BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Gametogenesis merupakan proses pembentukan gamet (sel
kelamin). Proses pembentukan gamet jantan disebut spermatogenesis, sedangkan
proses pembentukan gamet betina adalah oogenesis (Yatim, 1994).
Pembentukan sel gamet jantan dan sel gamet betina adalah
awal terjadinya fertilisasi. Dimana sebelum bertemu serta terjadi peleburan
tejadi proses pematangan dari sel gamet jantan maupun sel gamet betina. Sel
gamet jantan terbentuk didalam testis dan sel gamet betina terbentuk didalam
ovarium. Dalam pengamatan kali ini, kita akan mengamati serta membuktikan
proses pembentukan sel gamet jantan maupun sel gamet betina, sesuai dengan yang
ada diliteratur maupun secara praktikum langsung.
Pada praktikum
kali ini kita akan membahas tentang proses pembentukan gamet mulai dari awal
pembentukan hingga proses pematangan (maturasi) baik pada hewan jantan maupun
betina dengan memakai preparaat histologi marmut.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan
masalah dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
- Bagaimana proses pembentukan sel kelamin jantan melalui pengamatan preparat histologis?
- Bagaimana proses pembentukan sel kelamin betina melalui pengamatan preparat histologis?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dilaksanakannya dari praktikum kali ini
adalah :
- Untuk mengetahui proses pembentukan sel kelamin jantan melalui pengamatan preparat histologis.
- Untuk mengetahui proses pembentukan sel kelamin betina melalui pengamatan preparat histologis.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Gametogenesis
Proses menghasilkan gamet matang hingga mampu membuahi
disebut gametogenesis, yang dibagi atas dua macam yatim (1994):
a. spermatogenesis yaitu pembentukan sel-sel sperma
b. oogenesis yaitu pembentukan ovum (oosit)
Pembentukan sel kelamin (gamet) dikendalikan oleh hormon
reproduksi, proses tersebut terjadi didalam alat reproduksi yang memiliki
fungsi sedemikian rupa, sehingga dapat menghasilkan sel gamet yang telah matang
serta siap dibuahi (toelihere, 1977).
Gametogenesis adalah
prose pembentukan gamet (sel kelamin). Prose pembentukan gamet jantan disebut
spermatogenesis, sedangkan proses pembentukan gamet betina disebut oogenesis.
Keseluruhan gametogenesis dibagi menjadi tiga tahap yaitu: tahap perbanyakan
(proliferasi), tumbuh dan pematangan (Muchtaromah, 2009).
2.2 Tahapan Gametogenesis
Tingkatan perkembangan sel germa dalam tubulus semiverus
adalah sebagai berikut:
1.
Spermatogonium:
ukurannya relatif kecil, bentuk agak oval, inti terwarna kurang terang,
terletak berderet didekat/ melekat membrana basalis.
2.
Spermatosit
I/ primer: ukuran paling besar, bentuk bulat,m inti terwarna kuat, letak agak
menjauh dari membrana basalis.
3.
Spermatosit
II: ukuran agak kecil (1/2x spermatosit I), bentuk bulat warna inti lebih kuat,
letak makinmenjauhi membrana basalis (mendekati lumen)
4.
Spermatid:
ukuran kecil, bentuk agak oval, warna inti kuat, kadang-kadang piknotis, letak
didekat lumen.
5.
Spermatozoid:
spermatozoa muda melekat secara bergerombol pada sel sertoli, yang muda
terletak didalam lumen (Muchtarromah, 2006).
Ovarium seperti halnya testis yang
bersangkutan dengan pembentukan gamet dan dengan pengembangan, pemeliharaan
sifat-sifat sekunder. Ovarium yang berpasangan itu agak pipih dan bulat dalam
struktur yang terletak didalam pelvis dekat ujung saluran telur yang berjumpa
(Bevelander, 1988).
Perkembangan sel germa pada
oogenium yang berkembang di dalam folikel-folikel telur dengan tingkatan
sebagai berikut:
1.
Folikel
primordial: merupakan folikel utama yang terdapat sebelum lahir. Tediri atas
sebuah oosit I yang dilapisi oleh selapis sel folikel berbentuk pipih.
2.
Folikel
tumbuh terdiri dari:
a.
Folikel
primer: terdiri dari sebuah I yang dilapisi oleh selapis sel folikel (sel
granulose) berbentuk kubus. Antara oosit dan sel-sel granulose dipisahkan oleh
zona pelucida.
b.
Folikel
skunder: terdiri dari sebuah oosit I yang dilapisi oleh beberapa lapis sel
granulose.
c.
