salam

Pages

Sabtu, 13 April 2013

MAKALAH ENTOMOLOGI Ordo Isoptera



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Isoptera berasal dari kata isos (sama)dan pteron (sayap). Anai – anai atau rayap adalah serangga-serangga sosial pemakan selolusa yang berukuran sedang merupakan ordo Isoptera, secara relatif kelompok kecil dari serangga yang terdiri kira-kira 1900 jenis di dunia. Mereka hidup dalam masyarakat-masyarakat dengan organisasi yang tinggi dan terpadu , atau koloni – koloni, dengan individu – individu yang secara morfologi dibedakan menjadi bentuk –bentuk berlainan atau kasta –kasta yaitu reproduktif, pekerja, dan serdadu yang melakukan fungsi – fungsi biologi yang berbeda (Borror et al, 1992).
Rayap adalah serangga social yang hidup dalam suatu komunitas yang disebut koloni.Mereka tidak memiliki kemampuan untuk hidup lebih lama bila tidak berada dalam koloninya.Komunitas tersebut bertambah efisien dengan adanya spesialisasi (kasta) dimana masing-masing kasta mempunyai bentuk dan peran yang berada dalam kehidupannya. Dibandingkan dengan serangga social lainnya dalam hal ini semut, rayap memiliki beberapa kemiripan. Oleh karena itu, beberapa orang kerap kali menyebut rayap sebagai ”semut putih”. Namun demikian perbedaan antara organisme tersebut sesungguhnya cukup banyak, bahkan semut merupakan salah satu musuh utama rayap. Secara morfologi antara keduanya juga relative mudah dibedakan. 
Untuk lebih memahami mengenai rayap atau ordo isoptera tersebut maka akan di jelaskan terkait klasifikasi, ciri-ciri, dan peranan serangga isoptera.

1.2  Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah yang dapat diambil antara lain :
1.      Bagaimana morfologi dari serangga ordo isoptera?
2.      Bagaimanakah klasifikasi dan ciri-ciri dari serangga ordo isoptera ?
3.      Bagaimana bentuk metamorfosis dari serangga ordo isoptera?
4.      Bagaimana perilaku sosial serangga ordo isoptera?
5.      Bagaimana peranan serangga isoptera dalam ekosistem?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui morfologi dari serangga ordo isoptera?
2.      Untuk mengetahui klasifikasi dan ciri-ciri dari serangga ordo isoptera ?
3.      Untuk mengetahui bentuk metamorfosis dari serangga ordo isoptera?
4.      Untuk mengetahui perilaku sosial serangga ordo isoptera?
5.      Untuk mengetahui peranan serangga isoptera dalam ekosistem?


BAB II
PEMBAHASAN

2.1   Morfologi Serangga Ordo Isoptera
Ordo Isoptera dicirikan dengan kepala yang prognatik (prognathous head, yaitu posisi alat mulut searah dengan arah bidang tubuh atau mengarah ke depan) (Elzinga, 2004). Di belakang kepala terdapat toraks, terdiri dari protoraks dapat bergerak bebas, lebih sempit dari kepala, pada rayap pekerja jarang yang protoraksnya besar.Meso dan metatoraks lebih lebar dari panjangnya.Pleuron nyata tapi sternit sangat kecil (Amir, 2003).
Memiliki mata majemuk dan umumnya mengalami pereduksian sebagai pola adaptasi terhadap kebiasaan hidup di habitat yang gelap (Gullan & Cranston, 1999).Antena berbentuk manik-manik (moniliform) (Elzinga, 2004) panjang, multisegmen dari 11 sampai dengan 31 segmen (Gullan & Cranston, 1999; Donovan, 2000; Kambhampati & Eggleton, 2000).Alat mulut bertipe menggigit-mengunyah (mandibulata) yang berkembang sesuai dengan tipe kastanya; prajurit memiliki bentuk mandibular besar atau memiliki nasuti (Gullan & Cranston, 1999).
Sayap hanya dimiliki oleh kasta reproduktif yang terdiri dari dua pasang sayap tipe membran dengan venasi yang rumit serta memiliki ukuran dan bentuk yang sama, kecuali pada Mastotermes dengan venasi sayap yang lebih rumit (Gullan & Cranston, 1999).
Bagian badan yang terdapat di belakang disebut abdomen (perut) merupakan bagian yang paling besar pada rayap pekerja dan laron.Bahkan pada rayap tanah, misalnya Macrotermesgilvus, abdomennya dapat membesar sebesar ibu jari tangan manusia, berisi telur sangat banyak jumlahnya (Amir, 2003). Tarsi terdiri dari tiga sampai dengan lima segmen. Cerci pendek terbagi dalam satu sampai lima segmen (Gullan & Cranston, 1999; Donovan, 2000; Kambhampati & Eggleton, 2000).
Rayap mengalami metamorfosis paurometabola (Wilson, 1971; Triplehorn & Johnson, 2005).Kebanyakan jenis rayap berwarna putih kekuningan, tetapi ada juga yang cokelat (Bulbitermes) bahkan hitam (Hospitalitermes) (Amir, 2003).


