BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Isoptera
berasal dari kata isos (sama)dan pteron (sayap). Anai – anai
atau rayap adalah serangga-serangga sosial pemakan selolusa yang berukuran
sedang merupakan ordo Isoptera, secara relatif kelompok kecil dari serangga
yang terdiri kira-kira 1900 jenis di dunia. Mereka hidup dalam
masyarakat-masyarakat dengan organisasi yang tinggi dan terpadu , atau koloni –
koloni, dengan individu – individu yang secara morfologi dibedakan menjadi
bentuk –bentuk berlainan atau kasta –kasta yaitu reproduktif, pekerja, dan
serdadu yang melakukan fungsi – fungsi biologi yang berbeda (Borror et al,
1992).
Rayap
adalah serangga social yang hidup dalam suatu komunitas yang disebut
koloni.Mereka tidak memiliki kemampuan untuk hidup lebih lama bila tidak berada
dalam koloninya.Komunitas tersebut bertambah efisien dengan adanya spesialisasi
(kasta) dimana masing-masing kasta mempunyai bentuk dan peran yang berada dalam
kehidupannya. Dibandingkan dengan serangga social
lainnya dalam hal ini semut, rayap memiliki beberapa kemiripan. Oleh karena
itu, beberapa orang kerap kali menyebut rayap sebagai ”semut putih”. Namun
demikian perbedaan antara organisme tersebut sesungguhnya cukup banyak, bahkan
semut merupakan salah satu musuh utama rayap. Secara morfologi antara keduanya
juga relative mudah dibedakan.
Untuk
lebih memahami mengenai rayap atau ordo isoptera tersebut maka akan di jelaskan
terkait klasifikasi, ciri-ciri, dan peranan serangga isoptera.
1.2 Rumusan
masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat diambil
antara lain :
1.
Bagaimana morfologi dari
serangga ordo isoptera?
2.
Bagaimanakah klasifikasi dan ciri-ciri dari
serangga ordo isoptera ?
3.
Bagaimana
bentuk metamorfosis dari serangga ordo isoptera?
4.
Bagaimana perilaku sosial
serangga ordo isoptera?
5.
Bagaimana peranan serangga isoptera dalam
ekosistem?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
:
1.
Untuk mengetahui morfologi
dari serangga ordo isoptera?
2.
Untuk
mengetahui klasifikasi dan ciri-ciri dari
serangga ordo isoptera ?
3.
Untuk
mengetahui bentuk metamorfosis dari serangga ordo
isoptera?
4.
Untuk mengetahui perilaku
sosial serangga ordo isoptera?
5.
Untuk
mengetahui peranan serangga isoptera dalam
ekosistem?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Morfologi Serangga Ordo Isoptera
Ordo Isoptera dicirikan
dengan kepala yang prognatik (prognathous
head, yaitu posisi alat mulut searah dengan arah bidang tubuh atau mengarah
ke depan) (Elzinga, 2004). Di belakang kepala terdapat toraks, terdiri dari
protoraks dapat bergerak bebas, lebih sempit dari kepala, pada rayap pekerja
jarang yang protoraksnya besar.Meso dan metatoraks lebih lebar dari
panjangnya.Pleuron nyata tapi sternit sangat kecil (Amir, 2003).
Memiliki mata majemuk
dan umumnya mengalami pereduksian sebagai pola adaptasi terhadap kebiasaan
hidup di habitat yang gelap (Gullan & Cranston, 1999).Antena berbentuk
manik-manik (moniliform) (Elzinga, 2004) panjang, multisegmen dari 11 sampai
dengan 31 segmen (Gullan & Cranston, 1999; Donovan, 2000; Kambhampati &
Eggleton, 2000).Alat mulut bertipe menggigit-mengunyah (mandibulata) yang
berkembang sesuai dengan tipe kastanya; prajurit memiliki bentuk mandibular
besar atau memiliki nasuti (Gullan & Cranston, 1999).
Sayap hanya dimiliki
oleh kasta reproduktif yang terdiri dari dua pasang sayap tipe membran dengan
venasi yang rumit serta memiliki ukuran dan bentuk yang sama, kecuali pada
Mastotermes dengan venasi sayap yang lebih rumit (Gullan & Cranston, 1999).
Bagian badan yang terdapat
di belakang disebut abdomen (perut) merupakan bagian yang paling besar pada
rayap pekerja dan laron.Bahkan pada rayap tanah, misalnya Macrotermesgilvus, abdomennya dapat membesar sebesar ibu jari
tangan manusia, berisi telur sangat banyak jumlahnya (Amir, 2003). Tarsi
terdiri dari tiga sampai dengan lima segmen. Cerci pendek terbagi dalam satu
sampai lima segmen (Gullan & Cranston, 1999; Donovan, 2000; Kambhampati
& Eggleton, 2000).
