dengan penyinaran radioaktif :
-      tanaman cabai dalam keadaan berbunga diberi penyinaran radioaktif pada putiknya, hasilnya menyebabkan buah cabai besar ( 3x asal ). Bila biji ditanam ulang hasilnya sebesar asal buah.
-      Pada padi dihasilkan atomita I dan II
-      Pada jagung diperoleh jenis jagung hibrida
-      Pada kedelai diperoleh kedelai muria
Contoh dengan bahan kimia :
-      kolkisin dilakukan pada tomat, semangka menghasilkan buah tanpa biji
-      acenaphena dan asetat indol 3 dilakuka pada apel, gandum dan tanaman hias
-      dengan asam nitrat, digitonin, gas metan  
a.     Mutasi Fisika
Adalah mutasi yang disebabkan oleh bahan fisika, antara lain :
-      sinar kosmis, sinar ultraviolet, unsur radioaktif seperti thorium, uranium, radium dan isotop K.
-      alat nuklir dapat mlepaskan energi yang besar yang dapat menimbulkan radiasi pengionisasi.
-      Radiasi sinar X, a, b, g
-      Neutron
-      Suhu tinggi
b.     Mutasi Kimia
Adalah mutasi yang disebabkan oleh bahan kimia, antara lain :
-      pestisida, seperti DDT, BHC
-      agen alkilase, seperti mustard, dimetil, dimetilsulfat, eter mulan sulfat, dapat memberikan gugus alkil yang bereaksi dengan gugus fosfat dari DNA yang dapat mengganggu replikasi DNA.
-      Hidroksil Amino (NH2OH) merupakan mutagen pada bakteriofage yang dapat menyerang sitosina DNA dan urasil pada RNA.
-      Eosin, eritrin dan fluoresen
-      Peroksida organik
-      Fe dan Mg
-      Formaldehide
-      Asam nitrit, natrium nitrit
-      Antibiotik
-      H2O2
-      Glikidol
c.     Mutasi Biologi
Adalah mutasi yang disebabkan oleh bahan biologi atau makhluk hidup terutama mikroorganisme, yaitu : virus, bacteri dan penyisipan DNA.
Virus dan bakteri diduga dapat menyebebkan terjadinya mutasi. Tidak kurang dari 20 macam virus dapat menimbulkan kerusakan kromosom. Bagian dari virus yang mampu mengadakan mutasi adalah asam nukleatnya yaitu DNA.

C.       Dampak Mutasi
Akibat yang ditimbulkan oleh terjadinya mutasi bermacam-macam. Jika mutasi terjadi pada sel soma (sel vegetatif) dapat menimbulkan terjadinya kanker. Sedang jika terjadi pada sel generatif dapat menimbulkan  mutasi. Bila mutasi terjadi pada sel soma dari janin maka dapat menyebabbkan teratogen (cacat sejak lahir), dan beberapa mutasi dapat menyebabkan letal (kematian). Mutasi yang menyebabkan kematian adalah merupakan usaha untuk menjaga keseimbangan genetika dalam suatu populasi. Bila mutasi berjalan terus menerus dari generasi ke generasi maka pada suatu saat akan muncul turunan baru yang sifatnya berbeda dengan moyangnya, sehingga terjadilah peristiwa evolusi.
Pengaruh negatif mutasi buatan :
-          poliploid umumnya gagal mengahasilkan keturunan secara generatif
-          menguntungkan bila diperbanyak secara vegetatif