2.2  Klasifikasi Ilmiah
Rayap yang merupakan serangga kecil ini hidup berkelompok dengan sistem kasta yang berkembang biak dengan sempurna. Serangga ini masuk dalam ordo isoptera (dari bahasa Yunani: iso = sama; ptera = sayap) (Susanta, 2007).Taksonomi atau penggolongan jenis-jenis rayap merupakan salah satu misteri dunia insekta karena tingginya tingkat kemiripan antar jenis rayap dalam masing-masing famili.Kiranya kita tak perlu sangat memusingkan jenis-jenis (spesies) rayap ini.Hal yang penting adalah dapat mengenal tipe-tipe seperti telah disebut di muka.Pada umumnya rayap yang terdapat dalam satu kategori memiliki kemiripan dalam hampir semua segi perilakunya, sehingga metoda pengendalianyapun dapat disamakan.
Dapat dikatakan bahwa terdapat tiga famili rayap perusak kayu (yang dianggap sebagai hama), yaitu famili Kalotermitidae, Rhinotermitidae dan Termitidae. Kalotermitidae diwakili oleh Neotermes tectonae (hama pohon jati) dan Cryptotermes spp. (rayap kayu kering); Rhinotermitidae oleh Coptotermes spp dan Schedorhinotermes, sedangkan Termitidae oleh Macrotermes spp., Odontotermes spp. dan Microtermes spp.). Hal ini sesuai dengan Surat Saba´ - Ayat Ke-14 yaitu :
فَلَمَّا قَضَيْنَا عَلَيْهِ الْمَوْتَ مَا دَلَّهُمْ عَلَىٰ مَوْتِهِ إِلَّا دَابَّةُ الْأَرْضِ تَأْكُلُ مِنْسَأَتَهُ ۖ فَلَمَّا خَرَّ تَبَيَّنَتِ الْجِنُّ أَنْ لَوْ كَانُوا يَعْلَمُونَ الْغَيْبَ مَا لَبِثُوا فِي الْعَذَابِ الْمُهِينِ
Artinya: Maka tatkala Kami telah menetapkan kematian Sulaiman, tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka tatkala ia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa kalau sekiranya mereka mengetahui yang ghaib tentulah mereka tidak akan tetap dalam siksa yang menghinakan.

 Masih banyak jenis-jenis rayap yang juga penting tetapi agak jarang dijumpai menyerang bangunan. Misalnya jenis-jenis Nasutitermes (famili Termitidae), yang pada dahi prajuritnya terdapat "tusuk" (seperti hidung: nasus, nasute), dan mampu melumpuhkan lawannya bukan dengan menusuknya tetapi meyemprotkan cairan pelumpuh berwarna putih, melalui saluran dalam "tusuk"nya.
Menurut Nandika dkk (2003) klasifikasi rayap sebagai berikut:

Kingdom       : Animalia

Phyllum : Arthropoda

Class    : Insecta

Ordo         : Isoptera

Famili    :Mastotermitidae,Kalotermitidae, Termopsidae, Hodotermitidae, Rhinotermitidae, Serritermitidae, Termitidae

