BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari ciri-ciri fisik tumbuhan baik dari segi jenis daun maupun batang. Ilmu tersebut perlu di pelajari, karena merupakan dasar dari penerapan pemanfaatan tumbuhan bagi kehidupan manusia. Selain itu juga dapat di terapkan untuk memecahkan masalah dalam bidang pelestarian keanekaragaman hayati. Dan di dunia ini tidak ada kehidupan bila tidak ada tumbuhan. Semua bagian tubuh tumbuhan yang secara langsung ataupun tidak langsung berguna untuk menegakkan kehidupan tumbuhan, yaitu yang terutama berguna untuk penyerapan, pengolahan, pengangkutan, dan penimbunan zat-zat makanan.
Ilmu tumbuhan atau morfologi tumbuhan mempelajari bentuk dan susunan luar tubuh-tumbuhan,maka dalam praktikum ini praktikan mempelajari dan mengamati tentang bunga, yang khususnya mengenai bunga tunggal dan bunga majemuk. Karena pada beberapa tumbuhan atau hampir semua tumbuhan memiliki bunga yang berbeda baik itu bunga tunggal dan bunga majemuk, bahkan ada beberapa bunga dari tumbuhan yang memiliki susunan bunga lengkap dan bunga tidak lengkap. Semua bunga itu mudah di temukan pada kehiduopan sehari-hari, ataupun pada tanaman hias, tapi sering kita tidak perhatikan tentang susunannya baik itu putik, kepala putik, benang sari, tangkai sari dan lain-lain. Praktikum kali ini akan mengamati bunga soka, bunga bougenville, bunga putri malu, bunga merak, bunga sepatu. Oleh karena itu pada pengamatan ini akan mengamati semua bunga-bunga itu serta menbahasnya. Hal tersebut di lakukan, karena banyak praktikan atau individu yang belum mengetahui bagian-bagian, jenis bunga, tempat tubuh bunga, serta selama ini kita hanya mengenal kata-kata tentang bunga dan keindahannya tersebut tetapi belum mengetahui secara jelas susunan dari bunga. Sehingga dalam kesempatan praktikum ini akan di amati tentang bunga tunggal dan bunga majemuk.
1.2 Tujuan
Mengetahui bermacam-macam susunan bunga tunggal dan bunga majemuk
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Bunga adalah alat pembiakan Angiospermae (spermatophyta biji tertutup, terdiri dari monokotil dan dikotil). Terdapat dua jenis bunga yaitu bunga uniseksual dan biseksual. Uniseksual yaitu jika pada satu bunga hanya ada salah satu jenis alat pembiakan, disebut bunga jantan dan betina sedangkan bunga biseksual yaitu jika pada satu bunga hadir kedua jenis alat pembiakan, berarti bunga jantan dan betina gabung dalm satu bunga (Sujana, 2007).
Menurut Imam (1983), dilihat dari alat kelaminnya bunga dibedakan menjadi:
1) Dua jenis kelamin (bisexsual), yaitu pada satu bunga terdapt alat kelamin jantan dan betina.
2) Satu jenis kelamin (unisexsual), yaitu pada satu bunga hanya terdapat alat kelamin jantan saja atau alat kelamin betina saja. Jika bunga jantan dan betina pada satu pohon disebut berumah satu (monoccious), sedangkan jika bunga jantan dan betina pada pohon yang berlainan dinamakan berumah dua (dioccious).
Alat perkembangbiakan generatif itu bentuk dan susunannya berbeda-beda menurut jenis tumbuhan, tetapi bagi tunbuhan yang berbiji itu lazimnya merupakan bagian tumbuhan yang kita kenal sebagai bunga (Tjitrosoepomo, 1985).
Suatu bunga majemuk harus bisa dibedakan dari cabang yang mendukung sejumlah bunga di ketiaknya. Pada suatu cabang dengan sejumlah bunga di ketiak jelas kelihatan, bahwa diantara bunga-bunganya sendiri yang terdapat pada cabang itu terdapat daun-daun biasa yang berguna untuk berasimilasi. Pada suatu bunga majemuk sumbu yang mendukung bunga-bunga yang telah berkelompok itu tidak lagi berdaun atau jika ada daunnya daun-daun tadi telah mengalami metamorfosis dan tidak lagi berguna sebagai alat untuk asimilasi (Tjitrosoepomo, 1985).
