BAB I
PENDAHULUAN
1.1 latar
belakang
Setelah inti sel
spermatozoa bersatu dengan inti sel ovum, maka terjadilah sel baru yang
bersifat di ploid. sel ini di sebut gamet satu sel = konseptus atau sering pula
di sebut embrio. zat-zat yang yerdapat di ampula, yang di hasilkan oleh-oleh
dinding sel ampula, yaitu, bicarbonate, pyruvate, oxygen dan sebagai nya
yang dapat merangsang pergerakan spermarozoa sebelum terjadinya fertilisasi,
ternyata sangat di perlukan untuk pertumbuahan konseptus
Berbeda dengan embrio katak ayam. seluruh tahap perkembangan kelinci
terjadi di dalam tubuh induk. mengawinkan kelinci mudah di lakukan, dan masa
kehamilan kelinci tidak terlalu lama sehingga dapat di lakukan dan dalam
praktikum. Mengawinkan kelinci dan mengamati perkembangan embrio yang terbentuk
merupakan bakal yang penting dan di perlukan unutk mendasari penelitian
mahasiswa di bidang embriologi mamalia
1.2
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana cara
mengawinkan dan memelihara kelinci ?
2. Bagaiamna
perkembangan embrio kelinci secara morfologi selama periode kehamilan ?
1.3
Tujuan
1. Untuk
mengetahui cara mengawinkan dan memelihara kelinci
2. Untuk
mengetahui perkembangan embrio kelinci secara morfologi selama periode
kehamilan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Embrio adalah sebuah eukariota diploid multisel dalam tahap paling
awal dari perkembangan. Dalam organisme yang berkembang biak secara seksual,
ketika sebuah sperma membuahi sebuah ovum, hasilnya adalah sebuah sel yang
disebut zygot yang memiliki seluruh DNA dari kedua orang tuanya. Dalam
tumbuhan, hewa, dan beberapa protista, zygot akan mulai membelah oleh mitosis
untuk menghasilkan organisme multisel. Hasil dari proses ini disebut embrio.
Dalam hewan, perkembangan zygot menjadi embrio terjadi melalui tahapan yang
dikenal sebagai blastula, gastrula, dan organogenesis.
Sel ovum pada bebagai mamalia, selalau lebih besar dari pada sel
biasa. Pada sapi ukuran tersebut mencapai kebesaran 200 mikron, sedang kepala
spermatozoa masuk dalam tubuh sel ovum dan bersejiwa, sel ovum tidak bertambah
besar : sebab segera setelah sel spermatozoa masuk, terjadilah pengkerutan dan
keluarnya cairan dari dalam sel yang di ikuti oleh terlepasnya polar bodi yang
terakhir dari sel ovum. Pertumbuhan embrio yang di mulai dengan membelah diri
dari satu menjadi dua sel dan seterusnya tidak berubah besarnya seluruh embrio,
sebab pembelahan dan pertumbuhan ini terjadi zona pellucida dan sel-sel
yang terbentuk makin lama makin mengecil (partodiharjo, 1992).
Blastulasi di mulai di dalm uterus, ketika morula sudah terdiri atas
32-64 sel. Di antara sel-sel
morula terbentuk rongga yang di sebutkan Blastocoel. Kelompok sel-sel pada
kutub animal di sebut Inner Cell Mass, akan berkembang menjadi embrio
selanjutnya. Lapisan sel-sel tunggal yang mengelilingi blastocoel di sebut
trofobals, akan berkembang selapu-selaput ekstraembrio. Balstula mencit dan
mamalia yang lain di sebut blastokista. (Munhtaromah, 2007).
Plasenta adalah organ sementara dan
merupakan tempat berlangsungnya pertukaran fisiologik antara ibu dan fetus. Ia
terdri atas bagian fetus (korion dan bagian ibu (desidua basalis). Plasenta
adalah satu-satunya organ yang terdiri dari atas sel-sel yang berasal dari dua
individu berbeda. Karena embrio dan ibu mewakili konstitusi genetik yang
berbeda., maka seharusnya terjadi serangan imunologik oleh organisame ibu
terhadap embrio asing itu. Mengapa hal ini ini tidak terjadi masih perlu di
selidiki (L. carlos dkk1998).