1.      Famili Kalotermitidae
Kalotermitidae memiliki 22 genus , 419 species (Wikipedia, 2013). Famili ini diwakili di Amerika Serikat oleh 16 jenis dan termasuk rayap kayu kering, kayu basah, dan bubuk. Rayap – rayap ini tidak mempunyai kasta pekerja, yang  muda dari kasta – kasta lain melakukan pekerjaan koloni. Kalotermitidae tidak mempunyai ubun – ubun dan tidak membuat tabung – tabung tanah (Borror et al, 2009). Ciri – ciri dari dewasa bersayap :
·         Sayap dengan 3 atau lebih rangka – rangka sayap tebal dibagian anterior sayap di belakang sisi, R dengan 1 atau lebih cabang – cabang anterior
·         Terdapat mata tunggal, batang  tibiae tanpa duri, sungut – sungut biasanya dengan kurang dari 21 ruas, sersi pendek 2 ruas, Terdapat di Florida dan AmerikaSerikat bagian barat.
Ciri – ciri Rayap serdadu
·         Mandibel normal, kepala tidak seperti Termitidae
·         Kepala pendek, bergeronggang di luar, mandibel tanpa geligi tepi
·         Terdapat di Amerika Serikat bagian selatan (rayap – rayap bubuk)
·         Mandibel –mandibel dengan satu atau lebih geligi tepi yang jelas
·         Ruas sungut ketiga mengalami modifikasi, femora belakang menggembung
·         Ruas sungut ketiga  tidak mengalami modifiaksi, femora belakang bervariasi
·         Femora belakang tidak ada, atau hanay sedikit menggembung, sungut dengan kurang dari 23 ruas, batang tibiae tanpa duri – duri
(Borror et al, 1992).
Rayap – rayap kayu kering (Incisitermes, Pterotermes, dan Marginitermes) menyerang kayu kering yang baik dan tidak terkontak dengan tanah. Kebanyakan infestasi oleh rayap ini adalah dalam gedung – gedung, perabotan rumah tangga, tiang – tiang, dan papan – papan tumpukan dapat juga diserang. Yang dewasa silindris bentuknya dan kurang lebih 13 mm panjangnya, dan yang reproduktif warnanya coklat pucat. Incisitermes minor (Hagen), Marginitermes habbardi (Banks) jenis yang penting di negara – negara bagian Amerika Serikat bagian barat (Borror et al, 1992).
Rayap – rayap bubuk (Crytotermes dan Calcaritermes) biasanya menyerang kayu – kayu kering (tanpa kontak tanah) dan mereduksi menjadi bubuk. Mereka terdapat di Amerika Serikat bagian Selatan. Cryptotermes brevis (Walker) adalah jenis yang masuk ke Amerika Serikat. Rayap itu terdapat di sepanjang Gulf Coast dekat Tampa dan New Orleans dan telah didapatkan ke utara sejauh Tennessee. Barangkali rayap itu masuk bersama – sama dengan barang perabotan. Rayap menyerang barang perabotan rumah tangga, buku – buku, kertas – kertas, barang – barang kering, dan kayu – kayu bangunan dan kerapkali menyebabkan kerusakan yang besar. Rayap tersebut terdapat di gedung – gedung, tidak pernah di luar rumah. Di mana rayap tersebut didapatkan, koloni – koloninya banyak tetapi kecil (Borror et al, 1992).
2.      Famili Hodotermitidae
Ciri – ciri deawas bersayap :
·         Tidak terdapat ubun – ubun
·         Sayap dengan 3 atau lebih rangka – rangka sayap tebal di bagian anterior sayap di belakang sisik, R dengan 1 atau lebih cabang – cabang anterior
·         Tidak terdapat mata tunggal, biasanya batang tibiae dengan duri – duri
·         Biasanya sungut lebih dari 1 ruas, sersi panjang 4 ruas,
·         Terdapat di Amerika Serikat bagian barat dan Kolumbia Inggris bagian selatan
Ciri – ciri rayap serdadu :
·         Mandibel – mandibel dengan satu atau lebih geligi tepi yang jelas
·         Terdapat di Amerika Serikat bagian barat dan selatan
·         Kepala tidak menyempit di sebelah anterior
·         Ruas sungut ketiga tidak mengalami modifikasi
·         Femora belakang menggembung, sungut paling tidak dengan 23 ruas batang, tibiae terdapat duru – duri
(Borror et al, 1992)
Hodotermitidae memiliki 3 genus, 19 species. Salah satu contoh genusnya adalah genus Hodotermitinae (Wikipedia, 2013). Rayap – rayap kayu basah. Kelompok – kelompok ini mencakup tiga Zootermopsis, yang terdapat sepanjang pantai Pasifik sampai Columbia Inggris bagian selatan. Yang dewasa panjangnya 13 mm atau lebih agak gepeng, dan tidak ada ubun – ubun. Tidak ada kasta pekerja. Rayap – rayap ini menyerang kayu mati, dan walaupun mereka tidak memerlukan kontak dengan tanah, sejumlah kelembaban dalam kayu diperlukan. Mereka biasanya terdapat dikayu – kayu gelondongan yang sedang membusuk, lembab, dan mati, tetapi seringkali merusak gedung – gedung, tonggak – tonggak listrik dan kayu, terutama di daerah – daerah pantai yang di tempat itu terdapat cukup kabut (Borror et al, 1992).  
