salam

Pages

Rabu, 17 April 2013

LAPORAN SPH REPRODUKSI BETINA



BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Reproduksi merupakan salah satu ciri aktifitas mahluk hidup yang bertujuan untuk melestarikan jenisnya.System reproduksi di sebut juga sistem perkembangbiakan atau system genetalia. Sistem ini berfungsi untuk menghasilkan sel kelamin (Gamet),menyimpan gamet jantan dan betina, dan pada kelompok hewan betina tertentu berfungsi pula untuk memelihara embrio yang berkembang di dalamnya.
Secara umum sistem  reproduksi vertebrata terdiri atas: 1.Kelenjar kelamin (Gonad), yang merupakan organ utama dalam sistem ini.2. Saluran reproduksi.Kelenjar seks asesori.Pada mamalia terdapat pula organ kelamin luar.

1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaiman cara reproduksi kambing,katak dan merpati betina ?
2. Bagaiman cara mengetahui organ kambing,katak dan merpati betina ?
3.Bagaimana cara membandingkan organ reproduksi pada kambing, katak, dan merpati betina?

1.3Tujuan Praktikum
1.      Mengenal organ-organ penyusun dan susunan sistem reproduksi hewan vertebrata.
2.      Membandingkan sistem reproduksi pada katak, merpati, mencit.

 
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Dasar teori
Reproduksi manusia sama dengan hewan mamalia (menyusui)            dan bersifat vivipar. Sel telur di dalam organ kelamin wanita yang berhasil dibuahi sperma akan menjadi embrio. Selama di dalam kandungan, embrio mengalami proses perkembangbiakan selama sembilan bulan lebih kemudian lahir (Tenzer, 2001).
Pada hewan terjadi pula reproduksi vegetative dan generative.Tujuannya untuk menjaga kepunahan. Sebab dengan reproduksi, maka generasi baru akan muncul dan berkembang lebih banyak. Reproduksi generative disebut juga perkembangan seksual (dengan cara kawin). Sedangkan reproduksi vegetative disebut juga perkembangbiakan aseksual (tidak melalui kawin) (Tenzer, 2001).

2.1.1 Organ reproduksi merpati betina
Fertilisasi pada merpati betina merupakan reproduksi internal artinya bahwa reproduksi terletak didalam tubuh.Sistemnya disebut sistem duktus yang berupa saluran yang memiliki diameter hampir seragam dengan suatu perluasan tunggal unilateral pada kloaka. Merpati merupakan hewan ovipar yaitu hewan yang berkembang biak dengan bertelur ( Jasin. 1984).
   Merpati betina tidak mempunyai organ kopulasi secara khusus.Organ reproduksinya meliputi ovarium yang jumlahnya hanya satu yang terletak sebelah kiri.Ovarium tersusun dari lapisan serosa dan lapisan otot.Pada ovarium inilah tempat terbentuknya sel telur.Selain itu oviduct yang terletak disebelah bawah dari ovarium.Oviduct kanan rudimenter yang ukurannya lebih kecil dari oviduk yang satunya dan tidak berkembang.Histology dari oviduk adalah tersusun atas lapisan peritoneal eksternak, otot longitudinal luar, sirkuler dalam, jaringan pengikat, dan lapisan mukosa.Oviduk dapat mensekresikam albumen pada saat pembentukan telur.Oviduk pada saat masih muda lurus, makin tua makin berkelok-kelok.Oviduk bermuara pada kloaka yang merupakan pertemuan antara organ kopulasi dengan anus.uterus sebenarnya bukan merupakan uterus yang sebenarnya karena berbeda dengan uterus pada mamalia karena uterus pada merpati hanya berupa kelenjar kerabang.Pada uterus mempunyai banyak kelenjar yang membentuk kulit telur (Mukayat, 1993).
   Perkawinan pada merpati dilakukan dengan cara kopulasi. Setelah sperma dan ovum bertemu dan terjadi fertilisasi maka tahap selanjutnya adalah akan terbentuk telur yang terjadi di oviduk. Tahap pertama adalah terbentuknya kalaza yaitu suatu bangunan yang tersusun dari dia tali mirip ranting yang bergulung memanjang dari kuning telur sampai kekutub-kutub telur. Setelah itu ditambahkan putih telur( albumen) disekitar kuning telur. Setelah itu maka telur akan mendapatkan selaput kerabang pada uterus. Setelah telur sempurna maka telur akan dikeluarkan melalui kloaka. Telur yang dikeluarkan tidak langsung menetas, tetapi mengalami masa inkubasi selama 16-18 hari.Burung muda yang baru menetas berada dalam kondisi sangat lemah, disebut kondisi altrisal.Anak merpati yang baru menetas sedikit sekali bulu kapasnya.Merpati muda dapat terbang setelah 4 minggu kemudian (Nalbandov, 1990).