Rayap mengalami
metamorfosis paurometabola (Wilson, 1971; Triplehorn & Johnson,
2005).Kebanyakan jenis rayap berwarna putih kekuningan, tetapi ada juga yang
cokelat (Bulbitermes) bahkan hitam (Hospitalitermes) (Amir, 2003).
2.2
Klasifikasi
Ilmiah
Rayap yang merupakan serangga kecil
ini hidup berkelompok dengan sistem kasta yang berkembang biak dengan sempurna.
Serangga ini masuk dalam ordo isoptera (dari bahasa Yunani: iso = sama; ptera =
sayap) (Susanta, 2007).Taksonomi atau
penggolongan jenis-jenis rayap merupakan salah satu misteri dunia insekta
karena tingginya tingkat kemiripan antar jenis rayap dalam masing-masing
famili.Kiranya kita tak perlu sangat memusingkan jenis-jenis (spesies) rayap
ini.Hal yang penting adalah dapat mengenal tipe-tipe seperti telah disebut di
muka.Pada umumnya rayap yang terdapat dalam satu kategori memiliki kemiripan
dalam hampir semua segi perilakunya, sehingga metoda pengendalianyapun dapat
disamakan.
Dapat dikatakan bahwa terdapat
tiga famili rayap perusak kayu (yang dianggap sebagai hama), yaitu famili
Kalotermitidae, Rhinotermitidae dan Termitidae. Kalotermitidae diwakili oleh Neotermes tectonae (hama pohon jati) dan Cryptotermes
spp. (rayap kayu kering); Rhinotermitidae oleh Coptotermes spp dan Schedorhinotermes,
sedangkan Termitidae oleh Macrotermes spp., Odontotermes spp. dan
Microtermes spp.). Hal ini sesuai dengan Surat Saba´ - Ayat Ke-14 yaitu
:
فَلَمَّا قَضَيْنَا
عَلَيْهِ الْمَوْتَ مَا دَلَّهُمْ عَلَىٰ مَوْتِهِ إِلَّا دَابَّةُ الْأَرْضِ
تَأْكُلُ مِنْسَأَتَهُ ۖ فَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ الْجِنُّ أَنْ لَوْ كَانُوا
يَعْلَمُونَ الْغَيْبَ مَا لَبِثُوا فِي الْعَذَابِ الْمُهِينِ
Artinya: Maka tatkala Kami telah
menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka
kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah
tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib
tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan.
Masih banyak jenis-jenis rayap yang juga
penting tetapi agak jarang dijumpai menyerang bangunan. Misalnya jenis-jenis Nasutitermes
(famili Termitidae), yang pada dahi prajuritnya terdapat "tusuk"
(seperti hidung: nasus, nasute), dan mampu melumpuhkan lawannya bukan
dengan menusuknya tetapi meyemprotkan cairan pelumpuh berwarna putih, melalui
saluran dalam "tusuk"nya.
Menurut Nandika dkk (2003)
klasifikasi rayap sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phyllum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Isoptera
Famili :Mastotermitidae,Kalotermitidae, Termopsidae, Hodotermitidae, Rhinotermitidae, Serritermitidae, Termitidae
1.
Famili
Kalotermitidae
Kalotermitidae memiliki 22 genus , 419 species (Wikipedia, 2013). Famili ini diwakili
di Amerika Serikat oleh 16 jenis dan termasuk rayap kayu kering, kayu basah,
dan bubuk. Rayap – rayap ini tidak mempunyai kasta pekerja, yang muda
dari kasta – kasta lain melakukan pekerjaan koloni. Kalotermitidae tidak
mempunyai ubun – ubun dan tidak membuat tabung – tabung tanah (Borror et al,
2009). Ciri – ciri dari dewasa bersayap :
·
Sayap
dengan 3 atau lebih rangka – rangka sayap tebal dibagian anterior sayap di
belakang sisi, R dengan 1 atau lebih cabang – cabang anterior
·
Terdapat
mata tunggal, batang tibiae tanpa duri, sungut – sungut biasanya dengan
kurang dari 21 ruas, sersi pendek 2 ruas, Terdapat di Florida dan
AmerikaSerikat bagian barat.