D.       Manfaat Pengetahuan Mutasi
Para ilmuwan biologi mengetahui bahwa sinar X dapat menimbulkan ionisasi pada sel-sel pembentuk jaringan tubuh. Ionisasi terjadi bila elektron terlepas dari suatu atom dan  menggabung ke atom lainnya. Molekul DNA yang banyak mengandung atom-atom yang terionisasi dapat menjadikan gen labil dan akhirnya berubah. Gen yang berubah susunan kimianya, fungsinya berubah pula. Bila gen ini sel-sel gamet, manifestasi perubahan ini dapat diamati pada generasi berikutnya. Dengan dasar pengetahuan ini, para ilmuwan menggunakan sinar X atau sinar-sinar lain yang berenergi tinggi sebagai mutagen buatan. Dari eksperimen yang telah banyak dilakukan, diperoleh data bahwa mutasi pada sel-sel generatif kebanyakan bersifat letal, yaitu membawa kernatian pada keturunannya sebelum atau beberapa waktu setelah kelahiran. Karena itu, pembuatan mutan dengan cara ini, misalnya biji-biji yang akan diunggulkan perlu dilakukan pada jumlah yang amat besar dan intensitas radiasi yang optimal. Masalahnya adalah bagaimana cara pengaturan intensitas ini. Hal ini memerlukan riset berulang kali dan berjangka panjang untuk menemukan mutan yang dikehendaki.
Sinar X dapat juga membuat mutasi kromosom menjadi dua bagian atau lebih. Bagian-bagian ini dapat hancur dan lenyap atau menggabung pada kromosom lain, terjadilah aberasi kromosom. Dengan ini dapatlah terjadi mutasi kromosom. Jika hal itu terjadi pada sel generatif dan individunya tidak mati, maka individu tersebut dapat mewariskan sifat-sifat barunya ke keturunannya. Radiasi sebagai akibat peledakan-peledakan bom A dan bom H baik dalam peperangan atau percobaan, radiasi bocoran reaktor atom, kendaraan bertenaga nuklir dan sampah radioaktif, juga merupakan penyebab mutasi yang kebanyakan orang tidak menyadari karena efeknya tidak segera tampak atau terasa. Lagi pula, pada umumnya gen-gen mutan barulah bersifat letal bila dalam keadaan homozigot resesif, yang heterozigot tetap hidup dan bertindak sebagai pembawa sifat dan penurun warisan yang telah berubah/bermutasi.
Aplikasi mutasi buatan dalam memperoleh bibit tanaman yang diharapkan. Mutan yang sudah dapat dibuat menjadi tanaman yang poliploid artinya berkromosom banyak. Cara mendapatkan poliploid dengan menggunakan kolkisin. Pengaruh positif mutasi buatan diantaranya tanaman poliploid biasanya mempunyai ukuran yang lebih besar. Tindakan pembibitan dari mutasi buatan harus diulang-ulang supaya di dapatkan sampai menjadi galur murni, yaitu jenisnya sudah mantap. Apabila tidak diulang-ulang kemungkinan jenis itu  mengadakan perkawinan dengan jenis asal sebelum mutasi, maka akan ada kecenerungan untuk menurunkan keturunan seperti semula. Seperti telah kita ketahui bahwa mutasi juga ada yang menguntungkan bila dipandang darti hidupnya suatu organisasi atau individu. Hal ini sebenarnya merupakan bahan baku bagi terselenggaranya evolusi dari sgala organisme. Sebagai contoh adanya mutan (individu yang bermutasi) keturunan ini mengadakan mutasi-mutasi lagi dan keturunan ini mampu mempertahankan hidup  sampai beberapa generasi kemudian. Maka mungkin dapat bergenotif maupun fenotifnya jauh berbeda dengan nenek moyangnya, sehingga akan terjadi individu baru yang mampu menyesuaikan diri dengan lingkungannya (evolusi dari sini perlu diingat bahwa mutasi itu tidak selalu menjadi species baru).     