2.1.2 Organ reproduksi katak betina
Reproduksi pada katak yaitu dengan carafertilisasi eksternal, katak jantan menjepit katak betina ketika perkawinan (yaitu ketika telur dilepaskan dan sperma disemprotkan) (Brotowijdoyo.1989).
Terdiri atas sepasang ovarium di bagian dorsal coelom terdapat corpusadiposum yang berwarna ke kuning-kuningan.Suatu saluran yang berkelok-kelok dengan ujung terbuka sehingga tidak berhubungan dengan ovarium.Pada sebelah posterior saluran ini melebar dengan dinding yang tipis atau uterus.Selanjutnya ovum menuju ke kloaka pada suatu papillae (Jasin, 1984).
Perkawinan, kodok kawin pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada saat menjelang hujan. Kodok jantan akan berbunyi untuk memanggil betinanya, dari tepian atau tengah perairan. Di mana beberapa hewan jantan berkumpul berdekatan dan berbunyi bersahut-sahutan.Pembuahan pada kodok dilakukan di luar tubuh. Kodok jantan akan melekat di punggung betinanya dan memeluk erat ketiak si betina dari belakang kodok jantan akan memijat perut kodok betina dan merangsang pengeluaran telur. Pada saat yang bersamaan kodok jantan akan melepaskan spermanya ke air, sehingga bisa membuahi telur-telur yang dikeluarkan si betina (Gravenhorst, 1829).
Embrio, kodok dan katak mengawali hidupnya sebagai telur yang diletakkan induknya di air atau sarang busa.Sekali bertelur katak bisa menghasilkan 5000-20000 telur.Telur-telur kodok menetas menjadi berudu atau kecebong, bernafas dengan insang ketika masih hidup di air. Perlahan-lahan akan tumbuh kaki belakang, yang kemudian diikuti dengan tumbuhnya kaki depan, menghilangnya ekor dan organ pernafasan berganti dengan paru-paru (Gravenhorst, 1829).

2.1.3 Organ reproduksi mencit betina
   Breeding awal adalah sekitar 50 hari usia di kedua perempuan dan laki-laki, meskipun mungkin betina estrus tama mereka pada 25-40 hari. Tikus polyestrous dan berkembang biak sepanjang tahun; ovulasi spontan. Lamanya siklus estrus 4-5 hari dan estrus itu sendiri berlangsung sekitar 12 jam, terjadi di malam hari. Vagina smear berguna dalam perkawinan waktunya untuk menentukan tahap siklus estrus. Perkawinan biasanya terjadi pd malam hari dan dapat dikonfirmasi oleh kehadiran sebuah plug sanggama di vagina hingga 24 jam pasca-sanggama. Kehadiran sperma pada vagina smear juga merupakan indikator yang dapat diandalkan kawin (Iqbali, 2009).
Rata-rata periode kehamilan tikus adalah 20 hari. Sebuah subur estrus postpartum terjadi 14-24 jam setelah kelahiran, dan simultan laktasi dan memperpanjang usia kehamilan usia kehamilan 3-10 hari karena implantasi tertunda. Sampah rata-rata ukuran 10-12 selama produksi optimal, tetapi sangat tergantung ketegangan. Sebagai aturan umum, bawaan tikus cenderung memiliki masa kehamilan lebih lama dan lebih kecil daripada outbred tandu dan hibrida tikus. Muda disebut anak-anak anjing dan berat 0,5-1,5 gram saat lahir, yang gundul, dan menutup kelopak mata dan telinga. Kanibalisme jarang terjadi, tetapi perempuan tidak boleh diganggu selama proses kelahiran dan untuk minimal 2 hari setelah melahirkan. Pups yang disapih pada usia 3 minggu; penyapihan berat 10-12 gram. Jika estrus postpartum tidak dimanfaatkan, resume perempuan bersepeda 2-5 hari postweaning (Iqbali, 2009).

