salam

Pages

Rabu, 17 April 2013

LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR PERKEMBANGAN HEWAN II GAMETOGENESIS



BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Gametogenesis merupakan proses pembentukan gamet (sel kelamin). Proses pembentukan gamet jantan disebut spermatogenesis, sedangkan proses pembentukan gamet betina adalah oogenesis (Yatim, 1994).
Pembentukan sel gamet jantan dan sel gamet betina adalah awal terjadinya fertilisasi. Dimana sebelum bertemu serta terjadi peleburan tejadi proses pematangan dari sel gamet jantan maupun sel gamet betina. Sel gamet jantan terbentuk didalam testis dan sel gamet betina terbentuk didalam ovarium. Dalam pengamatan kali ini, kita akan mengamati serta membuktikan proses pembentukan sel gamet jantan maupun sel gamet betina, sesuai dengan yang ada diliteratur maupun secara praktikum langsung.
Pada  praktikum kali ini kita akan membahas tentang proses pembentukan gamet mulai dari awal pembentukan hingga proses pematangan (maturasi) baik pada hewan jantan maupun betina dengan memakai preparaat histologi marmut.

1.2 Rumusan Masalah
            Adapun rumusan masalah dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
  1. Bagaimana proses pembentukan sel kelamin jantan melalui pengamatan preparat histologis?
  2. Bagaimana proses pembentukan sel kelamin betina melalui pengamatan preparat histologis?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakannya dari praktikum kali ini adalah :
  1. Untuk mengetahui proses pembentukan sel kelamin jantan melalui pengamatan preparat histologis.
  2. Untuk mengetahui proses pembentukan sel kelamin betina melalui pengamatan preparat histologis.

 BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1  Pengertian Gametogenesis
Proses menghasilkan gamet matang hingga mampu membuahi disebut gametogenesis, yang dibagi atas dua macam yatim (1994):
a. spermatogenesis yaitu pembentukan sel-sel sperma
b. oogenesis yaitu pembentukan ovum (oosit)
Pembentukan sel kelamin (gamet) dikendalikan oleh hormon reproduksi, proses tersebut terjadi didalam alat reproduksi yang memiliki fungsi sedemikian rupa, sehingga dapat menghasilkan sel gamet yang telah matang serta siap dibuahi (toelihere, 1977).
            Gametogenesis adalah prose pembentukan gamet (sel kelamin). Prose pembentukan gamet jantan disebut spermatogenesis, sedangkan proses pembentukan gamet betina disebut oogenesis. Keseluruhan gametogenesis dibagi menjadi tiga tahap yaitu: tahap perbanyakan (proliferasi), tumbuh dan pematangan (Muchtaromah, 2009).
2.2 Tahapan Gametogenesis
Tingkatan perkembangan sel germa dalam tubulus semiverus adalah sebagai berikut:
1.      Spermatogonium: ukurannya relatif kecil, bentuk agak oval, inti terwarna kurang terang, terletak berderet didekat/ melekat membrana basalis.
2.      Spermatosit I/ primer: ukuran paling besar, bentuk bulat,m inti terwarna kuat, letak agak menjauh dari membrana basalis.
3.      Spermatosit II: ukuran agak kecil (1/2x spermatosit I), bentuk bulat warna inti lebih kuat, letak makinmenjauhi membrana basalis (mendekati lumen)
4.      Spermatid: ukuran kecil, bentuk agak oval, warna inti kuat, kadang-kadang piknotis, letak didekat lumen.
5.      Spermatozoid: spermatozoa muda melekat secara bergerombol pada sel sertoli, yang muda terletak didalam lumen (Muchtarromah, 2006).
Ovarium seperti halnya testis yang bersangkutan dengan pembentukan gamet dan dengan pengembangan, pemeliharaan sifat-sifat sekunder. Ovarium yang berpasangan itu agak pipih dan bulat dalam struktur yang terletak didalam pelvis dekat ujung saluran telur yang berjumpa (Bevelander, 1988).
Perkembangan sel germa pada oogenium yang berkembang di dalam folikel-folikel telur dengan tingkatan sebagai berikut:
1.      Folikel primordial: merupakan folikel utama yang terdapat sebelum lahir. Tediri atas sebuah oosit I yang dilapisi oleh selapis sel folikel berbentuk pipih.
2.      Folikel tumbuh terdiri dari:
a.             Folikel primer: terdiri dari sebuah I yang dilapisi oleh selapis sel folikel (sel granulose) berbentuk kubus. Antara oosit dan sel-sel granulose dipisahkan oleh zona pelucida.
b.            Folikel skunder: terdiri dari sebuah oosit I yang dilapisi oleh beberapa lapis sel granulose.
c.             Folikel tersier: volume stratum granulosum yang melapisi oosit I bertambah besar atau banyak. Terdapat beberapa celah (antrum) diantara sel-sel granulose. Jaringan ikat stroma yang terdapay diluar stratum granulose menyusun diri membentuk teca interna dan externa.
d.            Folikel matang (de graaf): berukuran paling besar, antrum menjadi sebuah rongga besar, berisi cairan folikel (liquor foliculli). Oosit dikelilingi oleh sel granulose yang disebutv corona radiata, yang dihubungkan dengan sel-sel granulose tepi oleh tangkai penghubung yang disebut kumulus ooforus (Muchtarromah, 2006).
Tahapan gametogenesis terjadi 3 tahap : 1) Poliferasi, 2) Meosis, 3) Transformasi. Proliferasi pembelahan gametogonia beberapa kali secara mitosis menjadi gametosit I. Meiosis 2 tahap meosis I dan meiosis II. Meiosis I gametosis I membelah jadi 2 gametosit II, meiosis II gemetosit II mebelah jadi gametid. Transformasi ialah proses pematangan gametid untuk jadi gamet. Pada ovarium gametid mendapat banyak makanan cadangan (yolk, deutoplasma), sehingga memilki bagian kepala, leher, dan ekor (Yatim, 2007).