Folikel
tersier: volume stratum granulosum yang melapisi oosit I bertambah besar atau
banyak. Terdapat beberapa celah (antrum) diantara sel-sel granulose. Jaringan
ikat stroma yang terdapay diluar stratum granulose menyusun diri membentuk teca
interna dan externa.
d.
Folikel
matang (de graaf): berukuran paling besar, antrum menjadi sebuah rongga besar,
berisi cairan folikel (liquor foliculli). Oosit dikelilingi oleh sel granulose
yang disebutv corona radiata, yang dihubungkan dengan sel-sel granulose tepi
oleh tangkai penghubung yang disebut kumulus ooforus (Muchtarromah, 2006).
Tahapan gametogenesis terjadi 3 tahap : 1) Poliferasi,
2) Meosis, 3) Transformasi. Proliferasi pembelahan gametogonia beberapa kali
secara mitosis menjadi gametosit I. Meiosis 2 tahap meosis I dan meiosis II.
Meiosis I gametosis I membelah jadi 2 gametosit II, meiosis II gemetosit II
mebelah jadi gametid. Transformasi ialah proses pematangan gametid untuk jadi
gamet. Pada ovarium gametid mendapat banyak makanan cadangan (yolk,
deutoplasma), sehingga memilki bagian kepala, leher, dan ekor (Yatim, 2007).

Gambar 2 : Perkembangan
Folicel
2.3 Tahap Perbanyakan (Proliferasi)
Proses
perbanyakan berlangsung secara mitosis berulang-ulang Gametogonium, (sel
induk gamet) membelah menjadi 2. 2 jadi 4 dan seterusnya.gametogonium ini akan
tumbuh, membesar menjadi gametosit 1 dan selanjutnya gamtosit 1 mengalami tahap
pematangan yang berlangsung secara meosis. Akhir meiosis 1terbentuk gametosit
11 , dan akhir meiosis 11 terbentuk gametid. Gametid mengalami tahap perubahan
bentuk (transformasi) menjadi gamet (Yatim, 1994).
2.4 Tahap Tumbuh
Tahap
selanjutnya gametogonium mengalami pertumbuhan, pada hewan betina oogenium
berkembang dalam organ genital yaitu ovarium yang dimulai pada fase pertama
yakni fase primordial, fase primer, fase sekunder, fase tersier, dan
perkembangan terakhir pada fase pemasakan (dee graff). Kemudian pada hewan
jantan sel-sal spermatogonia mengalami tahap perkembangan awal yaitu pada tahap
spermatost primer hingga spermatozoa yang siap membuahi (telah matang)
(Pratiwi, 1986).
2.1.3 Tahap Pematangan
Sel
gamet mengalami tahap terakhir yaitu tahap maturasi atau pematangan yang pada
hewan betina diawali oleh terovulasinya oosit dari folicel keluar menuju
oviduct, dan pada hewan jantan sel spermatogenesis mengalami perubahan pada
spermatozoa yang nantinya akan siap membuahi (Pratiwi, 1986).
2.2 Sel gamet jantan (spermatogenesis)
Merupakan pembentukan spermatozoa
dari spermatogonia (spermatogenesis) yang berlangsung pada epitel
germinal. Pembentukan spermatozoa terbagi kedalam tiga tahapan yaitu spermatosiotogenesis,
meiosis dan spermatogenesis (yatim, 1996).
Proses spermatogenesis merupakan
sebuah proses yang melalui pembelahan dan deferensiasi sel yang meliputi
pembentukan sel spermatosit primer dan sekunder dan pembentukan spermatozoa.
Spermatogenesis ini dikendalikan oleh hormon FSH dari adenihypophysa, dan
dibawah pengaruh hormon testosterone serta LH (toelihere, 1977).
Spermatogenesis terjadi secara tidak
langsung pada tubulus seminiferi yang berada didalam testis, sehingga peristiwa
tersebut disebut daur epiter seminifer. Hal ini diawali dengan proses
spermatosiotogenesis, pembelahan meiosis kemudian berakhir dengan spermiasi (dilepaskannya
spermatozoa kedalam lumen tubulus) (yatim, 1996).
2.3 Oogenesis atau Sel
Kelamin Betina
Oogenesis ini terjadi di dalam
ovarium kemudian dilanjutkan kedalam oviduct dan jika terjadi penetrasi
spermatozoid. Dalam oogenesis sel germa berkembang dalam folikel sel telur
(Muchtaromah, 2007).