Senin, 12 Desember 2011

Vittariaceae

Klasifikasi Vittariaceae Vittariaceae dan adiantaceae adalah kelompok yang mempunyai kekerabatan dekat dengan pteridaceae bagian phylogeny molecular mempunyai kesamaan dengan klasifikasi tradisional dari Kramer,yang menjadi dasar analisis phylogeny dari rbcL DNA sequences dan karakter morfologi,ditemukan bahwa vittaria dan antrophyum, terbukti polyphyletic dan paraphyletic yang menjadi dasar dari analisis phylogeny(zhang chung,2003). sedang klasifikasi dari vittariacea adalah sebagai berikut: kingdom : Plantae  Divisio : Polypodiophyta Subdivisio : Polypodiophytina Classis : Polypodiopsida Subclassis : Polypodiidae Ordo : Parkeriales Familia : Vittariaceae Genus: vittaria (www.eFloras.org) Deskripsi morfologi organ Vittariacea Marga vittaria memiliki cri-cri morfologi sebagai berikut : Akar pendek dan merambat terdapat satu kumpulan akar dan banyak daun palem yang menutupinya,daun tersebut terselaputi rapat dengan scales clhatrate.daun palem tersebut berbentuk linier,sederhana,keseluruhan bagianya kasar,costa pada pucuk berbeda dari daun palem,dengan beberapa percabangan yang terdapat di bagian samping pembuluh angkut terdapat areoles yang dimasukkan pada bagian dari veinlets: sori terdapat pada bagian baris tunggal yang ada pada masing-masing sisi dari costa, di bagian belakang atau pada sisi marginal: paraphyses biasanya berlimpah-limpah.,sejumlah 80 spesies biasanya telah dicirikan, meskipun begitu beberapa dari spesies tersebut belum dapat terdefinisikan secara secara sempurna dan dengan usaha yang keras mendiagnosa susunan dari daun palem.dasar klasifikasi dari spesies asia telah ditemukan oleh ching.(iwatsuki.K dan E.tagawa, 1979) Sistem reproduksi (spora dan gamet) Tumbuhan paku berkembang biak secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dan seksual pada tumbuhan paku terjadi seperti pada lumut. Reproduksi tumbuhan paku menunjukkan adanya pergiliran antara generasi gametofit dan generasi sporofit (metagenesis). Pada tumbuhan paku, generasi sporofit merupakan generasi yang dominan dalam daur hidupnya. Generasi gametofit dihasilkan oleh reproduksi aseksual dengan spora. Spora dihasilkan oleh pembelahan sel induk spora yang terjadi di dalam sporangium. Sporangium terdapat pada sporofit (sporogonium) yang terletak di daun atau di batang. Spora haploid (n) yang dihasilkan diterbangkan oleh angin dan jika sampai di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi protalus dan selanjutnya menjadi gametofit yang haploid (n). (Windham, M. D.,dan G. Yatskievych. 2003) Gametofit memiliki dua jenis alat reproduksi, yaitu anteridium dan arkegonium, atau satu jenis alat reproduksi, yaitu anteridium saja atau arkegonium saja. Arkegonium menghasilkan satu ovum yang haploid (n). Anteridium menghasilkan banyak spermatozoid berflagelum yang haploid (n). Spermatozoid bergerak dengan perantara air menuju ovum pada arkegonium. Spermatozoid kemudian membuahi ovum. Pembuahan ovum oleh spermatozoid di arkegonium menghasilkan zigot yang diploid (2n). Zigot membelah dan tumbuh menjadi embrio (2n). Embrio tumbuh menjadi sporofit yang diploid (2n). Metagenesis tumbuhan paku dapat dilihat melalui bagan metagenesis tumbuhan paku. (Windham, M. D.,dan G. Yatskievych. 2003) Sedang menurut Yatskievych(2002),menyatakan bahwa siklus Pteridophytes pada umumnya ada dua yakni generasi–sporophyte dan gametophyte– dengan tahapan sporophyte yang lebih lama. Nonvascular menanam seperti lumut dan liverworts juga mempunyai suatu pertukaran generasi,tahap yang dominan dalam tumbuhan ini adalah tahap gametofit. Di dalam benih tertanam gametophyte tidak lagi bebas tetapi sudah ada dalam jaringan tisu pada sporophyte yang progresif pengurangan ukuran melalui berbagai penggolongan gymnosperm. seperti yang ada pada tumbuhan berbunga( angiosperms) gametophyte generasi dikurangi menjadi hanya beberapa sel di dalam kecambah butir tepung sari dan ovules
Kunci identifikasi dari masing jenis.(iwatsuki.K dan E.tagawa, 1979) : 1.sory terletak di tepi atau hampuir di tepi2.costa pipih atau terdapat di atas,lebar daunnya mencapai 2 cm. 3.costa pipih atau susah terlihat karena terdapat dibawah. 4.Daun panjangnya mencapai lebih dari 20 cm dan lebarnya 2.5 mm. 5. Daun panjangnya mencapai lebih dari 40 cm dan lebarnya 0.5-2.5 cm.sori terbenam dalam dua lipatan ditepi.midrib kurang lebih terdapat di atas yang berbeda. V.elongaia 5.Daunnya panjangnya sampai 40 cm,lebar 2.5-6mm.sori sebagian di tepi,terbenam di bagian lipatan,midrib susah terlihat karena terdapat dibawah. V.ensiformis 4.daun panjangnya 3-12cm,lebar sampai 2mm. V.sikkimensis 3.costa kurang lebih berbeda terdapat dibawah. 6.daun panjangnya 10-25cm,lebar2-3mm V.angustifolia 6.daun panjangnya mencapai 80cm,dan lebarnya 1 cm V.flexuosa 2.costa benar-benar terangkat ke atas.lebar daun biasanya lebih dari 3cm.V.scolopendrina 1 sori intramarginal,pendek,lebar daun biasanya lebih dari 2 cm (except v.taeniophylla) 7.akar coklat ke hitaman,subulate,setose terletak di tepi.di luar tepi daun terdapat lebih sedikit Sori lebar 1,2mm. 8.panjang akar mencapai 7mm,coklat kehitam-hitaman lebih sedikit hitam.panjang stipe sekitar 15 cm V.amboinensis  8.panjang akar 9-15mm,coklat keabu-abuan ,dengan bagian-bagian crisped,daun subsessile,stipe tidak jelas V.taeniophylla 7. akar tebal,crisped,hitam kecoklat-coklatan,hyaline,setose berada di tepi,tepi luar daun terdapat sori lebih dari 1,2mm lebar daun V.forrestiana Deskripsi jenis Beberapa deskripsi jenis dari vittaria menurut ( iwatsuki.K dan E.tagawa, 1979) : 1.vittaria elongata akar pendek berserabut,daun kaku melekat pada bagian atas berjarak 1 cm,dengan diameter 3-5mm. stipe biasanya pendek tak jelas dari arah bawah daun hijau ke gelapan.daun linear,bermacam ukuran,lebar 0.5-2.3 cm panjang bisa mencapai 60cm dan bisa lebih.sori terletak di bagian lipatan pada tepi daun.