 
 
Gambar 2 : Perkembangan Folicel


2.3 Tahap Perbanyakan (Proliferasi)
              Proses perbanyakan berlangsung secara mitosis berulang-ulang Gametogonium, (sel induk gamet) membelah menjadi 2. 2 jadi 4 dan seterusnya.gametogonium ini akan tumbuh, membesar menjadi gametosit 1 dan selanjutnya gamtosit 1 mengalami tahap pematangan yang berlangsung secara meosis. Akhir meiosis 1terbentuk gametosit 11 , dan akhir meiosis 11 terbentuk gametid. Gametid mengalami tahap perubahan bentuk (transformasi) menjadi gamet (Yatim, 1994).

2.4 Tahap Tumbuh
              Tahap selanjutnya gametogonium mengalami pertumbuhan, pada hewan betina oogenium berkembang dalam organ genital yaitu ovarium yang dimulai pada fase pertama yakni fase primordial, fase primer, fase sekunder, fase tersier, dan perkembangan terakhir pada fase pemasakan (dee graff). Kemudian pada hewan jantan sel-sal spermatogonia mengalami tahap perkembangan awal yaitu pada tahap spermatost primer hingga spermatozoa yang siap membuahi (telah matang) (Pratiwi, 1986).

2.1.3 Tahap Pematangan
              Sel gamet mengalami tahap terakhir yaitu tahap maturasi atau pematangan yang pada hewan betina diawali oleh terovulasinya oosit dari folicel keluar menuju oviduct, dan pada hewan jantan sel spermatogenesis mengalami perubahan pada spermatozoa yang nantinya akan siap membuahi (Pratiwi, 1986).
           
2.2 Sel gamet jantan (spermatogenesis)
Merupakan pembentukan spermatozoa dari spermatogonia (spermatogenesis) yang berlangsung pada epitel germinal. Pembentukan spermatozoa terbagi kedalam tiga tahapan yaitu spermatosiotogenesis, meiosis dan spermatogenesis (yatim, 1996).
Proses spermatogenesis merupakan sebuah proses yang melalui pembelahan dan deferensiasi sel yang meliputi pembentukan sel spermatosit primer dan sekunder dan pembentukan spermatozoa. Spermatogenesis ini dikendalikan oleh hormon FSH dari adenihypophysa, dan dibawah pengaruh hormon testosterone serta LH (toelihere, 1977).
Spermatogenesis terjadi secara tidak langsung pada tubulus seminiferi yang berada didalam testis, sehingga peristiwa tersebut disebut daur epiter seminifer. Hal ini diawali dengan proses spermatosiotogenesis, pembelahan meiosis kemudian berakhir dengan spermiasi (dilepaskannya spermatozoa kedalam lumen tubulus) (yatim, 1996).