Selama kehamilan, sel-sel dari stroma
jaringan ikat desidu basalis dan sedikit sel dari desidu parietalis dan desidu
kapsularis membentuk sel-sel dasidua. Sel-sel ini besar dan memperlihatakan
ciri sel pembuat protein; mereka membuat prolaktin dan senyawa lain yang secara
biologis akif. Pada akhir kehamilan cukup bulan, plasenta berbentuk cakram.
Tali pusat biasanya muncul di pusat lasenta dan menghubungkan sirkulasi fetus
dan sirkulasi plasenta. (Robbert O,1998 ) .
BAB III
METODOLOGI
PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Struktur
Perkembangan Hewan II mengenai Embrio kelinci dilaksanakan pada hari jumat
tanggal 22 Juni 2007 di Laboratorium Biologi Universitas Islam Negeri Malang.
3.2 Alat
·
Papan
seksi
·
1 set alat
bedah
·
kaca pembesar
·
Pisau
3.3 Bahan
·
Kelinci
betina
·
Klorofom
3.4 Cara kerja
1.
Mengwinkan
kelinci betina dengan kelinci jantan
2.
Mengamati
adanya sumbat vagina pada keesokan haringya
3.
Memlihara
kelinci hamil
4.
Melakukan
pengamatan morfologi embrio, keadaan plasenta dan selaput
amnionya
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Pada Praktikum Struktur Perkembangan Hewan II mengenai Embrio
kelinci yang dilaksanakan pada hari jumat tanggal 22 Juni 2010 di Laboratorium
Biologi Universitas Islam Negeri Malang diperoleh hasil sebagai berikut
Embriologi
Kelinci
Keterangan
1.
Mata
2.
Mulut
3.
Kuku
4.
Jari
5.
Telinga
4.2
Pembahasan
Berdasarkan
data hasil pengamatan di atas, di peroleh pembahasan sebagai berikut :
Pada pengamatan embrio kelinci masih umur 10 hari, itu di dapat
embrio masih kecil dan sekecil jari jempol dan organ yang terliahat kepala,
badan ekor, dan kaki depan, dan kaki belakang nampak nya belum terbentuk , hal
ini sesuai dengan pendapat (Partodihardjo, 1992). Yaitu pada waktu embrio sampai
ke uterus, cairan uterus mempunyai komposisi kimia yang berlainan dengan
komposisi cairan ampula atau isthmus. Ini membuktikan pula bahwa embrio pada
wktu muda (2 sampai 16 sel) memerlukan medium pertumbuhan yang khusus untuk
morula, sebab kalau embrio sampai ke dalam uterus belum berbentuk morula maka
embrio ini akan mati.
Pembelahan sel berlangsung terus. Pada waktu jumlah sel dalam zona
pellucida mencapai 32 buah, embrio ini di sebut Morula. Cairan mulai
terlihat terkumpul di antara beberapa sel dalm tubuh morula. Ruangan ini di
sebut Blastocoel, sedang embrio kini di sebut blastocyte. Jika balstocoele
telah terbentuk maka tubuh embrio seolah-olah terbagi dua, karena ada bagian
sel yang tumbuh membentuk sel-sel tipis di bagian permukaan, yang menyelubungi
hampir seluruh tubuh blastocoele. Bagian yang menyelubungi ini di sebut trophoblast,
sedang bagian yang di selubungi di sebut Inner sel mass (masa sel bagian
dalam). Dalm pertumbuhan selnajutunya trophoblst akan tumbuh menjadi plasenta. sedangkan masa sel bagian dalm tumbuh
menjadi makhluk baru yang akan lahir. kecepatan tumbuh embrio bebrapa jenis
mamlia (Villee, A. dkk.1999).