Didalam
stroma terdapat folikel yang saat muda jumlahnya sangat banyak tetapi semakin
dewasa mengalami degenerasi. Sekitar 0,25 % saja folikel yang banyak mengalami
pertumbuhan sesuai dengan pertumbuhan oosit yang terkandung. Pertumbuhan
folikel ini terbagi menjadi tiga tahap yaitu
yatim (1996) :
1.
Folikel
primordial
2.
Folikel
tumbuh
3.
Folikel
graaf
Pertumbuhan ovum dipelihara oleh sel-sel folokel yang
keduanya berasal dari sl-sel epitel germinal ovarium. Ovum yang sedang tumbuh
bersama sel folikel yang memelihara dan terletak disekelilingnya, disebut
folikel telur. Ada tiga tahap pertumbuhan folokel de graff yatim (1994) :
1.
folkel graff,
ketika sel-sel folikel baru satu lapis dan gepeng
2.
folikel
graf II ketika sel-sel folikel terdiri dari beberapa lapis dan berbentuk kubus.
3.
Folikel
graff III, ketika sel-sel folikel terdiri dari banyak lapis dan memilki rongga
berisi cairan. Rongga tersebut disebut antrum dan cairan liquor folliculi,
pada tahap ini oosit terdesak ke pinggir diselaputi oleh sekelompok sel folikel
yang disebut cumulus oopharus.sel folokel pada tahap ini membentuk
lapisan yang disebut stratum granulosum karena sel-sel tersebut
bergrnula. Di luar lapian ini ada theca folliculi yang berasal dari
jaringan stroma ovarium. Lapisan ini trdiri dari dua lapis yaitu tunuca
externa sebelah luar yang mengandung
serat fibrin dan tunica intern terletak disebelah dalam.
BAB III
METODE PENGAMATAN
3.1 Waktu Dan Tempat
Praktikum ini dilakukan pada hari kamis, 7 Mei 2010 di Laboratorium pendidikan
biologi B jurusan Biologi Universitas Islam Negeri (UIN) Malang, pada pukul 13.00
- selesai.
3.2 Alat Dan Bahan
3.2.1 Alat
Adapun alat yang
dipergunakan dalam pengamatan kali ini adalah :
- Mikroskop
3.2.2 Bahan
Adapun bahan yang dipergunakan dalam pengamatan kali ini
adalah :
- Preparat histology testis dan ovarium marmut
3.3 Cara kerja
Adapun cara kerja dalam praktikum kali ini adalah sebagai
berikut :
- Mengamati preparat testis marmut dibawah mikroskop
- Menggambar tubulus seminiferus beserta sel-sel intertisisial dan sel-sel germa yang terdapat di ruang antar tubulus
- Mengamati preparat ovarium marmut dibawah mikrokoskop
- Menggambar masing-masing folikel telur yang berkembang di dalamnya dan menyebutkan bagian-bagiannya dengan lengkap
BAB
IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Pengamatan
Dari pengamatan yang telah
kami lakukan maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut:
4.1.1 Testis Marmut
Hasil pengamatan
|
Berdasar literatur
|
|
![]()
(dr. H. Muki Reksoprodjo, 2008)
|
4.1.2 Ovarium Marmut
a. fase folikel primordial
Hasil pengamatan
|
Berdasar literatur
|
|
(Muchtaromah,2006)
|
b. fase folikel primer
Hasil pengamatan
|
Berdasar literatur
|
|
(Muchtaromah,2006)
|
d. fase folikel sekunder
Hasil pengamatan
|
Berdasar literatur
|
Folikel de graff
|
(Muchtaromah,2006)
|
d. fase folikel tersier
Hasil pengamatan
|
Berdasar literatur
|
Folikel de graff
|
(Muchtaromah,2006)
|
e. fase folikel de graff
Hasil pengamatan
|
Berdasar literatur
|
Folikel de graff
|
(Muchtaromah,2006)
|
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pembentukan sel kelamin jantan
Didalam pengamatan
testis marmot yang kamiamati ini dapat terlihat bagian dan tahapan-tahapan
pembentukan sel kelamin jantan. Lapisan yang terlihat mulai dari dinding
saluran kearah lumen adalah membrane basalis, spermatogonium, spermatosit I,
spermatosit II dan spermatozoa. Spermatid tampak berbeda dari pada spermatozoa,
yang dalam hal ini dapat terlihat pada panjang ekor spermatid relativ lebih
pendek dari pada spermatozoa.
Proses pembentukan sperma disebut spermatogenesis.