Ciri – ciri Rayap serdadu
·
Mandibel
normal, kepala tidak seperti Termitidae
·
Kepala
pendek, bergeronggang di luar, mandibel tanpa geligi tepi
·
Terdapat
di Amerika Serikat bagian selatan (rayap – rayap bubuk)
·
Mandibel
–mandibel dengan satu atau lebih geligi tepi yang jelas
·
Ruas
sungut ketiga mengalami modifikasi, femora belakang menggembung
·
Ruas
sungut ketiga tidak mengalami modifiaksi, femora belakang bervariasi
·
Femora
belakang tidak ada, atau hanay sedikit menggembung, sungut dengan kurang dari
23 ruas, batang tibiae tanpa duri – duri
(Borror et al, 1992).
Rayap – rayap kayu kering (Incisitermes, Pterotermes, dan Marginitermes)
menyerang kayu kering yang baik dan tidak terkontak dengan tanah. Kebanyakan
infestasi oleh rayap ini adalah dalam gedung – gedung, perabotan rumah tangga,
tiang – tiang, dan papan – papan tumpukan dapat juga diserang. Yang dewasa
silindris bentuknya dan kurang lebih 13 mm panjangnya, dan yang reproduktif
warnanya coklat pucat. Incisitermes minor (Hagen), Marginitermes
habbardi (Banks) jenis yang penting di negara – negara bagian Amerika
Serikat bagian barat (Borror et al, 1992).
Rayap – rayap bubuk (Crytotermes dan Calcaritermes)
biasanya menyerang kayu – kayu kering (tanpa kontak tanah) dan mereduksi
menjadi bubuk. Mereka terdapat di Amerika Serikat bagian Selatan. Cryptotermes
brevis (Walker) adalah jenis yang masuk ke Amerika Serikat. Rayap itu
terdapat di sepanjang Gulf Coast dekat Tampa dan New Orleans dan telah didapatkan
ke utara sejauh Tennessee. Barangkali rayap itu masuk bersama – sama dengan
barang perabotan. Rayap menyerang barang perabotan rumah tangga, buku – buku,
kertas – kertas, barang – barang kering, dan kayu – kayu bangunan dan kerapkali
menyebabkan kerusakan yang besar. Rayap tersebut terdapat di gedung – gedung,
tidak pernah di luar rumah. Di mana rayap tersebut didapatkan, koloni –
koloninya banyak tetapi kecil (Borror et al, 1992).
2.
Famili
Hodotermitidae
Ciri – ciri deawas bersayap :
·
Tidak
terdapat ubun – ubun
·
Sayap
dengan 3 atau lebih rangka – rangka sayap tebal di bagian anterior sayap di
belakang sisik, R dengan 1 atau lebih cabang – cabang anterior
·
Tidak
terdapat mata tunggal, biasanya batang tibiae dengan duri – duri
·
Biasanya
sungut lebih dari 1 ruas, sersi panjang 4 ruas,
·
Terdapat
di Amerika Serikat bagian barat dan Kolumbia Inggris bagian selatan
Ciri – ciri rayap serdadu :
·
Mandibel –
mandibel dengan satu atau lebih geligi tepi yang jelas
·
Terdapat
di Amerika Serikat bagian barat dan selatan
·
Kepala tidak
menyempit di sebelah anterior
·
Ruas
sungut ketiga tidak mengalami modifikasi
·
Femora
belakang menggembung, sungut paling tidak dengan 23 ruas batang, tibiae
terdapat duru – duri
(Borror et al, 1992)
Hodotermitidae memiliki 3 genus, 19 species. Salah satu contoh genusnya adalah
genus Hodotermitinae (Wikipedia, 2013). Rayap – rayap kayu basah. Kelompok – kelompok ini mencakup tiga Zootermopsis,
yang terdapat sepanjang pantai Pasifik sampai Columbia Inggris bagian selatan.
Yang dewasa panjangnya 13 mm atau lebih agak gepeng, dan tidak ada ubun – ubun.
Tidak ada kasta pekerja. Rayap – rayap ini menyerang kayu mati, dan walaupun
mereka tidak memerlukan kontak dengan tanah, sejumlah kelembaban dalam kayu
diperlukan. Mereka biasanya terdapat dikayu – kayu gelondongan yang sedang
membusuk, lembab, dan mati, tetapi seringkali merusak gedung – gedung, tonggak
– tonggak listrik dan kayu, terutama di daerah – daerah pantai yang di tempat
itu terdapat cukup kabut (Borror et al, 1992).