Jenis yang paling umum dalam keompok ini adalah Z. nevadensis Banks dan Z. angusticollis Hagen. Z. nevadensis panjangnya sedikit lebih dari 13 mm dan terdapat secara relatif di habitat yang kering (terutama potongan – potongan pohon yang mati). Bentuk yang tidak bersayap berwarna pucat dengan kepala yang lebih hitam, dan bentuk – bentuk yang bersayap adalah coklat tua dengan kepala kuning keemasan atau orange. Z. angusticollis lebih besar (kira – kira panjangnya 18 mm) dan biasanya terdapat di kayu – kayu mati yang lembab. Yang dewasa berwarna pucat dengan kepala coklat (Borror et al, 1992).
3.      Famili Rhinotermitidae
Ciri – ciri dewasa bersayap :
·         Biasanya terdapa ubun – ubun
·         Dayapnya dengan rangka sayap yang tebal di bagian interior sayap di belakang sisik, R biasanya tanpa cabang – cabang anterio
·         Sisik sayap depan lebih panjang daripada pronotum, pronotum datar, sersi 2 ruas,
·         Sangat luas penyebarannya
Ciri – ciri rayap serdadu :
·         Kepala lebih panjang dari lebarnya, mandibel dengan atau tanpa geligi tepi yang jelas
·         Sangat luas tersebar
(Borror et al, 1992)
Rhinotermitidae memiliki 14 genus, 343 spesies. Genus – genus dari famili ini diantarannya : Coptotermitinae, Heterotermitinae, Prorhinoterminae, Psammotermitinae, Rhinotermitinae, Stylotermitinae, dan Termitogetoninae (Wikipedia, 2013).
Di Amerika Serikat, kelompok ini diwakili oleh sembilan jenis (dengan satu jenis yang meluas ke utara sampai Kanada) dan mencakup rayap – rayap di bawah tanah (Reticulilitermes dan Heterotermes) dan rayap – rayap kayu lembab dalam genus Prorhinotermes. Rayap – rayap di bawah tanah sangat luas tersebar, tetapi rayap – rayap kayu lembab hanya terdapat di Florida. Rayap – rayap ini kecil (yang dewasa panjangnya kira – kira 6 – 8 mm). Bentuk – bentuk yang tidak bersayap sangat pucat (rayap – rayap serdadu memiliki kepala yang berwarna coklat), dan bentuk – bentuk yang bersayap berwarna hitam. Terdapat ubun – ubun di bagian atas depan kepala. Anggota – anggota kelompok ini selalu melakukan kontak dengan tanah. Rayap di dalam tanah bagian timur, Reticulitermes flavipes Kollar barangkali adalah jenis yang merusak pada ordo tersebut dan stu – satunya rayap yang terdapat di tenggara Amerika Serikat (Borror et al, 1992).
Coptotermes formosanus Shiraki, satu hama yang merusak di daratan Cina dan Taiwan telah masuk Louisiana, Florida, dan Texas. Rayap – rayap serdadu dapat dikenali dengan kepala mereka yang bulat telur dan sebuah lubang ubun – ubun yang besar di tepi muka kepala. Sarangnya di bawah tanah atau di dalam kayu (Borror et al¸1992).
4.      Famili Termitidae
Ciri – ciri dewasa bersayap
·         Biasanya terdapat ubun – ubun
·         Sayapnya dengan rangka sayap yang tebal di bagian anterior sayap di belakang sisik, R biasanya tanpa cabang – cabang anterior
·         Sisik sayap depan lebih pendek daripada pronotum, pronotum berbentuk pelana, sersi 1 atau 2 ruas
·         Terdapat di Amerika di bagian barat daya
Ciri – ciri rayap serdadu
·         Mandibel menyusut,
·         kepala menjulur ke depan menjadi tonjolan seperti hidung yang panjang (serdadu rayap hidung panjang)
·         Mandibel hanya dengan sebuah gigi tepi yang jelas, kepala menyempit di bagian anterior
(Borror et al, 1992).
Termitidae memiliki 236 genus, 1958 species. Beberapa genusnya :
o    Apicotermitinae (42 genera, 208 species)
o    Foraminitermitinae (2 genera, 9 species)
o    Macrotermitinae (13 genera, 362 species)
o    Nasutitermitinae (80 genera, 576 species)
o    Sphaerotermitinae (1 genera, 1 species)
o    Syntermitinae (13 genera, 99 species)
o    Termitinae (90 genera, 760 species)
Kelompok ini diwakili di Amerika Serikat oleh 14 jenis di barat daya Amerika Serikat. Kelompok itu mencakup rayap – rayap tanpa serdadu (Anoplotermes dan Gnathamitermes), dan rayap – rayap bentuk hidung panjang (Nasutitermes dan Tenuirostritermes). Rayap – rayap tanpa serdadu membuat lubang di bawah kayu atau lempengan – lempengan tinja sapi dan kepentingan ekonominya tidak ada. Rayap – rayap padang pasir dan di bawah tanah kadang – kadang merusak kayu bangunan, tiang – tiang, dan tiang pagar. Rayap – rayap bentuk hidung panjang menyerang pohon – pohon dan benda lain di atas tanah dan membuat kontak dengan tanah (Borror et al, 1992).