2.3  Oogenesis atau Sel Kelamin Betina
Oogenesis ini terjadi di dalam ovarium kemudian dilanjutkan kedalam oviduct dan jika terjadi penetrasi spermatozoid. Dalam oogenesis sel germa berkembang dalam folikel sel telur (Muchtaromah, 2007).
            Didalam stroma terdapat folikel yang saat muda jumlahnya sangat banyak tetapi semakin dewasa mengalami degenerasi. Sekitar 0,25 % saja folikel yang banyak mengalami pertumbuhan sesuai dengan pertumbuhan oosit yang terkandung. Pertumbuhan folikel ini terbagi menjadi tiga tahap yaitu   yatim (1996) :
1.      Folikel primordial
2.      Folikel tumbuh
3.      Folikel graaf
Pertumbuhan ovum dipelihara oleh sel-sel folokel yang keduanya berasal dari sl-sel epitel germinal ovarium. Ovum yang sedang tumbuh bersama sel folikel yang memelihara dan terletak disekelilingnya, disebut folikel telur. Ada tiga tahap pertumbuhan folokel de graff yatim (1994) :
1.      folkel graff, ketika sel-sel folikel baru satu lapis dan gepeng
2.      folikel graf II ketika sel-sel folikel terdiri dari beberapa lapis dan berbentuk kubus.
3.      Folikel graff III, ketika sel-sel folikel terdiri dari banyak lapis dan memilki rongga berisi cairan. Rongga tersebut disebut antrum dan cairan liquor folliculi, pada tahap ini oosit terdesak ke pinggir diselaputi oleh sekelompok sel folikel yang disebut cumulus oopharus.sel folokel pada tahap ini membentuk lapisan yang disebut stratum granulosum karena sel-sel tersebut bergrnula. Di luar lapian ini ada theca folliculi yang berasal dari jaringan stroma ovarium. Lapisan ini trdiri dari dua lapis yaitu tunuca externa sebelah luar  yang mengandung serat fibrin dan tunica intern terletak disebelah dalam.


 BAB III
METODE PENGAMATAN

3.1 Waktu Dan Tempat
Praktikum ini dilakukan pada hari kamis, 7 Mei 2010 di Laboratorium pendidikan biologi B jurusan Biologi Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, pada pukul 13.00 - selesai.

3.2 Alat Dan Bahan
3.2.1 Alat
            Adapun alat yang dipergunakan dalam pengamatan kali ini adalah :
  • Mikroskop
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang dipergunakan dalam pengamatan kali ini adalah :
  • Preparat histology testis dan ovarium marmut

3.3 Cara kerja
Adapun cara kerja dalam praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
  1. Mengamati preparat testis marmut dibawah mikroskop
  2. Menggambar tubulus seminiferus beserta sel-sel intertisisial dan sel-sel germa yang terdapat di ruang antar tubulus
  3. Mengamati preparat ovarium marmut dibawah mikrokoskop
  4. Menggambar masing-masing folikel telur yang berkembang di dalamnya dan menyebutkan bagian-bagiannya dengan lengkap


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan
            Dari pengamatan yang telah kami lakukan maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
4.1.1 Testis Marmut
Hasil pengamatan
Berdasar literatur

(dr. H. Muki Reksoprodjo, 2008)

4.1.2 Ovarium Marmut
a. fase folikel primordial
Hasil pengamatan
Berdasar literatur














(Muchtaromah,2006)


b. fase folikel primer
Hasil pengamatan
Berdasar literatur





















(Muchtaromah,2006)


d. fase folikel sekunder
Hasil pengamatan
Berdasar literatur









Folikel de graff












(Muchtaromah,2006)




d. fase folikel tersier
Hasil pengamatan
Berdasar literatur









Folikel de graff












(Muchtaromah,2006)


e. fase folikel de graff
Hasil pengamatan
Berdasar literatur









Folikel de graff












(Muchtaromah,2006)