Jenis yang paling umum dalam keompok ini adalah Z. nevadensis Banks
dan Z. angusticollis Hagen. Z. nevadensis panjangnya sedikit
lebih dari 13 mm dan terdapat secara relatif di habitat yang kering (terutama
potongan – potongan pohon yang mati). Bentuk yang tidak bersayap berwarna pucat
dengan kepala yang lebih hitam, dan bentuk – bentuk yang bersayap adalah coklat
tua dengan kepala kuning keemasan atau orange. Z. angusticollis lebih
besar (kira – kira panjangnya 18 mm) dan biasanya terdapat di kayu – kayu mati
yang lembab. Yang dewasa berwarna pucat dengan kepala coklat (Borror et al,
1992).
3.
Famili
Rhinotermitidae
Ciri
– ciri dewasa bersayap :
·
Biasanya
terdapa ubun – ubun
·
Dayapnya
dengan rangka sayap yang tebal di bagian interior sayap di belakang sisik, R
biasanya tanpa cabang – cabang anterio
·
Sisik
sayap depan lebih panjang daripada pronotum, pronotum datar, sersi 2 ruas,
·
Sangat
luas penyebarannya
Ciri – ciri rayap
serdadu :
·
Kepala
lebih panjang dari lebarnya, mandibel dengan atau tanpa geligi tepi yang jelas
·
Sangat
luas tersebar
(Borror
et al, 1992)
Rhinotermitidae memiliki 14 genus, 343 spesies. Genus – genus dari
famili ini diantarannya : Coptotermitinae, Heterotermitinae, Prorhinoterminae, Psammotermitinae,
Rhinotermitinae, Stylotermitinae, dan Termitogetoninae (Wikipedia, 2013).
Di Amerika Serikat, kelompok ini diwakili oleh sembilan jenis
(dengan satu jenis yang meluas ke utara sampai Kanada) dan mencakup rayap –
rayap di bawah tanah (Reticulilitermes dan Heterotermes) dan
rayap – rayap kayu lembab dalam genus Prorhinotermes. Rayap – rayap di
bawah tanah sangat luas tersebar, tetapi rayap – rayap kayu lembab hanya
terdapat di Florida. Rayap – rayap ini kecil (yang dewasa panjangnya kira –
kira 6 – 8 mm). Bentuk – bentuk yang tidak bersayap sangat pucat (rayap – rayap
serdadu memiliki kepala yang berwarna coklat), dan bentuk – bentuk yang
bersayap berwarna hitam. Terdapat ubun – ubun di bagian atas depan kepala.
Anggota – anggota kelompok ini selalu melakukan kontak dengan tanah. Rayap di
dalam tanah bagian timur, Reticulitermes flavipes Kollar barangkali
adalah jenis yang merusak pada ordo tersebut dan stu – satunya rayap yang
terdapat di tenggara Amerika Serikat (Borror et al, 1992).
Coptotermes formosanus Shiraki, satu
hama yang merusak di daratan Cina dan Taiwan telah masuk Louisiana, Florida,
dan Texas. Rayap – rayap serdadu dapat dikenali dengan kepala mereka yang bulat
telur dan sebuah lubang ubun – ubun yang besar di tepi muka kepala. Sarangnya
di bawah tanah atau di dalam kayu (Borror et al¸1992).
4.
Famili
Termitidae
Ciri
– ciri dewasa bersayap
·
Biasanya
terdapat ubun – ubun
·
Sayapnya
dengan rangka sayap yang tebal di bagian anterior sayap di belakang sisik, R
biasanya tanpa cabang – cabang anterior
·
Sisik
sayap depan lebih pendek daripada pronotum, pronotum berbentuk pelana, sersi 1
atau 2 ruas
·
Terdapat
di Amerika di bagian barat daya
Ciri
– ciri rayap serdadu
·
Mandibel
menyusut,
·
kepala
menjulur ke depan menjadi tonjolan seperti hidung yang panjang (serdadu rayap
hidung panjang)
·
Mandibel
hanya dengan sebuah gigi tepi yang jelas, kepala menyempit di bagian anterior
(Borror
et al, 1992).