2.vittaria ensiformis akar pendek berserabut, langsing diameter 0.7-1.5,dilapisi dengan massa yang sangat rapat dari akar.stipe biasanya tidak jelas,bagiannya sedikit bersayap. Daun berbentuk linier antara 40 dan 2.5-6mm, sori terdapat di bagian dalam pada tepi daun. Biasanya ada pada sepanjang tepi daun. 3.vittaria scolopendrina akar pendek,berserabut,diameter sekitar 4mm,daun tertutup dan tegas. Daun sessile,sekitar 80 sampai 3cm,sori beralur dangkal hanya dibagian tepi. 4vittaria forrestiana akar pendek berserabut,diameter sekitar 3.5mm,akar tegak rapat dan daun tertutup.stipe pendek bila ada,bagiannya bersayap, tidak begitu terlihat dari bagian bawah daun,gelap dibagian dasar.daun linear-lanceolate,1/3 dari bagian ujung daun.sori superficial,di bagian baris tunggal pada costa. 5 vittaria taeniophylla serupa dengan V.amboinensis tapi berbeda dari bagian akar yang mencapai 15 dengan 0.7mm,coklat keabu-abuan,tampak clathrate, tipis,bagian pucuk crisped,stipe tidak tampak. Manfaat Menurut hariyadi (2000), Tumbuhan paku banyak memiliki jenis-jenis yang penampilannya menarik sehingga dapat di manfaatkan sebagai tanaman hias.beberapa jenis tumbuhan paku dapat juga dimanfaatkan sebagai sayuran untuk keperluan pengobatan digunakan sebagai bahan kosmetik. Daftar pustaka Farrar, D. R. 1974. Gemmiferous fern gametophytes---Vittariaceae. Amer. J. Bot. 61: 146--155.http:// www.eFloras.org/index.html Hariyadi,bambang.2000.sebaran dan keanekaragaman jenis tumbuhan paku dibukit sari,jambi.tesis tidak di terbitkan.Bandung:program pasca sarjana institut pertanian bogor
Iwatsuki k. dan M. tagawa.1979.flora of Thailand volume 3 part 2.bangkok:supita techathada Windham, M. D., AND G. Yatskievych. 2003. Chromosome studies of cheilanthoid ferns (Pteridaceae: Cheilanthoideae) from the western United States and Mexico. American Journal of Botany 90: 1788–1800 Yatskievych, George. 2002. Pteridophytes (Ferns). Missouri Botanical Garden, St Louis, MO, USA ENCYCLOPEDIA OF LIFE SCIENCES page 1. Zhang chun,xian.2003.New combinations in haplopteris(pteridophyta:vittariacea).ann.bot. fennici 40:459-461