Pada suatu bunga majemuk lazimnya dapat dibedakan bagian-bagiannya antara lain:
- Bagian-bagian yang bersifat seperti batang atau cabang, yaitu: ibu tangkai bunga (peduncullus, peduncullus communis atau rhachis), tangkai bunga (pedicullus) dan dasar bunga (receptaculum).
- Bagian bagian yang bersifat daun, yaitu: daun-daun pelindung (bractea), daun tangkai (bracteola), seludang bunga (spata), daun-daun pembalut (bractea involucralis atau involucrum), kelopak tambahan (epicalyx), daun-daun kelopak (sepalae), daun-daun mahkota (petalae), daun-daun tenda bunga (tepalae), benag-benang sari (stamina) dan daun-daun buah (carpella) (Tjitrosoepomo, 1985).
Pada tumbuhan ada kalanya hanya terdapat satu bunga saja misalnya bunga coklat (Zephiranthus rosea), maka bunga yang hanya menghasilkan satu bunga dalam satu pohon ini disebut bunga tunggal atau tumbuhan berbunga tunggal (Tjitrosoepomo, 1985).
Ada banyak parameter yang berbeda yang digunakan dalam klasifikasi bunga diantaranya dengan melihat anatomi pada susunan bunga dikenal dengan morfologi bunga. Berdasarkan klasifikasi mahkota bunga yaitu (Adisoemarto, 1997):
1. Sympetalous : bunga yang masuk dalam grup ini memiliki kelopak bunga yang menempel, baik sebagian ataupun seluruhnya.
2. Polypetalous : bunga yang masuk dalam grup ini memiliki kelopak bunga yang terpisah.
3. Actinomorphic : bunga yang datang dalam grup ini memiliki karakteristik radial simetri. Bunga dapat dibagi menjadi dua bagian identik sepanjang poros imajiner apapun melalui pusat. Ini adalah lanjutan diklasifikasikan sebagai saluran berbentuk, berbentuk tabung dan berbentuk lonceng (sempit daripada berbentuk tabung, yang berbentuk seperti lonceng).
4. Zygomorphic : menampilkan bunga simetri bilateral. Bunganya berbibir dua, bibir atas merupakan gabungan dua kelopak, dan bibir bawah gabungan tiga kelopak.
Berdasarkan klasifikasi posisi bunga yaitu (Muladno, 2002):
1. Terminal – Dalam grup ini, bunga atau kelompok bunga muncul pada ujung sumbu atau cabang, seperti Magnolia grandiflora (Magnolia selatan) dan Nerium oleander.
2. Axillary – bunga atau kelompok bunga yang dibawa di persimpangan dari batang atau poros dan daun, seperti Catharanthus roseus (periwinkle), Callicarpa mericana (beautyberry), dan kembang sepatu rosa-sinensis (bunga raya)
Berdasarkan klasifikasi cabang dan susunan bunga yaitu (Muladno, 2002) :
1. Tunggal : Dalam grup ini, satu bunga hadir di ujung gagang bunga, tangkai yang panjang atau cabang dari sumbu utama tanaman. Contohnya seperti tulip dan Magnolia grandiflora (selatan magnolia).
2. Cluster : Dalam hal ini, tiga atau lebih bunga berkumpul bersama-sama dalam formasi sederhana atau dengan cara bercabang. Contohnya adalah Ligustrum japonicum (ligustrum), Pentas spp. (Pentas), Mangifera indica (mango), Pyracantha coccinea (firethorn), dan Dianthus barbatus (sweet William).
3. Inflorescence (susunan bunga) : Istilah umum yang digunakan untuk rangkaian bunga atau kelompok bunga . Ada bermacam-macam tampilan di antara berbagai jenis bunga, tapi tetap beberapa karakteristik yang sama untuk jenis tertentu dan mereka sangat berguna dalam identifikasi spesies. Mereka diklasifikasikan lebih lanjut ke dalam jenis racemose dan jenis cymose.
Bunga adalah struktur pembiakan pada tumbuhan berbunga, yaitu tumbuhan-tumbuhan dalam divisi Magnoliophyta. Bunga mengandung organ-organ tumbuhan, dan fungsinya ialah untuk menghasilkan biji-biji melalui pembiakan. Untuk tumbuhan-tumbuhan yang bertaraf lebih tinggi, biji-biji merupakan generasi berikutnya, dan bertindak sebagai cara yang utama untuk penyebaran individu-individu spesies secara luas. Selepas persenyawaan, sebagian dari bunga itu akan berkembang menjadi buah yang mengandung biji-biji (Anonymous, 2009).