Termitidae memiliki 236 genus, 1958 species. Beberapa
genusnya :
o Apicotermitinae (42 genera, 208 species)
o Foraminitermitinae (2 genera, 9 species)
o Macrotermitinae (13 genera, 362 species)
o Nasutitermitinae (80 genera, 576
species)
o Sphaerotermitinae (1 genera, 1 species)
o Syntermitinae (13 genera, 99 species)
o Termitinae (90 genera, 760 species)
Kelompok ini diwakili di Amerika Serikat oleh 14 jenis di barat daya
Amerika Serikat. Kelompok itu mencakup rayap – rayap tanpa serdadu (Anoplotermes
dan Gnathamitermes), dan rayap – rayap bentuk hidung panjang (Nasutitermes
dan Tenuirostritermes). Rayap – rayap tanpa serdadu membuat
lubang di bawah kayu atau lempengan – lempengan tinja sapi dan kepentingan ekonominya
tidak ada. Rayap – rayap padang pasir dan di bawah tanah kadang – kadang
merusak kayu bangunan, tiang – tiang, dan tiang pagar. Rayap – rayap bentuk
hidung panjang menyerang pohon – pohon dan benda lain di atas tanah dan membuat
kontak dengan tanah (Borror et al, 1992).
2.3 Siklus hidup dan metamorfosis
Kelompok hewan ini pertumbuhannya melalui tiga tahap yaitu telur,
nimfa dan tahap dewasa. Setelah menetas dari telur nimfa akan menjadi dewasa
dengan melalui beberapa instar, yaitu bentuk diantara dua masa perubahan.
Bentuk ini sangat gradual, sehingga baik dari bentuk badan pada umumnya, cara
hidup maupun makanan pokok antara nimfa dan dewasa adalah serupa. Pada nimfa
yang bertunas sayapnya akan tumbuh lengkap pada instar terakhir, saat binatang
itu mencapai kedewasaan.
Telur yang menetas yang menjadi nimfa akan mengalami 5-8 instar.
Jumlah telur rayap bervariasi, tergantung kepada jenis dan umur. Saat pertama
bertelur betina mengeluarkan 4-15 butir telur. Telur rayap berbentuk silindris,
dengan bagian ujung yang membulat yang berwarna putih. Panjang telur bervariasi
antara 1-1,5 mm. Telur C. curvignathus akan menetas setelah berumur 8-11 hari.
Dalam perkembangan hidupnya berada dalam lingkugan yang sebagian
besar diatur dalam koloni dan terisolir dari pengaruh nimfa sesuai dengan
kebutuhan koloni. Nimfa-nimfa yang sedang tumbuh dapat diatur menjadi anggota
kasta, yang diperlakukan bahwa nasib rayap dewasa an siap terbang dapat diatur.
Kasta pekerja jumlahnya jauh lebih besar dari seluruh kasta yang terdapat dalam
koloni rayap. Nimfa yang menetas dari telur pertama dari seluruh koloni yang
baru akan berkembang menjadi kasta pekerja. Waktu keseluruhan yang dibutuhkan
dari keadaan telur sampai dapat bekerja secara efektif sebagai kasta pekerja
pada umumnya adalah 6-7 bulan. Umur kasta pekerja dapat mencapai 19-24 bulan.
Kasta pekerja berikutnya berbentuk dari nimfa-nimfa yang cukup
besar dan mempunyai warna yang lebih gelap dibandingkan dengan anggota
perbentukan pertama. Kepala dilapisi dengan polisakarida yang disebut kitin dan
menebal pada bagian rahangnya. Pada segmen terakhir dari pangkal sterink
terdapat alat kelamin yang tidak berkembang dengan sempurna sehingga membuat
kasta pekerja ini menjadi mandul . Nimfa muda akan mengalami pergantian kulit
sebanyak 8 kali, sampai kemudian berkembang menjadi kasta pekerja, prajurit dan
calon laron . Rayap pekerja bertubuh lunak dan berwarna putih. Sayap depan dan
belakang ukurannya hampir sama dan diletakkan datar diatas abdomen pada waktu
beristirahat. Bila sayap rayap terputus sepanjang sutera, hanya meninggalkan
dasar sayap atau potongan yang menempel pada thoraks. Abdomen pada rayap lebih
berhubungan dengan thoraks, kasta yang mandul (pekerja dan serdadu) pada rayap
terdiri dari 2 kelamin.
Kasta – kasta reproduktif terbentuk dari telur yang dibuahi . Kepala
berwarna kuning, antena, labrum dan pronotum kuning pucat. Bentuk kepala bulat
ukuran panjang sedikit lebih besar daripada lebarnya. Antena terdiri dari 15
segmen. Mandibel berbentuk seperti arit dan melengkung diujungnya, batas antara
sebelah dalam dari mandibel kanan sama sekali rata. Panjang kepala dengan
mandibel 2,46-2,66 mm, panjang mandibel tanpa kepala 1,40-1,44 mm dengan lebar
pronotum 1,00-1,03 mm dan panjangnya 0,56 mm, panjang badan 5,5-6 mm. Bagian
abdomen ditutupi dengan rambut yang menyerupai duri. Abdomen bewarna putih
kekuning-kuningan .