4.2 Pembahasan
4.2.1 Pembentukan sel kelamin jantan
            Didalam pengamatan testis marmot yang kamiamati ini dapat terlihat bagian dan tahapan-tahapan pembentukan sel kelamin jantan. Lapisan yang terlihat mulai dari dinding saluran kearah lumen adalah membrane basalis, spermatogonium, spermatosit I, spermatosit II dan spermatozoa. Spermatid tampak berbeda dari pada spermatozoa, yang dalam hal ini dapat terlihat pada panjang ekor spermatid relativ lebih pendek dari pada spermatozoa.
Proses pembentukan sperma disebut spermatogenesis. Spermatogonium yang terletak di paling luar tubulus semsiniferus dan yang melekat pada membrane basalis mengalami mitosis berulang-ulang. Ini tumbuh menjadi spermatosit, spermatid mengalami perubahan kearah spermiogenesis menjadi sperma yang dipelihara oleh sel sertoli. Satu sel sertoli memelihara berpuluh spermatid (Jasin. 1984).
            Menurut yatim (1996) spermatogenesis terjadi didalam tubulus semineferus didalam testis. Proses tersebut berlangsung mulai dari dinding tepi sampai ke lumen tubulus semineferus. Tingkat perkembangan sel germa dalam tubulus semineferus adalah sebagai berikut:
a.       Spermatogonium: ukuran relative kecil, bentuk agak oval, inti berwarna kurang terrang, terletak berderet didekat atau melekat membrane basalis.
b.      Spermatosit I: Ukuran paling besar, bentuk bulat, inti berwarna kuat, letaknya agak menjauh dari membrane basalis.
c.       Spermatosit II: Ukuran agak kecil (setengah dari spermatosit I), bentuk bulat, warna inti lebih kuat, letak semakin menjauhi membrane basalis (mendekati lumen).
d.      Spermatid: Ukuran kecil, bentuk agak oval, warna inti kuat, kadang-kadang piknotis, letak didekat lumen.
e.       Spermatozoid: Spermatozoa muda melekat secara bergerombol pada sel sertoli, yang muda terdapat pada lumen.