Pada umumnya bunga terdiri dari 4 bagian bunga dan tempatnya berturut-turut dari tepi luar bunga bagian tengah kaliks (kelopak), corolla (mahkota), andresium (kelamin jantan), ginesium (kelamin betina) (Savitri, 2005).
Bunga terdiri atas sebuah sumbu yang padanya organ-organ bunga yang lain tumbuh. Bagian dari sumbu yang merupakan ruas yang berakhir dengan tangkai bunga (pedisel). Ujung distal pedisel ini mengembang dengan panjang yang beragam dan bagian ini disebut reseptakael bunga (talamus). Organ-organ bunga melekat pada reseptakel. Sebuah bunga yang khas mempunyai empat macam organ. Organ-organ yang paling luar adalah sepal yang secara bersama-sama membentuk kaliks yang biasanya berwaran hijau dan ditemukan paling rendah kedudukannya pada reseptakel. Disebelah dalam sepal adalah corolla yang terdiri atas petal, pada umumnya berwarna yang membentuk perhiasan bunga. Bila semua perhiasan bunga itu sama, mereka disebut tepal. Di dalam perhiasan bunga dijumpai dua macam organ reproduksi, yang sebelah luar disebut stamen yang bersma-sama membentuk androsium, dan sebelah dalam di sebut karpel yang membentuk ginesium (Fahn, 1991).
Menurut sifat bunga majemuk maka dibedakan dalam tiga golongan (Lakitan, 2007) :
1. Bunga majemuk tak terbatas (Inflorescentia racemosa atau Inflorescentia centripeta) yaitu bunga mejemuk yang ibu tangkainya dapat tumbuh terus.
2. Bunga majemuk berbatas (Inflorescentia cymosa atau Inflorescentia definita) yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya selalu ditutup dengan suatu bunga, jadi ibu tangkai mempunyai pertumbuhan yang terbatas. Melihat jumlah cabang pada ibu tangkai, bunga majemuk berbatas dibedakan dalam tiga kategori:
a. Monochasial, jika ibu tangkai hanya memiliki satu atau lebih dari dua cabang tapi tidak pernah berhadapan dan yang satu lebih besar. Cabang yang besar kemudian mengeluarkan satu cabang.
b. Dichasial, yaitu ibu tangkai mengeluarkan cabang yang berhadapan.
c. Pleiocasial, jika ibu tangkai keluar ebih dari dua cabang pada satu tempat yang sama tingginya pada ibu tagkai tadi.
3. Bunga majemuk campuran (Inflorescentia mixta) yaitu bung majemuk yang memperlihatkan sifat baik bunga mejemuk tak terbatas maupun majemuk tak terbatas.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil Pengamatan
3.1.1 Bunga Soka (Lxora hybrida)
Hasil Pengamatan | Berdasarkan Literatur |
| (www. Poxsai.Com) |
Keterangan :
Ø Termasuk bunga majemuk (Inflorescentia)
Ø Termasuk bunga tidak lengkap (flos incompletus)
Ø Bagian-bagian : 1. Mahkota (corolla)
2. benang sari
Ø Tumbuh pada ujung ibu tangkai
Ø Termauk bunga malai rata (coymbus ramosus)
3.1.2 Bunga Merak (Caesalpinia pulchemma)
Hasil Pengamatan | Berdasarkan Literatur |
| (www. Poxsai. Com) |
Keterangan :
Ø Termasuk bunga majemuk tak terbatas (inflorescentia racemosa)
Ø Termasuk bunga tidak lengkap (flos incompletus)
Ø Bagian-bagian : 1. Tangkai putik
2. Kepala putik
3. Tangkai sari
4. Benang sari (androecium)
5. Daun mahkota (petala)
6. Tangkai bunga (pedicellus)
Ø Tumbuh pada ujung ibu tangkai
Ø Termasuk bunga tandon (racemus)