2.4 Perilaku
Serangga Sosial
Koloni rayap yang merupakan jenis serangga sosial terbagi atas tiga
kasta yang memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda. Ketiga kasta tersebut
adalah kasta reproduksi, kasta prajurit, dan kasta pekerja. Tidak kurang daro
80-90% populasi koloni rayap merupakan kasta pekerja. Penjelasan dari
kasta-kasta tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Kasta
reproduktif
Pada kasta ini terdiri atas individu-individu seksual yaitu betina
(yang abdomennya biasanya sangat membesar) yang tugasnya bertelur dan jantan
(raja) yang tugasnya membuahi betina. Raja sebenarnya tak sepenting ratu jika dibandingkan dengan lamanya
ia bertugas karena dengan sekali kawin, betina dapat menghasikan ribuan telur;
lagipula sperma dapat disimpan oleh betina dalam kantong khusus untuk itu,
sehingga mungkin sekali tak diperlukan kopulasi berulang-ulang. Jika koloni
rayap masih relatif muda biasanya kasta reproduktif berukuran besar sehingga
disebut ratu. Biasanya ratu dan raja adalah individu pertama pendiri koloni,
yaitu sepasang laron yang mulai menjalin kehidupan bersama sejak penerbangan
alata. Pasangan ini disebut reprodukif primer. Jika mereka mati bukan berarti
koloni rayap akan berhenti bertumbuh. Koloni akan membentuk "ratu"
atau "raja" baru dari individu lain (biasanya dari kasta pekerja)
tetapi ukuran abdomen ratu baru tak akan sangat membesar seperti ratu asli.
Ratu dan raja baru ini disebut reproduktif suplementer atau neoten. Jadi,
dengan membunuh ratu atau raja kita tak perlu sesumbar bahwa koloni rayap akan
punah. Bahkan dengan matinya ratu, diduga dapat terbentuk berpuluh-puluh neoten
yang menggantikan tugasnya untuk bertelur. Dengan adanya banyak neoten maka jika
terjadi bencana yang mengakibatkan sarang rayap terpecah-pecah, maka setiap
pecahan sarang dapat membentuk koloni baru.
2. Kasta prajurit
Kasta ini ditandai dengan bentuk tubuh yang kekar
karena penebalan (sklerotisasi) kulitnya agar mampu melawan musuh dalam rangka
tugasnya mempertahankan kelangsungan hidup koloninya. Mereka
berjalan hilir mudik di antara para pekerja yang sibuk mencari dan mengangkut
makanan. Setiap ada gangguan dapat diteruskan melalui "suara"
tertentu sehingga prajurit-prajurit bergegas menuju ke sumber gangguan dan
berusaha mengatasinya. Jika terowongan kembara diganggu sehingga terbuka tidak
jarang kita saksikan pekerja-pekerja diserang oleh semut sedangkan para
prajurit sibuk bertempur melawan semut-semut, walaupun mereka umumnya kalah
karena semut lebih lincah bergerak dan menyerang. Tapi karena prajurit rayap
biasanya dilengkapi dengan mandibel (rahang) yang berbentuk gunting maka sekali
mandibel menjepit musuhnya, biasanya gigitan tidak akan terlepas walaupun
prajurit rayap akhirnya mati. Mandibel bertipe gunting (yang bentuknya juga
bermacam-macam) umum terdapat di antara rayap famili Termitidae, kecuali pada
Nasutitermes ukuran mandibelnya tidak mencolok tetapi memiliki nasut (yang berarti hidung, dan penampilannya
seperti "tusuk") sebagai alat penyemprot racun bagi musuhnya.
Prajurit Cryptotermes memiliki kepala yang berbentuk kepala
bulldogtugasnya hanya menyumbat semua lobang dalam sarang yang potensial dapat
dimasuki musuh. Semua musuh yang mencapai lobang masuk sulit untuk luput dari
gigitan mandibelnya. Pada beberapa jenis rayap dari famili Termitidae seperti
Macrotermes, Odontotermes, Microtermes dan
Hospitalitermes terdapat prajurit dimorf (dua bentuk) yaitu prajurit
besar (p. makro) dan prajurit kecil (p. mikro)
3. Kasta pekerja
Kasta ini membentuk sebagian besar koloni rayap. Tidak kurang dari
80 persen populasi dalam koloni merupakan individu-individu pekerja. Tugasnya
melulu hanya bekerja tanpa berhenti hilir mudik di dalam liang-liang kembara
dalam rangka mencari makanan dan mengangkutnya ke sarang, membuat
terowongan-terowongan, menyuapi dan membersihkan reproduktif dan prajurit,
membersihkan telur-telur, dan -- membunuh serta memakan rayap-rayap yang tidak
produktif lagi (karena sakit, sudah tua atau juga mungkin karena malas), baik
reproduktif, prajurit maupun kasta pekerja sendiri.