Spermatogonium yang terletak di paling luar tubulus semsiniferus dan yang melekat
pada membrane basalis mengalami mitosis berulang-ulang. Ini tumbuh menjadi
spermatosit, spermatid mengalami perubahan kearah spermiogenesis menjadi sperma
yang dipelihara oleh sel sertoli. Satu sel sertoli memelihara berpuluh
spermatid (Jasin. 1984).
Menurut yatim
(1996) spermatogenesis terjadi didalam tubulus semineferus didalam testis.
Proses tersebut berlangsung mulai dari dinding tepi sampai ke lumen tubulus
semineferus. Tingkat perkembangan sel germa dalam tubulus semineferus adalah
sebagai berikut:
a.
Spermatogonium:
ukuran relative kecil, bentuk agak oval, inti berwarna kurang terrang, terletak
berderet didekat atau melekat membrane basalis.
b.
Spermatosit
I: Ukuran paling besar, bentuk bulat, inti berwarna kuat, letaknya agak menjauh
dari membrane basalis.
c.
Spermatosit
II: Ukuran agak kecil (setengah dari spermatosit I), bentuk bulat, warna inti
lebih kuat, letak semakin menjauhi membrane basalis (mendekati lumen).
d.
Spermatid:
Ukuran kecil, bentuk agak oval, warna inti kuat, kadang-kadang piknotis, letak
didekat lumen.
e.
Spermatozoid:
Spermatozoa muda melekat secara bergerombol pada sel sertoli, yang muda
terdapat pada lumen.
4.2.2 Pembentukan sel kelamin betina
Pada pengamatan preparat ovarium marmot yang kami amati ini menunjukkan beberapa
folikel yang sedang mengalami tahap perkembangan yakni dimulai dari folikel
primordial yakni tahap awal perkembangan folikel, kemudian fase folikel primer,
folikel sekunder, folikel tersier dan folikel
de graff (masak ).
Oogenesis terjadi
di dalam ovarium dan dilanjutkan didalam oviduct dan jika terjadi penetrasi
spermatozoid. Dalam oogenesis sel germa berkembang didalam folikel-folikel sel
telur, dengan tahap-tahap sebagai berikut:
a.
Folikel
primordial : terdiri dari sebuah I yang
dilapisi oleh selapis sel granulose berbentuk kubus
b.
Folidel
skunder : yaitu sebuah oosit I yang dilapisi beberapa lapis sel granulose
c.
Folikel
tersier : yaitu terdapat beberapa antrum diantara sel granulose
d.
Folikel
matang (folikel graf) : yaitu ukurannya besar, berisi cairan folikel.
Pada pria, sel benih primordial tetap berada pada
stadium embrionalnya, di dalam jaringan testis, dikelilingi dengan sel-sel
penunjang, sampai saat sesudah lahir dan menjelang pubertas. Diferensiasi
lanjutan dari sel benih primordial dan penunjangnya baru mulai pada masa
pubertas. Pada masa pubertas, sel penunjang berkembang menjadi sel-sel
sustentakuler Sertoli untuk nutrisi gamet. Sel benih primordial berkembang
menjadi spermatogonium kemudian menjadi spermatosit primer.Spermatosit primer
ini kemudian mengadakan mitosis untuk memperbanyak
diriterusmenerus(Jasin,1984).
Kemudian hasil akhir pembelahan tersebut menjalani
proses miosis pertama menjadi spermatosit sekunder.Setelah itu spermatosit
sekunder menjalani proses miosis kedua menjadi spermatid. Perkembangan selanjutnya
dari spermatid menjadi sel sperma dewasa disebut sebagai spermiogenesis
(Partodihardjo, 1992).
Pada proses spermiogenesis, terjadi beberapa proses penting Partodihardjo
( 1992).:
1. Badan dan inti sel spermatid menjadi "kepala" sperma
2. Sebagian besar sitoplasma luruh dan diabsorpsi
3. Terjadi juga pembentukan leher, lempeng tengah dan ekor
4. Kepala sperma diliputi akrosom.
Pada wanita, setelah tiba di gonad, sel benih primordial
segera berdiferensiasi menjadi oogonium. Oogonium kemudian mengalami beberapa
kali mitosis, dan pada akhir perkembangan embrional bulan ketiga setiap
oogonium dikelilingi oleh selapis sel epitel yang berasal dari permukaan
jaringan gonad, yang nantinya menjadi sel folikuler (Muchtaromah, 2007).