3.1.3 Bunga Bougenville (Bougainvillea spectabilis)
Hasil Pengamatan | Berdasarkan Literatur |
| (www. Poxsai. Com) |
Keterangan :
Ø Termasuk bunga majemuk tak terbatas (inflorescentia racemosa)
Ø Termasuk bunga tidak lengkap (flos incompletus)
Ø Tumbuh pada ketiak daun
Ø Bagian-bagian : 1. Tenda bunga (perigonium)
2. Bunga (flos)
3. Tangkai (petiolus)
4. kepala putik
5.tangkai putik
6.benang sari (androecium)
7. tangkai sari
Ø Tumbuh pada tenda bunga
Ø Termasuk tenda bunga
3.1.4 Bunga Putri Malu (Mimosa pudica)
Hasil Pengamatan | Berdasarkan Literatur |
| (www. Poxsai.Com) |
Keterangan :
Ø Termasuk bunga majemuk (Anthotaxis)
Ø Majemuk tak terbatas (inflorescentia racemosa)
Ø Termasuk bunga tidak lengkap (flos incompletus)
Ø Bagian-bagian : 1. Benang sari (androecium)
2. sisik (lepis)
Ø Tumbuh pada ketiak
Ø Merupakan bunga bongkol (capitulum)
3.1.5 Bunga Sepatu (Hibiscus rosa sinensis)
Hasil Pengamatan | Berdasarkan Literatur |
| (www. Poxsai. Com) |
Keterangan :
Ø Termasuk bunga tunggal
Ø Termasuk bunga lengkap (flos completus)
Ø Bagian-bagian : 1. Kepala putik
2. Benang sari (androecium)
3. Daun mahkota (petala)
4. Kelopak (kalyx)
5. Daun kelopak (sepala)
6. Tangkai bunga (pedicellus)
7. Tangkai sari
8. Tangkai putik
Ø Tumbuh pada ketiak daun
3.2 Pembahasan
3.2.1 Bunga Putri Malu (Mimosa pudica)
Berdasarkan hasil pengamatan, bunga putri malu termasuk bunga majemuk (inflorescentia). Bunga majemuk ini mempunyai dua sifat yaitu bunga majemuk terbatas dan bunga majemuk tak terbatas. Pengamatan yang didapatkan bahwa bunga putri malu ini termasuk dalam bunga majemuk tak terbatas (inflorescentia racemosa), hal ini di karenakan ibu tangkainya tumbuh terus menerus tanp adanya batasan. Akan tetapi bunga putri malu termasuk bunga tidak lengkap, karena hanya memiliki bagian-bagian benang sari dan sisik. Sedangkan persyaratan bunga lengkap yaitu memiliki kelopak, mahkota, benang sari dan putik. Bunga tumbuh pada ketiak tangkai bunga. Bentuk bunga putri malu sangat unik, karena bentuknya bulat menyerupai bola dan mempunyai sisik (palae), sehingga disebut bunga bongkol (capitulum). Bunganya berwarna ungu, serta ukuran kelopaknya sangat kecil.
Berdasarkan literatur, Wardana (2002) menyatakan bahwa bunga bongkol (capitulum) merupakan bunga majemuk yang menyerupai bunga cawan, tetapi tanpa daun-daum pembalut, dan ujung ibu tangkai biasanya membengkak, sehingga bunga majemuk seluruhnya berbentuk seperti bola. Bunga-bunga yang duduk di bagian yang membengkak tadi sering kali mempunyai sisik (palea) pada pangkal, jadi sisik itu terletak pada bongkolnya (ujung ibu tangkai yang membengkak tadi). Bentuk bunga majemuk yang demikian ini umum terdapat pada rtumbuhan suku Mimosaceae misalnya lamtoro, petai dan sikejut.
Bunga rumput putri malu (Mimosa pudica L), rumput yang sering kita temui tumbuh liar ditanah-tanah tak terurus, di jalan-jalan desa, atau mungkin tumbuh di halaman rumah kita. Ternyata dari rumput liar ini tak disangka memiliki bunga yang amat cantik dengan benang sari yang menjulang membentuk bola dan darinya tak nampak kelopak bunga (Zohrah, 2001).