2.3  Siklus hidup dan metamorfosis
Kelompok hewan ini pertumbuhannya melalui tiga tahap yaitu telur, nimfa dan tahap dewasa. Setelah menetas dari telur nimfa akan menjadi dewasa dengan melalui beberapa instar, yaitu bentuk diantara dua masa perubahan. Bentuk ini sangat gradual, sehingga baik dari bentuk badan pada umumnya, cara hidup maupun makanan pokok antara nimfa dan dewasa adalah serupa. Pada nimfa yang bertunas sayapnya akan tumbuh lengkap pada instar terakhir, saat binatang itu mencapai kedewasaan.
Telur yang menetas yang menjadi nimfa akan mengalami 5-8 instar. Jumlah telur rayap bervariasi, tergantung kepada jenis dan umur. Saat pertama bertelur betina mengeluarkan 4-15 butir telur. Telur rayap berbentuk silindris, dengan bagian ujung yang membulat yang berwarna putih. Panjang telur bervariasi antara 1-1,5 mm. Telur C. curvignathus akan menetas setelah berumur 8-11 hari.
Dalam perkembangan hidupnya berada dalam lingkugan yang sebagian besar diatur dalam koloni dan terisolir dari pengaruh nimfa sesuai dengan kebutuhan koloni. Nimfa-nimfa yang sedang tumbuh dapat diatur menjadi anggota kasta, yang diperlakukan bahwa nasib rayap dewasa an siap terbang dapat diatur. Kasta pekerja jumlahnya jauh lebih besar dari seluruh kasta yang terdapat dalam koloni rayap. Nimfa yang menetas dari telur pertama dari seluruh koloni yang baru akan berkembang menjadi kasta pekerja. Waktu keseluruhan yang dibutuhkan dari keadaan telur sampai dapat bekerja secara efektif sebagai kasta pekerja pada umumnya adalah 6-7 bulan. Umur kasta pekerja dapat mencapai 19-24 bulan.
 Kasta pekerja berikutnya berbentuk dari nimfa-nimfa yang cukup besar dan mempunyai warna yang lebih gelap dibandingkan dengan anggota perbentukan pertama. Kepala dilapisi dengan polisakarida yang disebut kitin dan menebal pada bagian rahangnya. Pada segmen terakhir dari pangkal sterink terdapat alat kelamin yang tidak berkembang dengan sempurna sehingga membuat kasta pekerja ini menjadi mandul . Nimfa muda akan mengalami pergantian kulit sebanyak 8 kali, sampai kemudian berkembang menjadi kasta pekerja, prajurit dan calon laron . Rayap pekerja bertubuh lunak dan berwarna putih. Sayap depan dan belakang ukurannya hampir sama dan diletakkan datar diatas abdomen pada waktu beristirahat. Bila sayap rayap terputus sepanjang sutera, hanya meninggalkan dasar sayap atau potongan yang menempel pada thoraks. Abdomen pada rayap lebih berhubungan dengan thoraks, kasta yang mandul (pekerja dan serdadu) pada rayap terdiri dari 2 kelamin.
Kasta – kasta reproduktif terbentuk dari telur yang dibuahi . Kepala berwarna kuning, antena, labrum dan pronotum kuning pucat. Bentuk kepala bulat ukuran panjang sedikit lebih besar daripada lebarnya. Antena terdiri dari 15 segmen. Mandibel berbentuk seperti arit dan melengkung diujungnya, batas antara sebelah dalam dari mandibel kanan sama sekali rata. Panjang kepala dengan mandibel 2,46-2,66 mm, panjang mandibel tanpa kepala 1,40-1,44 mm dengan lebar pronotum 1,00-1,03 mm dan panjangnya 0,56 mm, panjang badan 5,5-6 mm. Bagian abdomen ditutupi dengan rambut yang menyerupai duri. Abdomen bewarna putih kekuning-kuningan .