2.1.4 Organ reproduksi kambing betina
Kambing betina sudah dapat dikawinkan pada umur 6 bulan.Pada umur ini betina sudah mengalami birahi pertama selama 1 minggu. Setelah seminggu birahi ini akan hilang dan akan muncul kembali dalam 21 hari kemudian (1 bulan). Sangat dianjurkan kambing etawa betina dikawinkan mulai 9 bulan atau birahi ketiga.Hal ini untuk memperkecil resiko pada kehamilan dan kelahiran. Pada usia ini alat reproduksi kambing etawa betina sudah sempurna. Dari pengamatan di lapangan anak (cempe) yang dilahirkan juga memiliki perkembangan lebih bagus daripada yang dilahirkan oleh kambing etawa betina yang dikawinkan muda.Perkembangan betina juga lebih baik daripada yang dikawinkan muda (Sherwood, 2001).
Kambing etawa jantan sudah dapat birahi pada umur 6 – 8 bulan.Namun pada idealnya kambing etawa jantan sudah dapat mengawini kambing etawa betina mulai umur 18 bulan (2 tahunan). Pada usia ini kambing etawa jantan sudah memiliki postur badan yang mampu menguasai kambing etawa betina. Kambing jantan etawa jantan yang sudah mampu birahi memiliki bulu kaki depan yang berwarna kekuningan. Warna ini disebabkan oleh air kencing pejantan itu sendiri.Kambing etawa jantan yang dapat dijadikan pejantan yang baik memiliki postur badan yang tidak terlalu gemuk, aktif lincah dan selalu birahi jika didekatkan dengan kambing etawa betina.Tidak semua pejantan etawa langsung birahi didekatkan pada betina.Ada kalanya pejantan tersebut malu-malu atau istilahnya harus “kenalan” dengan betinanya (Frandson RD, 1992).
Kambing etawa betina yang siap dikawinkan akan menunjukkan tanda-tanda birahi seperti sering mengembik tanpa sebab, menggosok-gosokkan badan pada dinding kandang, nafsu makan kurang, ekornya dikibas-kibaskan, sering kencing, bibir kemaluan membengkak, selaput bagian dalam agak kemerah-merahan dan keluar lendir yang jernih (Boolotion, 1979).
Biasanya kambing etawa jantan dapat mencium bau kambing etawa betina yang birahi.Hal ini karena kambing etawa betina yang birahi memiliki bau yang khas. Kambing etawa jantan akan bereaksi dengan mengembik melenguh dan birahinya bangkit seketika bau ini tercium. Jika tidak dikawinkan hal ini akan berlanjut tiap malam. Kambing etawa betina yang birahi tidak akan lari menghindar ketika pejantan menaikinya. Disarankan tali pengikat kambing etawa jantan dipegangi, agar proses perkawinan berlangsung aman. Hal ini disebabkan kambing etawa jantan yang birahi memiliki sifat yang tidak terkontrol yang mungkin dapat mencederai kambing etawa betina yang akan dikawini. Postur kambing etawa jantan yang akan mengawini hendaknya lebih besar daripada kambing etawa betina yang akan dikawini agar proses kawinnya tidak sulit. Hendaknya proses perkawinannya dua kali. Setelah perkawinan sukses kambing etawa betina diajak jalan-jalan agar sperma yang diterima tidak tumpah (Boolotion, 1979).

2.2              Kajian keislaman

15. Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila Dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: "Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan Sesungguhnya aku Termasuk orang-orang yang berserah diri" (QS.Ahqaaf ayat 15).

 
BAB III
METODE PENGAMATAN

3.1    Waktu dan Tempat
Praktikum tentang Reproduksi betinakali ini dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 20 April 2010 bertempat di Laboratorium Pendidikan Biologi Dasar A Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim Malang.

3.2    Alat dan Bahan
3.2.1        Alat
Adapun alat yang kita gunakan pada praktikum ini adalah:
1.      Papan section
2.      Silet
3.      Pinset
4.      Jarum pentul
5.      Tissue
6.      Kapas
7.      Kloroform
3.2.2        Bahan
Adapun bahan yang kita gunakan pada praktikum ini adalah:
1.      Merpati betina (Columba livia)
2.      Mencit betina (Mus musculus)
3.      Katak betina (Rana sp.)
4.      Organ kambing jantan

3.3  Cara Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum ini adalah:
3.3.1        Merpati betina, kambing betina dan katak betina
1.      Dibius dengan menggunakan kloroform.
2.      Disembelih tiga bahan tersebut.
3.      Diamati organ-organ penyusun dan susunan pada sistem reproduksi tersebut.
4.      Digambar hasil pengamatan tersebut.