Kamis, 28 April 2011

cheilanthes

CHEILANTHES

Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
     Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhanberpembuluh)
         Divisi: Pteridophyta (paku-pakuan)
             Kelas: Pteridopsida
                 Sub Kelas: Polypoditae
                     Ordo: Polypodiales
                         Famili: Polypodiaceae
                             Genus: Cheilanthes
                                 Spesies: Cheilanthestenuifolia (Burm) Sw.

CHEILANTHES

Pakis kecil biasanya mempunyai bentuk berupa kelenjar rambut atau sisik pada daunnya . Bi-atau tri- daun pinnae menyirip di mana terlihat sangat mirip subur dan steril. Sori atau sorus mungkin berbeda atau terus menerus di sekitar batas sorus, kurang lebih ditutupi oleh perpanjangan batas daun membran yang berfungsi sebagai sebuah indusium.

Pakis ini biasanya tumbuh di rak-rak batuan atau berpasir, lereng bukit bercurah hujan baik, kadang-kadang dalam rembesan . ketika musim kemarau daun meringkuk kemudian mati. Tanaman memunculkan daun baru ketika musim hujan datang, atau mengikuti mencairnya salju. daun tua yang sudah gugur kadang-kadang muncul kembali saat hujan.


Reproduksi :
Tumbuhan paku berkembang biak secara aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual dan seksual pada tumbuhan paku terjadi seperti pada lumut. Reproduksi tumbuhan paku menunjukkan adanya pergiliran antara generasi gametofit dan generasi sporofit (metagenesis). Pada tumbuhan paku, generasi sporofit merupakan generasi yang dominan dalam daur hidupnya.
            
Generasi gametofit dihasilkan oleh reproduksi aseksual dengan spora. Spora dihasilkan oleh pembelahan sel induk spora yang terjadi di dalam sporangium. Sporangium terdapat pada sporofit (sporogonium) yang terletak di daun atau di batang. Spora haploid (n) yang dihasilkan diterbangkan oleh angin dan jika sampai di tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi protalus dan selanjutnya menjadi gametofit yang haploid (n).
Gametofit memiliki dua jenis alat reproduksi, yaitu anteridium dan arkegonium, atau satu jenis alat reproduksi, yaitu anteridium saja atau arkegonium saja. Arkegonium menghasilkan satu ovum yang haploid (n). Anteridium menghasilkan banyak spermatozoid berflagelum yang haploid (n). Spermatozoid bergerak dengan perantara air menuju ovum pada arkegonium. Spermatozoid kemudian membuahi ovum. Pembuahan ovum oleh spermatozoid di arkegonium menghasilkan zigot yang diploid (2n). Zigot membelah dan tumbuh menjadi embrio (2n). Embrio tumbuh menjadi sporofit yang diploid (2n). Metagenesis tumbuhan paku dapat dilihat melalui bagan metagenesis tumbuhan paku.