4.2.2 Pembentukan sel kelamin betina
Pada pengamatan preparat ovarium marmot  yang kami amati ini menunjukkan beberapa folikel yang sedang mengalami tahap perkembangan yakni dimulai dari folikel primordial yakni tahap awal perkembangan folikel, kemudian fase folikel primer, folikel sekunder, folikel tersier dan folikel  de graff (masak ).
 Oogenesis terjadi di dalam ovarium dan dilanjutkan didalam oviduct dan jika terjadi penetrasi spermatozoid. Dalam oogenesis sel germa berkembang didalam folikel-folikel sel telur, dengan tahap-tahap sebagai berikut:
a.       Folikel primordial : terdiri dari sebuah I  yang dilapisi oleh selapis sel granulose berbentuk kubus
b.      Folidel skunder : yaitu sebuah oosit I yang dilapisi beberapa lapis sel granulose
c.       Folikel tersier : yaitu terdapat beberapa antrum diantara sel granulose
d.      Folikel matang (folikel graf) : yaitu ukurannya besar, berisi cairan folikel.
Pada pria, sel benih primordial tetap berada pada stadium embrionalnya, di dalam jaringan testis, dikelilingi dengan sel-sel penunjang, sampai saat sesudah lahir dan menjelang pubertas. Diferensiasi lanjutan dari sel benih primordial dan penunjangnya baru mulai pada masa pubertas. Pada masa pubertas, sel penunjang berkembang menjadi sel-sel sustentakuler Sertoli untuk nutrisi gamet. Sel benih primordial berkembang menjadi spermatogonium kemudian menjadi spermatosit primer.Spermatosit primer ini kemudian mengadakan mitosis untuk memperbanyak diriterusmenerus(Jasin,1984).
Kemudian hasil akhir pembelahan tersebut menjalani proses miosis pertama menjadi spermatosit sekunder.Setelah itu spermatosit sekunder menjalani proses miosis kedua menjadi spermatid. Perkembangan selanjutnya dari spermatid menjadi sel sperma dewasa disebut sebagai spermiogenesis (Partodihardjo, 1992).
Pada proses spermiogenesis, terjadi beberapa proses penting Partodihardjo ( 1992).:
1. Badan dan inti sel spermatid menjadi "kepala" sperma
2. Sebagian besar sitoplasma luruh dan diabsorpsi
3. Terjadi juga pembentukan leher, lempeng tengah dan ekor
4. Kepala sperma diliputi akrosom.
Pada wanita, setelah tiba di gonad, sel benih primordial segera berdiferensiasi menjadi oogonium. Oogonium kemudian mengalami beberapa kali mitosis, dan pada akhir perkembangan embrional bulan ketiga setiap oogonium dikelilingi oleh selapis sel epitel yang berasal dari permukaan jaringan gonad, yang nantinya menjadi sel folikuler (Muchtaromah, 2007).
Sebagian besar oogonium terus mengalami mitosis, sebagian lain berdiferensiasi dan tumbuh membesar menjadi oosi tprimer, Oosit primer kemudian mengadakan replikasi DNA dan memasuki proses miosis pertama sampai tahap profase.Pada bulan ke-5 sampai ke-7, jumlah oogonium diperkirakan mencapai 5-7 juta sel. Pada saat itu sel-sel mulai berdegenerasi, sehingga banyak oogonium dan oosit primer berhenti tumbuh dan menjadi atretik. Tetapi oosit primer yang telah memasuki tahap profase miosis pertama tetap bertahan pada stadiumnya dengan dilapisi sel folikuler epitel gepeng (selanjutnya oosit primer dengan sel folikuler ini disebut sebagai folikel primordial). Folikel primordial tetap pada stadiumnya (disebut fase istirahat/ fase diktioten / diplotene stage), sampai sesudah kelahiran dan menjelang pubertas. Jumlahnya pada saat kelahiran sekitar 700 ribu - 2 juta folikel (Soewardiati, 1989).
Pada masa pubertas, sambil mulai terbentuknya siklus menstruasi, folikel primordial / oosit primer mulai melanjutkan pematangannya dengan kecepatan yangberbeda-beda. Pada saat ovulasi suatu siklus haid normal, yaitu sekitar dua minggu sebelum terjadinya perdarahan haid berikutnya, hanya satu sel folikel yang mengalami pematangan sampai tingkat lanjut dan keluar sebagai ovum yang siap dibuahi. Pertumbuhan / pematangan diawali dengan pertambahan ukuran oosit primer / folikel primordial menjadi membesar, dan sel-sel epitel selapis gepeng berubah menjadi kuboid dan berlapis-lapis (Soewardiati, 1989).
Pada tingkat pertumbuhan ini, oosit primer bersama lapisan epitelnya disebutbereda dalam stadium folikel primer. Awalnya oosit primer berhubungan erat dengan sel folikuler kuboid yang melapisinya, namun selanjutnya terbentuk suatu lapisan mukopolisakarida yang membatasi / memisahkan di antaranya, yang disebut zona pellucida. Kemudian terbentuk juga suatu rongga dalam lapisan folikuler (antrum folikuli)yang makin lama makin besar. Tetapi sel-sel folikuler yang berbatasan dengan zona pellucida oosit primer tetap utuh dan menjadi cumulus oophorus ( Mozes, 1999).
Stadium perkembangan ini disebut stadium folikel sekunder. Kemudian antrum folikuli semakin membesar, sementara bagian tepi luar lapisan folikuler mulai dilapisi oleh dua lapisan jaringan ikat yaitu teka interna (lapisan seluler, sebelah dalam, yang kemudian menghasilkan hormon estrogen) dan teka eksterna (lapisan fibrosa, sebelah luar). Pada stadium ini, folikel disebut sebagai berada dalam stadium sudah matang, disebut sebagai folikel tersier atau folikel deGraaf ( Mozes, 1999).
Setelah tercapai pematangan folikel, oosit primer memasuki pembelahan miosis kedua dengan menghasilkan dua sel anak yang masing-masing mengandung jumlah DNA sebanyak separuh sel induk (23 tunggal, ). Tetapi hanya SATU sel anak yang tumbuh menjadi oosit sekunder, sementara sel anak lainnya hanya menjadi badan kutub (polar body) yang tidak tumbuh lebih lanjut. Setelah tercapai pematangan folikel, oosit primer memasuki pembelahan miosis kedua dengan menghasilkan dua sel anak yang masing-masing mengandung jumlah DNA sebanyak separuh sel induk (23 tunggal, ) (sowardiati, 1989).


DAFTAR PUSTAKA

Anonymous. http://bio-um.blogspot.com/2007/04/Gametogenesis.html. diakses pada tanggal 9 Mei 2009

Jasin, Maskoeri. 1984. Sistematik Hewan ( Invertebrata dan Vertebrata). Surabaya: Sinar Wijaya

Muchtarromah. 2006. Panduan Praktikum SPH II. Malang: UIN Malang.
Muchtarromah. 2007. Siapakah Penentu Jenis Kelamin Bayi ?
             Malang: UIN Malang Press.
Pratiwi, 1986. Ilmu Reproduksi Hewan. Bandung : Tarsito

Partodiharjo, Suebadi. 1992. Ilmu Reproduksi Hewan. Jakarta: Mutiara Sumber Widya.
Soewardiati.1989. Reproduksi dan Embriologi, Surabaya : IKIP

0 komentar:

Posting Komentar