 

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1              Hasil pengamatan
4.1.1   Organ reproduksi merpati betina
Literature
Hasil pengamatan
5.jpg
(Yatim, 1994)

                                                                             
Keterangan:
1.      Ovary
2.      Ginjal
3.      Infudibolum
4.      Isthmus
5.      Uterus
6.      Kloaka







4.1.2   Organ reproduksi kambing betina
Literature
Hasil pengamatan



Keterangan:
1.      Penggantung
2.      Tuba fallopi
3.      Fimbriae
4.      Ovary
5.      Uterus
6.      Kelenjar mamae
7.      Cervix
8.      Vagina





4.1.3   Organ reproduksi kodok betina
Literature
Hasil pengamatan
4.jpg
(Yatim, 1994)


Keterangan:
1.      Oviduct
2.      Ovarium
3.      Ovum
4.      Ginjal
5.      Uterus
6.      Kloaka

4.2              Pembahasan
4.2.1        Organ reproduksi merpati betina
Pada praktikum reproduksi betina ini kami mengamati bahwa organ reproduksi pada merpati betina ini mempunyai organ seperti ovary, ginjal, infudibolum, istmus, uterus, dan kloaka.
Fertilisasi pada merpati betina merupakan reproduksi internal artinya bahwa reproduksi terletak didalam tubuh.Sistemnya disebut sistem duktus yang berupa saluran yang memiliki diameter hampir seragam dengan suatu perluasan tunggal unilateral pada kloaka. Merpati merupakan hewan ovipar yaitu hewan yang berkembang biak dengan bertelur ( Jasin. 1984).
Perkawinan pada merpati dilakukan dengan cara kopulasi. Setelah sperma dan ovum bertemu dan terjadi fertilisasi maka tahap selanjutnya adalah akan terbentuk telur yang terjadi di oviduk. Tahap pertama adalah terbentuknya kalaza yaitu suatu bangunan yang tersusun dari dia tali mirip ranting yang bergulung memanjang dari kuning telur sampai kekutub-kutub telur. Setelah itu ditambahkan putih telur( albumen) disekitar kuning telur. Setelah itu maka telur akan mendapatkan selaput kerabang pada uterus. Setelah telur sempurna maka telur akan dikeluarkan melalui kloaka. Telur yang dikeluarkan tidak langsung menetas, tetapi mengalami masa inkubasi selama 16-18 hari.Burung muda yang baru menetas berada dalam kondisi sangat lemah, disebut kondisi altrisal.Anak merpati yang baru menetas sedikit sekali bulu kapasnya.Merpati muda dapat terbang setelah 4 minggu kemudian (Nalbandov, 1990).
Ovarium.Selain pada burung elang, ovarium aves yang berkembang hanya yang kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga abdomen (Tenzer, 2001).
Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri, bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian; bagian anterior adalah infundibulumyang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya istmus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur(Sherwood, 2001).
4.2.2        Organ reproduksi kambing betina
Pada praktikum reproduksi betina ini kami mengamati bahwa organ reproduksi pada kambing betina ini mempunyai organ seperti penggantung, tuba fallopi, fimbriae, ovary, uterus, kelenjar mamae, cervix dan vagina.
4.2.3 Organ reproduksi kodok betina
Pada praktikum reproduksi betina ini kami mengamati bahwa organ reproduksi pada kodok betina ini mempunyai organ seperti oviduct, ovarium, ovum, ginjal, uterus dan kloaka (Tenzer, 2001). Reproduksi pada katak yaitu dengan cara fertilisasi eksternal, katak jantan menjepit katak betina ketika perkawinan (yaitu ketika telur dilepaskan dan sperma disemprotkan) (Brotowijdoyo.1989).
Terdiri atas sepasang ovarium di bagian dorsal coelom terdapat corpus adiposum yang berwarna ke kuning-kuningan. Suatu saluran yang berkelok-kelok dengan ujung terbuka sehingga tidak berhubungan dengan ovarium. Pada sebelah posterior saluran ini melebar dengan dinding yang tipis atau uterus. Selanjutnya ovum menuju ke kloaka pada suatu papillae (Jasin, 1984).
Perkawinan, kodok kawin pada waktu-waktu tertentu, misalnya pada saat menjelang hujan. Kodok jantan akan berbunyi untuk memanggil betinanya, dari tepian atau tengah perairan. Di mana beberapa hewan jantan berkumpul berdekatan dan berbunyi bersahut-sahutan. Pembuahan pada kodok dilakukan di luar tubuh. Kodok jantan akan melekat di punggung betinanya dan memeluk erat ketiak si betina dari belakang kodok jantan akan memijat perut kodok betina dan merangsang pengeluaran telur. Pada saat yang bersamaan kodok jantan akan melepaskan spermanya ke air, sehingga bisa membuahi telur-telur yang dikeluarkan si betina (Gravenhorst, 1829).