KUNCI ATAS JENIS:

Pinnae tanpa rambut atau skala


    Sori berbeda, pendek, berbentuk bulat, di takik C. californica
    sori lanjutan  pada setiap sisi dari siliquosa segmen C. Sori


Pinnae dengan rambut atau sisik di bagian bawah

    Sori sekitar tidak berlanjut pada setiap segmennya ; segmen utama datar, pada permukaan atas dan bawah  C. cooperae
    Sori lanjutan pada sekitar setiap segmen, segmen seperti manik


        Bagian bawah ditutupi dengan rambut wol, sebagian besar segmen oval C. gracillima
        Bagian bawah ditutupi dengan sisik lanset membran, bersegmen bulat C. covilei

Gambar. 15 CALIFORNIA LACE FERN (Cheilanthes californica) 






Gambar. 15 CALIFORNIA LACE FERN (Cheilanthes californica).
kiri: Tumbuh di celah-celah batu di mana kelembaban tersedia bagi akar. Kanan: Sori di takik daun sangat lobed atau gores.

Gambar. 16 INDIAN'S DREAM (Cheilanthes siliquosa)


Gambar. 16 INDIAN'S DREAM (Cheilanthes siliquosa). Atas : gumpalan padat terbentuk ketika tanah dan air dalam kondisi memuaskan bagi tumbuhan. Bawah: Rincian satu daun palem. Sisipkan: Pembesaran segmen untuk menunjukkan rincian sori.
Gambar 17 COOPER FERN (Cheilanthes cooperae)

 

Gambar 17 Atas: COOPER FERN (Cheilanthes cooperae). Atas: Dua daun dan batang kental. Bawah: tampilan Diperbesar pinnae berbulu lobed.
Gambar. 18 BEAD FERN (Cheilanthes covillei)


Gambar. 18 Kanan: BEAD FERN (Cheilanthes covillei). Umumnya tumbuh di celah-celah batu di tempat kering. Daun curl pada akhir musim panas. 

CALIFORNIA LACE FERN
Cheilanthes californica (Nutt.) Mett. (Gbr. 15)

Tinggi tanaman 6 sampai 12 inci, semua rimpang pendek ditutupi dengan sisik gelap dengan perbatasan pucat. Indusium dibentuk oleh margin daun, berbentuk agak bulat . Pinnae cerah hijau dan gundul.

Ditemukan di celah-celah batu dekat air, khususnya di lereng di dasar tebing, umumnya sering di tempat teduh. Kadang-kadang dikumpulkan di kaki Sierra selatan Butte County antara elevasi 2.000 dan 4.000 kaki. Hal ini diketahui dari daerah Rock Arch dan Cascade Creek di Yosemite, dan di perbukitan di bawah Sequoia National Park.
INDIAN'S DREAM
Cheilanthes siliquosa Maxon (Gbr. 16)

Pellaea densa

kelompok padat dari daun 4 sampai 7 inci tinggi muncul dari rimpang bercabang. tangkai ramping yang mengkilat berwarna coklat kemerahan, daun berbentuk segitiga secara garis besar, tri-menyirip, setidaknya di dasar, hi-menyirip pada ujung daun palem tersebut. Segmen dari pinnae mempunyai panjang sekitar 1 / 4 inci, bervariasi dari linier sampai hampir berbentuk segitiga.
Ditemukan di tempat terbuka batu-batuan di mana akar memiliki akses untuk menyerap air. Meskipun tidak umum di Sierra, spesies ini luas terjadi dari Taman Nasional Sequoia di atas Refleksi Danau dan Black Rock Pass utara ke Oregon dari ketinggian 5.000 sampai 8.500 kaki. Telah diamati di Yosemite samping banyak jalan menuju keluar dari lembah serta sepanjang Jalan Crane Flat dekat terowongan. Ia juga dikenal di Range Coast, dan timur ke Montana, Wyoming, dan Kanada timur, dan dari British Columbia.
COOPER FERN
Cheilanthes cooperae C. Makan D.. (Gbr. 17)

kelompok dari daun rapat, tinggi mencapai 3 sampai 12 inci, pinnae berbulu dan kadang-kadang kelenjar, tangkai daun coklat, gelap oblong-lanset, bi-menyirip, setiap oblong pinnule, berlekuk atau bertoreh , dan mempunyai panjang 1 / 8 ke 1 / 4 inci.
Gambar. 19 BEAD FERN (Cheilanthes covillei)
Gambar. 19 BEAD FERN (Cheilanthes covillei). sisi bawah dua daun untuk menunjukkan variasi pada satu tempat. Masukkan: atas segmen manik-suka.