3.2.2 Bunga Sepatu (Hisbiscus rosa sinensis)
Berdasarkan hasil pengamatan, bunga sepatu terdiri dari beberapa helai daun kelopak yang dilindungi oleh kelopak tambahan (epicalyx) sehingga terlihat seperti dua lapis kelopak bunga. Mahkota bunga terdiri dari beberapa lembar. Bagian-bagian dari bunga sepatu ini yaitu kepala putik, benang sari, daun mahkota, tangkai bunga, tangkai sari dan tangkai putik. Tangkai putik berbentuk silinder panjang dikelilingi tangkai sari berbentuk oval yang bertaburan serbuk sari. Hibiscus rosa sinensis termasuk kedalam kelompok bunga sempurna atau bunga lengkap (Flos complektus) karena memenuhi persyaratan bunga lengkap, yang mana bunga sepatu ini terdiri atas lingkaran daun kelopak (Sapalae), lingkaran daun mahkota (Corolla), benang sari (Stamen) dan putik (Pisitillum). Bunga Hibiscus
Berdasarkan literatur, Anonim (1992) menyatakan bahwa pada suatu tumbuhan ada kalanya hanya terdapat satu bunga saja, misalnya bunga cokelat. Jika pada suatu tumbuhan hanya memiliki satu bunga saja, biasanya bunga itu terdapat pada ujung batang, jika bunganya banyak, dapat sebagian bunga-bunga tadi terdapat dalam ketiak-ketiak daun dan sebagian pada ujung batang atau cabang-cabang.
Kembang sepatu (Hibiscus rosa-sinensis L.) adalah tanaman semak suku Malvaceae yang berasal dari Asia Timur dan banyak ditanam sebagai tanaman hias di daerah tropis dan subtropis. Bunga besar, berwarna merah dan tidak berbau. Bunga dari berbagai kultivar dan hibrida bisa berupa bunga tunggal (daun mahkota selapis) atau bunga ganda (daun mahkota berlapis) yang berwarna putih hingga kuning, oranye hingga merah tua atau merah jambu.
Di Sumatera dan Malaysia, kembang sepatu disebut bunga raya. Bunga ini ditetapkan sebagai bunga nasional Malaysia pada tanggal 28 Juli 1960. Orang Jawa menyebutnya kembang worawar (Bahri, 2002)
3.2.3 Bunga Merak ( Caesalpania pulchemma)
Berdasarkan hasil pengamatan, bunga merak termasuk bunga majemuk, yang tergolong pada bunga majemuk tak terbatas (Inflorescentia cymosa), hal ini dikarenakan ujung ibu tangakai tanaman merak yang selalu dapat tumbuh terus, dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak. Sehingga tidak menghambat pertumbuhan ibu tangkai. Letak bunga tumbuh pada ujung batang atau ujung ibu tangkai (Flos terminalis). Bunga sepatu termasuk bunga tandan, karena maing-masing cabang mendukung satu bunga pada ujungnya. Bagian-bagian yang dimiliki bunga merak adalah tangkai putik, kepala putik, tangkai sari, benang sari (androecium), daun mahkota (petala), tangkai bunga (pedicellus). Bagian-bagian pada bunga merak tersebut kurang memenuhi persyaratan, sehingga bunga merak termasuk bunga tidak lengkap (flos incompletus).
Berdaarkan literatur, Hidayat (1995) menyatakan bahwa bunga majemuk tak berbatas merupakan bunga majemuk yang ujung ibu tangkainya dapat tumbuh terus dengan cabang-cabang yang dapat bercabanng lagi atau tidak, dan mempunyai susunan “acropetal” (semakin muda semakin dekat dengan ujung ibu tangkai), dan bunga-bunga pada bunga majemuk ini mekar berturut-turut dari bawah ke atas. Jika ujung ibu tangkai tidak mendukung suatu bunga, tampaknya seakan-akan bunga majemuk ini tidak berbatas, lagi pula jika di lihat dari atas, nampak bunga mulai mekar dari pinggir dan yang terakhir mekarnya adalah bunga yang menutup ibu tangkainya.
Merupakan bunga majemuk dengan karangan bunga berbentuk tandan (racemus) dan termasuk kedalam bunga bisexualis. Perhiasan bunga berupa corolla dan calyx. Calyx terdiri dari 5 sepal yang lepas. Corolla berbentuk kupu-kupu terdiri dari 5 petal yang saling lepas, 1 petal yang besar disebut bendera atau vexilum, 2 sayap atau ala, 2 tunas atau carina satu sama lain terpisah warnanya putih. Benang sari atau stamen jumlahnya 10, 9 bersatu dan 1 buah lepas (diadelpus) semuanya sama panjang. Putik atau pistilum berjumlah 1 dengan letak ovarium superum terdiri dari 1 loculus dan 1 carpelum, jumlah ovulum bisa 1 sampai banyak ovulum dengan letak ovulum parietalis (Anonim, 1992).