2.4  Perilaku Serangga Sosial
Koloni rayap yang merupakan jenis serangga sosial terbagi atas tiga kasta yang memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda. Ketiga kasta tersebut adalah kasta reproduksi, kasta prajurit, dan kasta pekerja. Tidak kurang daro 80-90% populasi koloni rayap merupakan kasta pekerja. Penjelasan dari kasta-kasta tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Kasta reproduktif 
Pada kasta ini terdiri atas individu-individu seksual yaitu betina (yang abdomennya biasanya sangat membesar) yang tugasnya bertelur dan jantan (raja) yang tugasnya membuahi betina. Raja sebenarnya  tak sepenting ratu jika dibandingkan dengan lamanya ia bertugas karena dengan sekali kawin, betina dapat menghasikan ribuan telur; lagipula sperma dapat disimpan oleh betina dalam kantong khusus untuk itu, sehingga mungkin sekali tak diperlukan kopulasi berulang-ulang. Jika koloni rayap masih relatif muda biasanya kasta reproduktif berukuran besar sehingga disebut ratu. Biasanya ratu dan raja adalah individu pertama pendiri koloni, yaitu sepasang laron yang mulai menjalin kehidupan bersama sejak penerbangan alata. Pasangan ini disebut reprodukif primer. Jika mereka mati bukan berarti koloni rayap akan berhenti bertumbuh. Koloni akan membentuk "ratu" atau "raja" baru dari individu lain (biasanya dari kasta pekerja) tetapi ukuran abdomen ratu baru tak akan sangat membesar seperti ratu asli. Ratu dan raja baru ini disebut reproduktif suplementer atau neoten. Jadi, dengan membunuh ratu atau raja kita tak perlu sesumbar bahwa koloni rayap akan punah. Bahkan dengan matinya ratu, diduga dapat terbentuk berpuluh-puluh neoten yang menggantikan tugasnya untuk bertelur. Dengan adanya banyak neoten maka jika terjadi bencana yang mengakibatkan sarang rayap terpecah-pecah, maka setiap pecahan sarang dapat membentuk koloni baru.