Pada saat bereproduksi katak dewasa akan mencari lingkungan yang berair. Disana mereka meletakkan telurnya untuk dibuahi secara eksternal. Telur tersebut berkembang menjadi larva dan mencari nutrisi yang dibutuhkan dari lingkungannya, kemudian berkembang menjadi dewasa dengan bentuk tubuh yang memungkinkannya hidup di darat, sebuah proses yang dikenal dengan metamorfosis. Tidak seperti telur reptil dan burung, telur katak tidak memiliki cangkang dan selaput embrio.Sebaliknya telur katak hanya dilindungi oleh kapsul mukoid yang sangat permeabel sehingga telur katak harus berkembang di lingkungan yang sangat lembab atau berair (Sherwood, 2001).
Ovarium berjumlah sepasang, pada sebelah kranialnya dijumpai jaringan lemak bermwarna kuning (korpus adiposum).Baik ovarium maupum korpus adiposum berasal dari plica gametalis, masing-masing gonalis, dan pars progonalis.Ovarium digantungkan oleh mesovarium (Tenzer, 2001).
Saluran reproduksi, oviduk merupakan saluran yang berkelok-kelok.Oviduk dimulai dengan bangunan yang mirip corong (infundibulum) dengan lubangnya yang disebut oskum abdominal.oviduk di sebelah kaudal mengadakan pelebaran yang disebut dutus mesonefrus.Dan akhirnya bermuara di kloaka (Sherwood, 2001).


4.3              Perbandingan organ kelamin betina
No
Hewan betina
Organ
1.
Merpati betina
a.       Ovary
b.      Ginjal
c.       Infudibolum
d.      Isthmus
e.       Uterus
f.       Kloaka
2.
Kambing betina
a.       Penggantung
b.      Tuba fallopi
c.       Fimbriae
d.      Ovary
e.       Uterus
f.       Kelenjar mamae
g.      Cervix
h.      Vagina
3.
Kodok betina
a.       Oviduct
b.      Ovarium
c.       Ovum
d.      Ginjal
e.       Uterus
f.       Kloaka



BAB V
PENUTUP

5.1    Kesimpulan
5.1.1        Organ reproduksi pada merpati betina diantarannya ovary, ginjal, infudibolum, isthmus, uterus dan kloaka.
5.1.2        Organ reproduksi pada kambing betina diantarannya penggantung, tuba fallopi, fimbriae, ovary, uterus, kelenjar mamae, cervix dan vagina.
5.1.3        Organ reproduksi pada kodok jantan diantarannya oviduct, ovarium, ovum, ginjal, uterus dan kloaka.
5.1.4        Cara mengetahui organ dari merpati, kambung dan kodok yaitu dengan caraDibius dengan menggunakan kloroform.Disembelih tiga bahan tersebut.Diamati organ-organ penyusun dan susunan pada sistem reproduksi tersebut.Digambar hasil pengamatan tersebut.
5.1.5        Perbandingan dari ketiga organ tersebut yaitu pada merpati dan kodok mempunyai ginjal sedangkan pada kambing tidak mempunyai ginjal, pada merpati mempunyai infudibolum dan istmus sedangkan pada kambing dan kodok tidak mempunyai infudibolum dan istmus dll.



DAFTAR PUSTAKA
Boolotion, richard A. 1979. Zoology An Introduction to the Study Of Animals. London: Macmillan Publishing.
Frandson R.D. 1993. Anatomy and Physiology of Farm Animals 6th ed. Lippincott: Philadelphia.
Iqbali. 2009. Siatem Reproduksi. www.Iqbali.blgspot.com Diakses pada 19 april 2010 jam 22.00 WIB.
Jasin, Maskoeri. 1993. Zoologi Vertebrata .Sinar Wijaya : Surabaya
Pratiwi, DA.1996. Biologi 2. Jakarta. Erlangga.
Sherwood.2001.Fisiologi manusia dari sel ke system.EGC. Jakarta.
Tenzer, Amy. 2003. Petunjuk Praktikum Struktur Hewan II. Malang. Jurusan Biologi UM.
Tenser, Amy. 2003. Bahan Ajar: Strutur Hewan II. Malang. Dirjen Dikti.
Yatim, Wildan. 1994. Reproduksi Embryoligi. Bandung: Tarsito.
Yatim, Wildan. 1996. Histologi. Bandung: Tarsito.


0 komentar:

Posting Komentar