Tidak umum, kadang-kadang terjadi di celah-celah tebing kapur dan tempat berbatu di kaki Sierra Nevada di bawah ketinggian 2.500 kaki. Pakis ini diketahui dari Hites Cove, Mariposa County, dan di beberapa lokasi yang tersebar dari selatan County Eldorado ke Meksiko.
BEAD FERN
Cheilanthes covillei Maxon (Gbr. 18, 19)

Tanaman ini mempunyai tinggi 2 sampai 8 inci, lebar  kurang lebih 1 1 / 2 inci, tri-atau quadri-menyirip. Atas daun hijau tanpa rambut atau sisik, bagian bawah: dan tangkai tertutup oleh sisik yg tdk layak dipakai putih pada daun muda, coklat atau yang lebih tua. Sori marjinal segmen bead-seperti, hampir tertutup oleh sisik. Spesies ini mirip gracillima C. dalam penampilan umum.

Spesies ini juga dikenal sebagai Coville's Lip Fern. Ditemukan di pegunungan berbatu kering, lereng dan di puncak. Tersebar luas di Sierra dari ketinggian 2.500 sampai 6.500 kaki serta di daerah padang pasir California selatan, di Arizona dan Nevada,
Gambar. 20 LACE FERN (Cheilanthes gracillima) 


Gambar. 20 LACE FERN (Cheilanthes gracillima) Ditemukan di celah-celah batu di tempat yang sangat kering.

LACE FERN
Cheilanthes gracillima C. Makan D.. (Gbr. 20, 21)

Clustars dari daun mempunyai tinggi 2 sampai 8 inci muncul dari rimpang tunggal dan bercabang banyak, yang terakhir ditutupi dengan sisik tipis berwarna coklat. Tangkai tanpa rambut atau sisik, berwarna coklat kemerahan. glabrous atas Bi-daun menyirip, pada bagian bawah berbulu dengan margin daun digulung untuk menutup sori marjinal. untuk linier kurang lebih berbentuk oval atau Pinnules, sering dengan lobing sedikit, terutama yang basal setiap cabang, yang mungkin tidak merata lobed.

Didistribusikan di Sierra dari Sequoia untuk Lassen Volcanic Taman Nasional, mulai dari 2.500 sampai 6.000 kaki elevasi dan juga dikenal dari Pantai Utara Ranges untuk Idaho dan British Columbia. Ini dapat diamati di Yosemite di sepanjang jalur terkemuka dari Yosemite Valley, termasuk jejak untuk Merced Lake dekat Nevada Falls.
Gambar. 21 LACE FERN (Cheilanthes gracillima) 



Gambar. 21 LACE FERN (Cheilanthes gracillima). Atas: Satu rimpang dengan beberapa daun. Bawah: Upper sisi satu daun palem.


DAFTAR PUSTAKA

Aryulina, Diah dkk. 2007. Biologi 1 SMA dan MA untuk Kelas X. Jakarta : Esis
Gastony, G. J., AND G. Yatskievych. 1992. Maternal inheritance of the chloroplast and mitochondrial genomes in cheilanthoid ferns. American Journal of Botany 79: 716–722
J. Rodin, Robert Dr. 1960.Ferns of the Sierra Nevada mountains, California
Reeves, T. 1979. A monograph of the fern genus Cheilanthes subgenus Physapteris (Adiantaceae). Ph.D. dissertation, Arizona State University, Tempe, Arizona, USA.
Windham, M. D., AND G. Yatskievych. 2003. Chromosome studies of cheilanthoid ferns (Pteridaceae: Cheilanthoideae) from the western United States and Mexico. American Journal of Botany 90: 1788–1800