3.2.4 Bunga Soka (Lxora hybrida)
Berdasarkan hasil pengamatan, bunga soka termasuk bunga majemuk, karen pada tumbuhan dihasilkan lebih dari satu bunga dan termasuk bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa) yaitu bunga majemuk yang ibu tangkainya dapat tumbuh terus dengan cabang-cabang yang dapat bercabang lagi atau tidak, bunga majemuk ini mekar berturut-turut dari bawah ke atas. Bertipe malai rata (corymbus ramosus), letak bunga pada ujung ibu tangkai atau ujung batang (flos terminalis) dan termasuk bunga tidak lengkap (flos incompletus) yaitu bunga yang hanya terdiri dari mahkota dan benang sari.
Bunga soka (Ixora hybrida) adalah salah satu jenis bunga yang biasa ditanam sebagai salah satu tanaman hias. Bunga ini mempunyai warna merah, berjenis bunga majemuk dan bertipe malai rata (corymbus ramosus), bunganya tersusun secara menggerombol dan tidak terpisah-pisah pada pohonnya dan biasanya bunga terletak pada bagian ujung batang suatu pohon. Soka yang asli bisa tumbuh mencapai 3 m dengan batang berzat kayu keras. Beragam warna bunga soka yang sering terlihat sekarang ini merupakan hasil persilangan. Pohonnya tegak, berdaun rimbun, dengan banyak batang dan ranting. Bunganya unik, bergerombol membentuk bola, terdiri dari puluhan kuntum kecil setiap tangkainya. Warna bunga soka menarik : merah, jingga, kuning pucat, kuning, pink, dan putih. Soka bisa ditanam sendiri atau bila dijajarkan dapat berfungsi sebagai tanaman pagar. Soka tidak memerlukan perawatan khusus. Asal cukup air dan sinar matahari, bunganya akan muncul maksimal. Bisa tumbuh di dataran tinggi atau rendah. Pembiakannya cukup dengan setek atau cangkok. Dalam jambangan bunganya bisa bertahan 4-5 hari, asal pada waktu memotong pilih yang masih banyak kuncupnya (Anonim, 1992).
|
Pernyataan ini diperkuat oleh Steenis (1987), yang menyatakan bahwa bunga soka ini mempunyai bau yang harum. Tersusun dalam malai rata (corymbus ramosus) yang bertangkai, duduk atau bertangkai pendek, pada ujung tangkai dengan dua anak pelindung kecil. Kelopak bentuk , lonceng, 1,5 cm tingginya, gundul; gigi bentuk segitiga, . mahkota bentuk terompet, putih; tabung langsing, taju runcing, membentang lebar atau membalik kembali. Benang sari 4, bertancap pada leher; tangkai sari pendek. Kepala putik tidak atau sedikit bertaju.
3.2.5 Bunga Bougenville (Bougainvillea spectabilis)
Berdasarkan hasil pengamatan, bunga bougenville termasuk bunga majemuk tak terbatas dan tumbuh pada ketiak daun. Bagian-bagian dari bunga bougenville yaitu tenda bunga, bunga, tangkai, kepala putik, tangkai putik, benang sari, dan tangkai sari. Dengan bagian-bagian seperti itu, bunga bougenville tergolong bunga tidak lengkap. Bunga bougenville dapat dibilang bunga yang unik, karena bunganya tumbuh pada tenda bunga (perigonium). Jadi untuk melihat organ-organ bunga, bunga tersebut harus di lepaskan dari tendanya kemudian dibedah, sehingga akan terlihat semua organ-organnya.
Berdasarkan literatur, Katzer (2002) menyatakan bahwa disamping bunganya yang indah dan warnanya yang beranekaragam, bougenville juga mempunyai bentuk yang unik dan dapat dikreasikan sesuai dengan keinginan kita. Tidak hanya disukai karena ragam warnanya. Bougenville banyak dimanfaatkan untuk membuat kanopi atau menutupi pagar. Tanaman bernama latin Bougainvillea ini sangat mudah ditemui. Ia ditanam di hampir setiap halaman dan taman. Selain karena ragam warnanya, Bougenville banyak disuka karena tak sekadar mempercantik taman. Ia bisa dijadikan kanopi atau untuk pagar. Kelopak bunga Bougenville yang berwarna-warni itu sebetulnya merupakan daun yang berubah bentuk dan warna. Para ahli tanaman menyebut kelopak bunga Bougenville sebagai daun generatif. Perubahan bentuk daun merupakan bagian dari proses penyerbukan.