Dari kenyataan ini maka para pakar rayap sejak abad ke-19 telah
mempostulatkan bahwa sebenarnya kasta pekerjalah yang menjadi "raja",
yang memerintah dan mengatur semua tatanan dan aturan dalam sarang rayap. Sifat
kanibal terutama menonjol pada keadaan yang sulit misalnya kekurangan air dan
makanan, sehingga hanya individu yang kuat saja yang dipertahankan. Kanibalisme
berfungsi untuk mempertahankan prinsip efisiensi dan konservasi energi, dan
berperan dalam pengaturan homeostatika (keseimbangan kehidupan) koloni rayap.
Feromon penanda jejak dan pendeteksi makanan. Telah merupakan suatu
diktum bahwa rayap (pekerja dan prajurit) itu
buta. Mereka jalan beriiringan atau dapat menemukan obyek makanan bukan
karena mereka mampu melihat atau mencium bau melalui "hidung".
Kemampuan mendeeksi dimungkinkan karena mereka dapat menerima dan menafsirkan
setiap bau yang esensial bagi kehidupannya melalui lobang-lobang tertentu yang
terdapat pada rambut-rambut yang tumbuh di antenanya. Bau yang dapat dideteksi
rayap berhubungan dengan sifat kimiawi feromonnya sendiri.
Feromon adalah hormon yang dikeluarkan dari kelenjar endokrin.,
tetapi berbeda dengan hormon, feromon
menyebar ke luar tubuh dan empengaruhi individu lain yang sejenis. Untuk dapat
mendeteksi jalur yang dijelajahinya, individu rayap yang berada didepan
mengeluarkan feromon penanda jejak (trail following pheromone) yang keluar dari
kelenjar sternum (sternal gland di
bagian bawah, belakang abdomen), yang dapat dideteksi oleh rayap yang berada di
belakangnya. Sifat kimiawi feromon ini sangat erat hubungannya dengan bau
makannannya sehingga rayap mampu mendeteksi obyek makanannya.
v Trofalaksis: masyarakat rayap yang terintegrasi
Rayap muda yang baru saja ditetaskan dari telur belum memiliki
protozoa yang diperlukannya untuk mencernakan selulosa. Demikian pula setiap
individu rayap yang baru saja berganti kulit tak memiliki protozoa karena
simbion ini telah keluar bersama kulit yang ditanggalkannya (karena kulit usus
juga ikut berganti). Individu rayap tersebut diberi "re-infeksi"
protozoa oleh para pekerja dengan melalui trofalaksis. Trofalaksis adalah
perilaku berkerumun di antara anggota-anggota koloni, dan saling
"menjilat" anus dan mulut. Dengan perilaku ini protozoa dapat ditularkan kepada individu-individu
yang memerlukannya. Penyebaran feromon dasar juga diduga terlaksana melalui
perilaku trofalaksis.
2.5 Peranan
Rayap
Keberadaan koloni rayap tidak
mutlak selalu merugikan bagi kehidupan manusia. Beberapa peranan rayap bila
ditinjau secara keseluruhan dari keberadaannya dimuka bumi, antara lain :
·
Keberadaan koloni rayap berperan penting dalam siklus biogeochemical (dekomposer bahan organik) seperti siklus Nitrogen,
Karbon, Sulfur, Oksigen, dan Fosfor.
·
Keberadaan koloni rayap disuatu daerah mampu memengaruhi bentuk vegetasi
yang tumbuh dan berkembang di sekitar koloni itu dengan altivitas dari rayap
tersebut melalui modifikasi profil dan sifat kimia tanah.
·
Di daerah Gurun Afrika Selatan, rayap Hodotermes berperan dalam proses
siklus nutrisi tanah. Aktivitas rayap membawa air ke daerah yang ditumbuhi
tanaman sangat menguntungkan karena ketersediaan air pada tanaman menjadi lebih
banyak.
·
Di daerah berpasir, rayap mampu meningkatkan infiltrasi air dan mengembalikannya
ke bagian atas tanah.