Pada waktu embrio masih dalam keadaan 2 sampai 8 sel, belum ada
pembagian tugas untuk tiap-tipa sel. Tiap sel masih mungkin untuk tumbuh
menjadi individu baru. Hal ini telah di buktikan oleh beberapa peneliti
misalnya Ann Mc Laren dari inggris, yang telah membelah embrio mencit yang baru
terdri ari 4 sel, menjadi dua. Tiap-tiap belahan kemudian di tanam dalam ampula
dari 2 ekor tikus dn masing-masing belahan ternyata tumbuh menjadi janin dan
lahir (Saktiyono. 1999).
Belahan embrio yang berasal dari individu putih akan tetap
mempertahankan warna putih, demikian pula embrio yang berasal dari individu
yang berwarna hitam. Hingga individu yang terjadi mempunyai warna sebelah putih
dan sebelah lagi hitam (Partodihardjo,
1992).
Umur
kesuburan spermatozoa, ova dan tingkat pertumbuhan embrio]
(Partodihardjo, 1992)
Spesies
|
Umur
kesuburan sperma & Ova dalam jam
|
Umur embrio setelah ovulasi
dalam hari
|
|||||||
|
sperma
|
Ovum
|
2 sel
|
8 sel
|
Masuk uterus
|
Blastocyst
|
Lahir
|
|
|
Sapi
|
30-48
|
8-12
|
1
|
3
|
3-3½
|
7-8
|
275-290
|
|
|
Kuda
|
72-120
|
6-8
|
1
|
3
|
4-5
|
6
|
335-345
|
|
|
Manusia
|
24-48
|
6-24
|
1½
|
2½
|
2-3
|
4
|
252-274
|
|
|
Mencit
|
10-13
|
6-15
|
|
2½
|
3
|
3½
|
29-20
|
|
|
Kelinci
|
30-36
|
6-8
|
|
2½
|
3
|
4
|
30-32
|
|
|
Tikus
|
12-14
|
8-12
|
1½
|
3
|
3½
|
4
|
30-22
|
|
|
Domba
|
30-48
|
16-24
|
1
|
2½
|
3
|
6-7
|
145-155
|
|
|
Babi
|
24-48
|
8-10
|
14-16
|
2
|
1½-2
|
5-6
|
112-115
|
|
|
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
ð Pada waktu embrio masih dalam keadaan 2 sampai
8 sel, belum ada pembagian tugas untuk tiap-tipa sel
ð Belahan embrio yang berasal dari individu putih
akan tetap mempertahankan warna putih
ð Pembelahan sel berlangsung terus. Pada waktu
jumlah sel dalam zona pellucida mencapai 32 buah, embrio ini di sebut Morula.
Cairan mulai terlihat terkumpul di antara beberapa sel dalm tubuh morula.
Ruangan ini di sebut Blastocoel, sedang embrio kini di sebut
blastocyte.
ð pada waktu embrio sampai ke uterus, cairan
uterus mempunyai komposisi kimia yang beralainan dengan komposisi cairan ampula
atau isthmus. Ini membuktikan pula bahwa embrio pada wktu muda (2 sampai 16
sel) memerlukan medium pertumbuhan yang khusus untuk morula
ð Plasenta adalah organ
sementara dan merupakan tempat berlangsungnya pertukaran fisiologik antara ibu
dan fetus. Ia terdri atas bagian fetus (korion dan bagian ibu (desidua
basalis). Plasenta adalah satu-satunya oragan yang terdiri dari atas sel-sel
yang berasal dari dua individu berbeda.
DAFTAR
PUSTAKA
Junqueira, carlos r dkk. tt. histology
dasar. alih bahasa: jan tambayang. jakarta: egc
Muhtarromah, bayyinatul. 2006. panduan
praktikum sph II. malang: universitas islam
negeri malang
Partodihardjo,
soebadi. 1992. ilmu reproduksi hewan. jakarta: mutiara sumber widya.
Saktiyono. 1999. biologi seribu pena.
jakarta: erlangga
Villee, claude. a. dkk.1999.zoologi
umum. jakarta: erlangga
0 komentar:
Posting Komentar