Pada suatu bunga sering kali tidak kita dapati hiasan bunganya. Bunga yang demikian dinamakan bunga telanjang (flos nudus), misalnya pada patikan, atau hiasan bunga tadi tidak dapat dibedakan dalam kelopak dan mahkotanya, dengan lain perkataan kelopak dan mahkota sama, baik bentuk maupun warnanya. Hiaan bunga yang demikian sifatnya dinamakan tenda bunga (perigonium) yang terdiri atas sejumlah daun tenda bunga (tepala) (Tjitrosoepomo, 1985).
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa :
1. Bunga putri malu (Mimosa pudica) adalah bunga majemuk dan termasuk bunga majemuk tak berbatas (inflorescentia racemosa). Bertipe bongkol (capitulim), letak bunga di ketiak dan termasuk bunga tidak lengkap (flos incompletus) yaitu bunga yang salah satu bagian hiasan bunganya atau salah satu alat kelaminnya tidak ada, hanya terdiri dari benang sari dan sisik.
2. Bunga Sepatu (Hisbiscus rosa sinensis) merupakan bunga tunggal dan tidak lenglap (flos incompletus), timbuh pada ketiak daun.
3. bunga merak (Caesalpinia pulchemma) merupakan bunga majemuk tak terbatas yang tergolong bunga tandan (racemus) dan tidak lengkap (flos incompletus). Tumbuh pada ujung ibu tangkai (flos terminalis).
4. Bunga Soka (Lxora hybrida) merupakan bunga majemuk dan bunga tidak lengkap, hanya memiliki bagian mahkota dan benang sari. Bunga tumbuh pada ujung ibu tangkai. Bertipe bunga malai rata (coymbus ramosus).
5. Bunga Bougenville (Bougainvillea spectabilis), merupakan bunga majemuk yang tergolong majemuk tak terbatas serta bunga tidak lenglap. Bunga tumbuh pada tenda bunga.
4.2 Saran
Prakikum bunga tunggal dan bunga majemuk ini berjalan dengan lancar, dan asisten pendamping telah mendampingi dan memberi penjelasan dengan baik serta praktikan telah terkontrol. Akan tetapi pada saat menjelaskan antara pendapat masing-masing asisten tidak sama, hal ini akan membuat praktikan bingung. Oleh karena itu di harapkan asisten mendiskusikan terlebih dahulu, agar tidak terjadi pro-kontra. Terima kasih atas dampingan asisten.
DAFTAR PUSTAKA
Adisoemarto, S. dan Y.R. Suhardjono. 1997. Arah Pengembangan Biosistematika
di Indonesia. Jurnal Perlindungan Tanaman
Anonim. 1992. Strategi Keanekaragaman Hayati Global. WRI : IUCN.UNEP
Anonymous. 2009. http//www. Morfologi Flos. Com. Diakses pada tanggal 2 Desember 2009. Pukul 15.00 WIB
Bahri, S. 2002. Materi Kuliah pada Workshop on “Grain and Feed Quality”,
Fahn. A. 1992. Anatomi Tumbuhan Edisi Ketiga. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi tumbuhan berbiji. Bandung : ITB
Imam, M. 1983. Biologi Umum. Malang: UB Press
Katzer. 2002. Struktur Tanaman Hias. Jakarta : erlangga
Lakitan. 2007. Identifikasi Bunga. Jakarta : PT rineka cipta
Muladno. 2002. Seputar Teknologi Rekayasa Genetika. Bogor :Pustaka Wirausaha Muda
Poxsai. 2009. http//www. Image flos. Com. Diakses pada tanggal 2/12/09. Pukul 15.00 WIB
Savitri, Evika Sandi. 2005. Anatomi Tumbuhan. Malang: Universitas Islam Negeri Malang.
Sujana,Arman. 2007. Kamus Lengkap Biologi . Jakarta : Mega Aksara
Steenis,Van. 1987.Flora.J akarta: PT Prajna Paramita
Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogjakarta : UGM Press
Wardana, H.D. 2002. Pemanfaatan plasma nutfah dalam industri jamu dan kosmetika alami. Makalah Seminar Nasional Pemanfaatan dan Pelestarian Plasma nutfah. IPB
Zohrah. 2001. Bioteknologi dan Biosefti Dalam Rampak Serantau. Sariyan, A (Ed.). Pusat Fotostat.