2.      Kasta prajurit
Kasta ini ditandai dengan bentuk tubuh yang kekar karena penebalan (sklerotisasi) kulitnya agar mampu melawan musuh dalam rangka tugasnya mempertahankan kelangsungan hidup koloninya. Mereka berjalan hilir mudik di antara para pekerja yang sibuk mencari dan mengangkut makanan. Setiap ada gangguan dapat diteruskan melalui "suara" tertentu sehingga prajurit-prajurit bergegas menuju ke sumber gangguan dan berusaha mengatasinya. Jika terowongan kembara diganggu sehingga terbuka tidak jarang kita saksikan pekerja-pekerja diserang oleh semut sedangkan para prajurit sibuk bertempur melawan semut-semut, walaupun mereka umumnya kalah karena semut lebih lincah bergerak dan menyerang. Tapi karena prajurit rayap biasanya dilengkapi dengan mandibel (rahang) yang berbentuk gunting maka sekali mandibel menjepit musuhnya, biasanya gigitan tidak akan terlepas walaupun prajurit rayap akhirnya mati. Mandibel bertipe gunting (yang bentuknya juga bermacam-macam) umum terdapat di antara rayap famili Termitidae, kecuali pada Nasutitermes ukuran mandibelnya tidak mencolok tetapi memiliki nasut  (yang berarti hidung, dan penampilannya seperti "tusuk") sebagai alat penyemprot racun bagi musuhnya.
Prajurit Cryptotermes memiliki kepala yang berbentuk kepala bulldogtugasnya hanya menyumbat semua lobang dalam sarang yang potensial dapat dimasuki musuh. Semua musuh yang mencapai lobang masuk sulit untuk luput dari gigitan mandibelnya. Pada beberapa jenis rayap dari famili Termitidae seperti Macrotermes, Odontotermes, Microtermes dan  Hospitalitermes terdapat prajurit dimorf (dua bentuk) yaitu prajurit besar (p. makro) dan prajurit kecil (p. mikro)
3.      Kasta pekerja
Kasta ini membentuk sebagian besar koloni rayap. Tidak kurang dari 80 persen populasi dalam koloni merupakan individu-individu pekerja. Tugasnya melulu hanya bekerja tanpa berhenti hilir mudik di dalam liang-liang kembara dalam rangka mencari makanan dan mengangkutnya ke sarang, membuat terowongan-terowongan, menyuapi dan membersihkan reproduktif dan prajurit, membersihkan telur-telur, dan -- membunuh serta memakan rayap-rayap yang tidak produktif lagi (karena sakit, sudah tua atau juga mungkin karena malas), baik reproduktif, prajurit maupun kasta pekerja sendiri.
Dari kenyataan ini maka para pakar rayap sejak abad ke-19 telah mempostulatkan bahwa sebenarnya kasta pekerjalah yang menjadi "raja", yang memerintah dan mengatur semua tatanan dan aturan dalam sarang rayap. Sifat kanibal terutama menonjol pada keadaan yang sulit misalnya kekurangan air dan makanan, sehingga hanya individu yang kuat saja yang dipertahankan. Kanibalisme berfungsi untuk mempertahankan prinsip efisiensi dan konservasi energi, dan berperan dalam pengaturan homeostatika (keseimbangan kehidupan) koloni rayap.
Feromon penanda jejak dan pendeteksi makanan. Telah merupakan suatu diktum bahwa rayap (pekerja dan prajurit) itu  buta. Mereka jalan beriiringan atau dapat menemukan obyek makanan bukan karena mereka mampu melihat atau mencium bau melalui "hidung". Kemampuan mende­eksi dimungkinkan karena mereka dapat menerima dan menafsirkan setiap bau yang esensial bagi kehidupannya melalui lobang-lobang tertentu yang terdapat pada rambut-rambut yang tumbuh di antenanya. Bau yang dapat dideteksi rayap berhubungan dengan sifat kimiawi feromonnya sendiri.
Feromon adalah hormon yang dikeluarkan dari kelenjar endokrin., tetapi berbeda dengan hormon,  feromon menyebar ke luar tubuh dan empengaruhi individu lain yang sejenis. Untuk dapat mendeteksi jalur yang dijelajahinya, individu rayap yang berada didepan mengeluarkan feromon penanda jejak (trail following pheromone) yang keluar dari kelenjar sternum (sternal gland  di bagian bawah, belakang abdomen), yang dapat dideteksi oleh rayap yang berada di belakangnya. Sifat kimiawi feromon ini sangat erat hubungannya dengan bau makannannya sehingga rayap mampu mendeteksi obyek makanannya.
v  Trofalaksis: masyarakat rayap yang terintegrasi
Rayap muda yang baru saja ditetaskan dari telur belum memiliki protozoa yang diperlukannya untuk mencernakan selulosa. Demikian pula setiap individu rayap yang baru saja berganti kulit tak memiliki protozoa karena simbion ini telah keluar bersama kulit yang ditanggalkannya (karena kulit usus juga ikut berganti). Individu rayap tersebut diberi "re-infeksi" protozoa oleh para pekerja dengan melalui trofalaksis. Trofalaksis adalah perilaku berkerumun di antara anggota-anggota koloni, dan saling "menjilat" anus dan mulut. Dengan perilaku ini protozoa  dapat ditularkan kepada individu-individu yang memerlukannya. Penyebaran feromon dasar juga diduga terlaksana melalui perilaku trofalaksis.
2.5  Peranan Rayap
Keberadaan koloni rayap tidak mutlak selalu merugikan bagi kehidupan manusia. Beberapa peranan rayap bila ditinjau secara keseluruhan dari keberadaannya dimuka bumi, antara lain :
·         Keberadaan koloni rayap berperan penting dalam siklus biogeochemical (dekomposer bahan organik) seperti siklus Nitrogen, Karbon, Sulfur, Oksigen, dan Fosfor.
·         Keberadaan koloni rayap disuatu daerah mampu memengaruhi bentuk vegetasi yang tumbuh dan berkembang di sekitar koloni itu dengan altivitas dari rayap tersebut melalui modifikasi profil dan sifat kimia tanah.
·         Di daerah Gurun Afrika Selatan, rayap Hodotermes berperan dalam proses siklus nutrisi tanah. Aktivitas rayap membawa air ke daerah yang ditumbuhi tanaman sangat menguntungkan karena ketersediaan air pada tanaman menjadi lebih banyak.
·         Di daerah berpasir, rayap mampu meningkatkan infiltrasi air dan mengembalikannya ke bagian atas tanah.
·         Mengakibatkan kerusakan pada bangunan, seperti: perumahan, perkantoran, gedung olahraga dan lain sebagainya. Selain itu rayap juga dapat merusak tanaman, buku, arsip ataupun dokumen lainnya karena mereka dapat mencerna atau menguraikan selulosa.
BAB III
PENUTUP
3.1   Kesimpulan
Dari penjelasan makalah di atas mengenai ordo isoptera dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Ø  Ordo Isoptera dicirikan dengan kepala yang prognatik (prognathous head, yaitu posisi alat mulut searah dengan arah bidang tubuh atau mengarah ke depan). Di belakang kepala terdapat toraks, terdiri dari.Pleuron nyata tapi sternit sangat kecil. Memiliki mata majemuk. Antena berbentuk manik-manik (moniliform) panjang, multisegmen dari 11 sampai dengan 31 segmen.Alat mulut bertipe menggigit-mengunyah (mandibulata) yang berkembang sesuai dengan tipe kastanya.Sayap hanya dimiliki oleh kasta reproduktif Bagian badan yang terdapat abdomen (perut).Tarsi terdiri dari tiga sampai dengan lima segmen. Cerci pendek terbagi dalam satu sampai lima.
Ø  Taksonomi atau penggolongan jenis-jenis rayap merupakan salah satu misteri dunia insekta karena tingginya tingkat kemiripan antar jenis rayap dalam masing-masing famili.
Ø  Rayap merupakan serangga dengan metamorfosis tidak sempurna. Siklus hidup rayap  terdiri dari telur --> nympa  --> dewasa.
Ø  Koloni rayap yang merupakan jenis serangga sosial terbagi atas tiga kasta yang memiliki bentuk dan fungsi yang berbeda. Ketiga kasta tersebut adalah kasta reproduksi, kasta prajurit, dan kasta pekerja. Tidak kurang dari 80-90% populasi koloni rayap merupakan kasta pekerja
Ø  Peranan dari rayap sendiri yaitu biogeochemical (dekomposer bahan organik), mampu memengaruhi bentuk vegetasi yang tumbuh dan berkembang di sekitar, di daerah Gurun Afrika Selatan, rayap Hodotermes berperan dalam proses siklus nutrisi tanah. Di daerah berpasir, rayap mampu meningkatkan infiltrasi air dan mengembalikannya ke bagian atas tanah. Mengakibatkan kerusakan pada bangunan, seperti: perumahan, perkantoran, gedung olahraga dan lain sebagainya. Selain itu rayap juga dapat merusak tanaman, buku, arsip ataupun dokumen lainnya karena mereka dapat mencerna atau menguraikan selulosa.