Sebagian besar oogonium terus mengalami mitosis,
sebagian lain berdiferensiasi dan tumbuh membesar menjadi oosi tprimer, Oosit
primer kemudian mengadakan replikasi DNA dan memasuki proses miosis pertama
sampai tahap profase.Pada bulan ke-5 sampai ke-7, jumlah oogonium diperkirakan
mencapai 5-7 juta sel. Pada saat itu sel-sel mulai berdegenerasi, sehingga
banyak oogonium dan oosit primer berhenti tumbuh dan menjadi atretik. Tetapi
oosit primer yang telah memasuki tahap profase miosis pertama tetap bertahan
pada stadiumnya dengan dilapisi sel folikuler epitel gepeng (selanjutnya oosit
primer dengan sel folikuler ini disebut sebagai folikel primordial). Folikel
primordial tetap pada stadiumnya (disebut fase istirahat/ fase diktioten /
diplotene stage), sampai sesudah kelahiran dan menjelang pubertas. Jumlahnya
pada saat kelahiran sekitar 700 ribu - 2 juta folikel (Soewardiati, 1989).
Pada masa pubertas, sambil mulai terbentuknya siklus
menstruasi, folikel primordial / oosit primer mulai melanjutkan pematangannya
dengan kecepatan yangberbeda-beda. Pada saat ovulasi suatu siklus haid normal,
yaitu sekitar dua minggu sebelum terjadinya perdarahan haid berikutnya, hanya
satu sel folikel yang mengalami pematangan sampai tingkat lanjut dan keluar
sebagai ovum yang siap dibuahi. Pertumbuhan / pematangan diawali dengan
pertambahan ukuran oosit primer / folikel primordial menjadi membesar, dan
sel-sel epitel selapis gepeng berubah menjadi kuboid dan berlapis-lapis
(Soewardiati, 1989).
Pada tingkat pertumbuhan ini, oosit primer bersama
lapisan epitelnya disebutbereda dalam stadium folikel primer. Awalnya oosit
primer berhubungan erat dengan sel folikuler kuboid yang melapisinya, namun
selanjutnya terbentuk suatu lapisan mukopolisakarida yang membatasi /
memisahkan di antaranya, yang disebut zona pellucida. Kemudian terbentuk juga
suatu rongga dalam lapisan folikuler (antrum folikuli)yang makin lama makin
besar. Tetapi sel-sel folikuler yang berbatasan dengan zona pellucida oosit
primer tetap utuh dan menjadi cumulus oophorus ( Mozes, 1999).
Stadium perkembangan ini disebut stadium folikel
sekunder. Kemudian antrum folikuli semakin membesar, sementara bagian tepi luar
lapisan folikuler mulai dilapisi oleh dua lapisan jaringan ikat yaitu teka
interna (lapisan seluler, sebelah dalam, yang kemudian menghasilkan hormon
estrogen) dan teka eksterna (lapisan fibrosa, sebelah luar). Pada stadium ini,
folikel disebut sebagai berada dalam stadium sudah matang, disebut sebagai
folikel tersier atau folikel deGraaf ( Mozes, 1999).
Setelah tercapai pematangan folikel, oosit primer
memasuki pembelahan miosis kedua dengan menghasilkan dua sel anak yang
masing-masing mengandung jumlah DNA sebanyak separuh sel induk (23 tunggal, ). Tetapi
hanya SATU sel anak yang tumbuh menjadi oosit sekunder, sementara sel anak
lainnya hanya menjadi badan kutub (polar body) yang tidak tumbuh lebih lanjut. Setelah
tercapai pematangan folikel, oosit primer memasuki pembelahan miosis kedua
dengan menghasilkan dua sel anak yang masing-masing mengandung jumlah DNA
sebanyak separuh sel induk (23 tunggal, ) (sowardiati, 1989).
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. http://bio-um.blogspot.com/2007/04/Gametogenesis.html. diakses pada tanggal 9 Mei 2009
Jasin, Maskoeri. 1984. Sistematik
Hewan ( Invertebrata dan Vertebrata). Surabaya: Sinar Wijaya
Muchtarromah. 2006. Panduan
Praktikum SPH II. Malang: UIN Malang.
Muchtarromah. 2007. Siapakah
Penentu Jenis Kelamin Bayi ?
Malang:
UIN Malang Press.
Pratiwi, 1986. Ilmu Reproduksi Hewan.
Bandung : Tarsito
Partodiharjo, Suebadi. 1992. Ilmu Reproduksi Hewan.
Jakarta: Mutiara Sumber Widya.
Soewardiati.1989. Reproduksi dan
Embriologi, Surabaya : IKIP
0 komentar:
Posting Komentar