·
Mengakibatkan kerusakan pada bangunan, seperti: perumahan, perkantoran,
gedung olahraga dan lain sebagainya. Selain itu rayap juga dapat merusak
tanaman, buku, arsip ataupun dokumen lainnya karena mereka dapat mencerna atau
menguraikan selulosa.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan makalah di atas mengenai ordo isoptera dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut:
Ø
Ordo
Isoptera dicirikan dengan kepala yang prognatik (prognathous head, yaitu posisi alat mulut searah dengan arah bidang
tubuh atau mengarah ke depan). Di
belakang kepala terdapat toraks, terdiri dari.Pleuron nyata tapi sternit sangat
kecil. Memiliki mata majemuk. Antena berbentuk manik-manik (moniliform)
panjang, multisegmen dari 11 sampai dengan 31 segmen.Alat mulut bertipe
menggigit-mengunyah (mandibulata) yang berkembang sesuai dengan tipe
kastanya.Sayap hanya dimiliki oleh kasta reproduktif Bagian badan yang terdapat
abdomen (perut).Tarsi terdiri dari tiga sampai dengan
lima segmen. Cerci pendek terbagi dalam satu sampai lima.
Ø
Taksonomi
atau penggolongan jenis-jenis rayap merupakan salah satu misteri dunia insekta
karena tingginya tingkat kemiripan antar jenis rayap dalam masing-masing
famili.
Ø Rayap merupakan serangga
dengan metamorfosis tidak sempurna. Siklus hidup rayap terdiri dari telur --> nympa --> dewasa.
Ø Koloni rayap yang merupakan
jenis serangga sosial terbagi atas tiga kasta yang memiliki bentuk dan fungsi
yang berbeda. Ketiga kasta tersebut adalah kasta
reproduksi, kasta prajurit, dan kasta pekerja. Tidak kurang dari 80-90% populasi koloni
rayap merupakan kasta pekerja
Ø Peranan dari rayap sendiri
yaitu biogeochemical (dekomposer
bahan organik), mampu memengaruhi bentuk vegetasi yang tumbuh dan berkembang di
sekitar, di daerah Gurun Afrika Selatan, rayap Hodotermes berperan dalam proses
siklus nutrisi tanah. Di daerah berpasir, rayap mampu meningkatkan infiltrasi
air dan mengembalikannya ke bagian atas tanah. Mengakibatkan kerusakan pada
bangunan, seperti: perumahan, perkantoran, gedung olahraga dan lain sebagainya.
Selain itu rayap juga dapat merusak tanaman, buku, arsip ataupun dokumen
lainnya karena mereka dapat mencerna atau menguraikan selulosa.
3.2 Saran
Diharapkan kritik yang membangun sehingga makalah
ini menjadi lebih baik atau sempurna
DAFTAR PUSTAKA
Amir,
M. 2003.Rayap dan Peranannya.Dalam: M.
Amir, Kahono. S. Serangga Taman Nasional
Gunung Halimun Jawa Bagian Barat.Biodiversity Conservation
Project.LIPI.51-62.
Annisa Fitrowati. 2011. Rayap. Padjajaran. FAKULTAS
PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN
Anonimous. 2012. Tinjauan Pustaka tentang Biologi
Coptotermes curvignathus Holmgren. Universitas Sumatera Utara
Anonimous. 2012. Biologi Rayap. http://termite-killer.blogspot.com/ diakses 12 april 2013
Borror, D. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga.
Yogyakarta, UGM Press.
Elzinga, R.J. 2004.Fundamental
of Entomology.Ed. Ke-6. New Jersey: Pearson Educ.
Gullan, P.J; Cranston PS. 1999. The Insect An Outline of
Entomology. Edisi Ke-2. Oxford: Blackwell Sci.
Kambhampati S, Egglenton P. 2000. Taxonomy and phylogeny of
termites. Di dalam: Abe T, Bignell DE, Higashi M. Termites Evolution,
Sociality, Symbioses, Ecology. Dordecht: Kluwer Academic. hal: 1- 23.
Prasetyo K.W, dkk. Mencegah
& Membasmi Rayap secara Ramah Lingkungan & Kimiawi. Agromedia
Pustaka: Depok
Tarumingkeng, Rudy C. 2004. Biologi dan Pengenalan
Rayap Perusak Kayu Indonesia. Manajemen Deteriorasi Hasil Hutan.
Wilson E.O. 1971. The Insect Societies.
Cambridge: Harvard Univ Pr.
i need help please this for my school project thankyou so much
BalasHapushttp://laronsss.emyspot.com/
.