3.2  Saran
Diharapkan kritik yang membangun sehingga makalah ini menjadi lebih baik atau sempurna


DAFTAR PUSTAKA
Amir, M. 2003.Rayap dan Peranannya.Dalam: M. Amir, Kahono. S. Serangga Taman Nasional Gunung Halimun Jawa Bagian Barat.Biodiversity Conservation Project.LIPI.51-62.

Annisa Fitrowati. 2011. Rayap. Padjajaran. FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

Anonimous. 2012. Tinjauan Pustaka tentang  Biologi Coptotermes curvignathus Holmgren. Universitas Sumatera Utara

Anonimous. 2012. Biologi Rayap. http://termite-killer.blogspot.com/ diakses 12 april 2013

Borror, D. 1996. Pengenalan Pelajaran Serangga. Yogyakarta, UGM Press.

Elzinga, R.J. 2004.Fundamental of Entomology.Ed. Ke-6. New Jersey: Pearson Educ.

Gullan, P.J; Cranston PS. 1999. The Insect An Outline of Entomology. Edisi Ke-2. Oxford: Blackwell Sci.

Kambhampati S, Egglenton P. 2000. Taxonomy and phylogeny of termites. Di dalam: Abe T, Bignell DE, Higashi M. Termites Evolution, Sociality, Symbioses, Ecology. Dordecht: Kluwer Academic. hal: 1- 23.

Prasetyo K.W, dkk. Mencegah & Membasmi Rayap secara Ramah Lingkungan & Kimiawi. Agromedia Pustaka: Depok

Tarumingkeng, Rudy C. 2004. Biologi dan Pengenalan Rayap Perusak Kayu Indonesia. Manajemen Deteriorasi Hasil Hutan.

Wilson E.O. 1971. The Insect Societies. Cambridge: Harvard Univ Pr.


1 komentar: